Judul: A monster Calls (Panggilan Sang Monsters)
Pengarang: Patrick Ness
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Nadya Andwiani
Jumlah halaman: 216 halaman
ISBN: 978-602-03-2081-6
Cetakan 1, Februari 2016
Segmen: Anak-anak, semua umur
Genre: Fantasi, magical realism
"Kisah adalah sesuatu yang paling liar, derum sang monster. Kisah itu mengejar, menggigit, dan memburu.”
Jujur,
saya bingung bagaimana menulis review mengenai buku ini, karena menurut saya
buku ini sudah sempurna. Satu-satunya komentar yang ingin saya berikan adalah A
Monster Calls buku yang sangat bagus dan saya merekomendasikan kepada siapa pun
untuk membacanya.
Namun
tentu saja, bila saya hanya memberi komentar seperti itu, orang tidak akan
cukup tertarik untuk membacanya. Karena saya yakin, kalian para pembaca butuh
ulasan cerita atau kisah yang dapat membuat kalian penasaran dan jadi tertarik.
Ini kisah tentang Conor O’Malley, anak laki-laki berusia 13 tahun yang sedang berjuang menghadapi mimpi buruk paling menakutkan dalam hidupnya. Mimpi buruk yang saking menakutkannya, mati-matian Conor berusaha menghindarinya, namun mimpi buruk itu tak kunjung hilang dan semakin menghantui Conor. Suatu malam saat Conor terjaga, ia didatangi oleh sesosok monster pohon yang sangat besar.
Meski
rupa sang monster seram dan mengancam sama seperti rupa monster pada umumnya,
namun sang monster juga tidak seperti monster kebanyakan. Sebab sang monster
menawarkan sesuatu untuk Conor yaitu ia akan menceritakan 3 kisah dan sebagai gantinya, Conor harus
menceritakan kisah keempat.
Bagi
Conor kehadiran sang monster tidak menakutkan. Conor sudah pernah melihat yang
lebih buruk. Sebab dalam kehidupannya Conor telah mengalami berbagai macam kisah
buruk. Ayah dan ibunya bercerai saat ia kecil. Kemudian ayahnya pergi
meninggalkan Conor ke tempat yang jauh untuk memulai kehidupan baru bersama keluarga
barunya. Conor tidak pernah menyukai neneknya yang terlalu dominan dan suka
mengatur. Conor tidak punya teman di sekolah dan semua orang menjauhinya. Namun
yang paling buruk adalah melihat ibunya kesakitan karena menjalani perawatan
akibat kanker.
Lalu
apa tujuan sang monster mendatangi Conor dan menceritakan 3 kisah? Dan mengapa sang monster selalu
datang setiap pukul 00.07?
Buku
ini salah satu dari sedikit buku yang sukses membuat saya sulit berhenti saat
membacanya, karena saya sangat penasaran akan kisah-kisah yang dibawakan sang monster
dan tentu saja kisah yang harus disampaikan Conor sendiri kepada sang monster.
Dan saya pun sukses membaca buku ini hanya dalam beberapa jam saja.
Yang
saya suka dari buku ini adalah pengarang tidak memberikan pelajaran moral hitam
dan putih kepada pembaca. Hidup bukanlah sekedar 2 sisi di mana hanya ada
kebaikan atau kejahatan. Berikut beberapa kutipan bijaksana dari sang monster:
“Kaupikir aku menyampaikan kisah itu untuk memberimu pelajaran? Kata sang monster. Kau pikir aku berjalan keluar dari masa dan bumi itu sendiri untuk memberimu pelajaran mengenai kebaikan?”
“Tidak melulu ada pihak yang baik. Sama halnya tidak melulu ada pihak yang jahat. Sebagian besar orang berada di tengah-tengahnya.”
“Karena manusia adalah mahluk yang rumit, kata monster itu. Bagaimana lagi sang ratu bisa menjadi penyihir baik sekaligus jahat? Bagaimana lagi sang pangeran menjadi pembunuh sekaligus penyelamat? Bagaimana lagi si apoteker memiliki perangai buruk tapi pemikiran yang lurus? Bagaimana lagi seorang pendeta berpikir keliru tapi berhati baik? Bagaimana lagi pria tak kasatmata membuat diri mereka semakin kesepian dengan menjadi terlihat?”
Selesai
membacanya, saya juga mengambil kesimpulan tema utama di buku ini bukan hanya sekedar harapan
dan cinta. Tema utama buku ini sesungguhnya adalah tentang penyangkalan.
Terkadang sebagai manusia (termasuk saya) lebih memilih untuk menyangkal atau membohongi diri sendiri untuk membuat diri kita merasa lebih baik, meski dari lubuk
hati yang terdalam kita tahu kebenarannya, namun seringnya kebenaran itu terlalu menyakitkan untuk diakui.
Meski
begitu, Patrick Ness melalui sosok sang monster, tidak menghakimi hal tersebut salah, sebab:
Jawabannya adalah,
tidak penting apa yang kaupikirkan, kata
sang monster, karena pikiranmu akan
saling bertentangan seratus kali setiap harinya. Pikiranmu akan memercayai
kebohongan yang menenangkan sekaligus mengetahui kebenaran-kebenaran
menyakitkan yang membuat kebohongan itu diperlukan. Dan pikiranmu akan
menghukum dirimu karena memercayai keduanya.
Kutipan-kutipan dari sang monster sangat membekas di pikiran saya, sebab itulah
yang sesungguhnya terjadi dalam hidup ini. Karena dalam hidup ada banyak
kontradiksi yang saling berlawanan dan setiap tindakan mempunyai tujuan dan
konsekuensinya masing-masing untuk beberapa alasan yang dianggap terbaik,
meskipun yang terbaik belum tentu dianggap benar bila dilihat dari sudut pandang yang
berbeda.
Bagi
yang ragu atau takut untuk membaca karena mengira ini buku horror, jawabnya
adalah tidak sama sekali. Ilustrasinya memang cantik dan seram namun tidak
menakutkan. Selain itu terjemahannya juga bagus dan mengalir. Kertasnya pun bagus,
karena menggunakan kertas HVS, yang akan membuat kertasnya lebih tahan lama
dari menjadi kekuningan.
Meski
segmen buku ini adalah anak-anak, namun temanya sungguh sebuah tema yang matang
dan dewasa. Karena itu siapa pun akan dengan mudah memahami kisah Conor.
Selain
itu, bagi kalian yang suka film, buku ini sudah diadaptasi menjadi sebuah film
yang akan tayang pada bulan Oktober 2016 ini. Jadi supaya tidak terlalu
penasaran, bisa baca bukunya dahulu.
Salam hangat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar