Judul: Lola Rose
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Jumlah halaman: 304 halaman
Cetakan 1, April 2007
Segmen: Remaja, semua umur
Genre: Drama, keluarga, realistic fiction
Harga; Rp 10.000 (beli di obralan Carrefour)
Rate: ★★★★
Jacqueline Wilson adalah salah satu nama pengarang populer buku-buku anak yang karyanya belum sempat saya baca hingga Lola Rose. Sama seperti Roald Dahl, ilustrasi buku anak-anak Jacqueline Wilson mempunya ciri khasnya sendiri. Bila kemarin saya pilih BFG sebagai bacaam Roald Dahl pertama saya karena posbar tahun kelahiran. Maka saya memilih Lola Rose sebagai bacaan Jacqueline Wilson pertama saya karena salah satu RC yang saya ikuti mensyaratkan membaca buku dengan huruf depan yang sama dengan nama saya. Karena nama saya Lina, maka saya harus memilih buku yang judulnya diawali dengan huruf L dan saya pun memilih Lola Rose.
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Jumlah halaman: 304 halaman
Cetakan 1, April 2007
Segmen: Remaja, semua umur
Genre: Drama, keluarga, realistic fiction
Harga; Rp 10.000 (beli di obralan Carrefour)
Rate: ★★★★
Jayni si gadis kecil sangat takut apabila Dad marah. Karena saat Dad marah, Dad akan mulai memukuli Mum. Dan tak lama lagi apabila Jayni sudah mulai besar, mungkin Dad juga akan mulai memukuli Jayni seperti Dad selalu memukuli Mum bila suasana hatinya sedang buruk.
Suatu hari Mum memenangkan lotere dan dalam sekejap mereka punya banyak uang. Dad belum tahu kalau Mum menang lotere. Bila Dad tahu mungkin uang mereka akan diambil dan digunakan oleh Dad untuk berjudi dan mabuk-mabukan. Mum, Jayni serta Kenny memutuskan untuk melarikan diri dari Dad yang suka memukuli Mum dan hidup bersenang-senang dengan uang hasil menang lotere.
Mum, Jayni dan Kenny pergi ke London, agar Dad tidak dapat mencari mereka, Mum, Jayni dan Kenny mengganti semua nama mereka. Jayni memilih nama Lola Rose dan berharap nama baru tersebut akan membawa keberuntungan dalam kehidupan baru mereka. Mereka menginap di hotel yang bagus dan berbelanja barang-barang yang mahal serta pergi mengunjungi Aquarium besar yang mempunyai banyak ikan hiu.
Tapi uang hasil menang lotere sudah mulai habis. Mum akhirnya memutuskan untuk mulai bekerja di sebuah pub. Lola Rose dan adiknya juga harus masuk sekolah baru. Meski mereka berhasil kabur dari Dad, Lola Rose masih dihantui rasa takut kalau Dad akan berhasil menemukan mereka.
Selain itu masih ada masalah lain yang dihadapi Lola Rose. Mulai dari ketidak-sukaannya akan pacar baru Mum, teman-teman di sekolah sampai suatu hari ada peristiwa yang membuat Mum terpaksa dirawat di rumah sakit dan hanya meninggalkan Lola Rose berdua dengan adiknya yang masih berusia 5 tahun.
Bagaimana cara Lola Rose menghadapi semua masalah itu?
Jacqueline Wilson adalah salah satu nama pengarang populer buku-buku anak yang karyanya belum sempat saya baca hingga Lola Rose. Sama seperti Roald Dahl, ilustrasi buku anak-anak Jacqueline Wilson mempunya ciri khasnya sendiri. Bila kemarin saya pilih BFG sebagai bacaam Roald Dahl pertama saya karena posbar tahun kelahiran. Maka saya memilih Lola Rose sebagai bacaan Jacqueline Wilson pertama saya karena salah satu RC yang saya ikuti mensyaratkan membaca buku dengan huruf depan yang sama dengan nama saya. Karena nama saya Lina, maka saya harus memilih buku yang judulnya diawali dengan huruf L dan saya pun memilih Lola Rose.
Saya suka buku ini. Lola Rose adalah buku anak-anak yang penulisan dan temanya tanpa tedeng aling-aling sehingga buku ini terkesan vulgar untuk buku anak-anak. Temanya juga suram yaitu KDRT.
Oma Jacky Wilson menulis sebuah narasi dari sudut pandang seorang gadis cilik yang saya tafsir berumur antara 11-13 tahun. Narasi Jayni atau Lola Rose terasa begitu jujur dan apa adanya, termasuk saat membahas tema-tema macam bagian tubuh. Emosi Lola Rose juga sangat terasa terutama rasa takutnya kepada Dad dan juga hiu yang menjadi metafora Dad sangat terasa. Saya selalu merasakan kecemasan dan kekhawatiran Lola Rose setiap saat.
Saya sangat bersimpati dengan kondisi Lola Rose yang terpaksa menjadi "ibu" bagi keluarganya. Memiliki seorang ibu yang "bermasalah" terpaksa menjadikan Lola Rose berperan sebagai "ibu" seperti mengurusi Kenny dan memberi nasehat dan peringatan kalau Mum mulai bertindak di luar akal sehat. Terkadang saya tidak tahu apakah narasi Lola Rose adalah narasi seorang anak pra remaja atau seseorang yang sudah dewasa dan mengingat kembali masa-masa anak-anaknya. Namun pemikiran dewasa Lola Rose mungkin akibat kondisi yang dialaminya dan saya pernah baca, seorang anak akan dewasa sebelum waktunya apabila kondisi keluarganya sulit.
Karakter
Karakter yang saya suka di sini tentu saja Lola Rose dan Bibi Barbara. Lola karena saya bersimpati dengan kondisinya dan juga pemikirannya yang rasional serta tanggung jawabnya sebagai kakak dan anak. Sedangkan bibi Barbara karena, well Aunty Barbara is smart and tough, she also hit back Dad when Dad try to hurt his wife again. Finally somebody gave Dad a lesson.
Untuk karakter yang tidak saya suka, yah tahu sendirilah, saya benci karakter Mum-nya Jayni atau Lola Rose, karena Mum itu bodohnya nggak ketulungan dan juga ketergantungan lelaki. Saya paling benci karakter yang tidak bisa mandiri dan tidak bisa berpikir logis. (Heck, I know how Lola's feel when you love your mama but you hate her characters #curcol).
Jadi pengen baca buku-buku Oma Wilson yang lain. Lola Rose sendiri rada terlalu dewasa menurut saya untuk ukuran buku anak-anak tapi saya tidak tahu apakah saya akan merasa begitu seandainya saya membaca buku ini saat anak-anak. Karena rasanya menyenangkan juga bertualang dengan identitas baru seperti Lola Rose.
Tapi saya mencoba menjadi orang dewasa yang tidak menghakimi bacaan anak-anak. Karena tidak selamanya dunia anak-anak harus ditulis secara ceria dan indah. Saya tidak ingin menjadi orang dewasa yang memfilter buku anak menjadi bukan buku anak hanya karena gaya penulisannya terlalu jujur dan temanya suram. Banyak anak-anak di luar sana yang memang bernasib seperti Jayni atau Lola Rose, sehingga membuat mereka berpikir lebih dewasa daripada umur mereka. Anak-anak pun perlu tahu kebenaran apabila ada yang tidak beres dilingkungan mereka. (LOL, maybe I'm not the type of Father in the Life is Beautiful movie). Mungkin lebih tepat bila saya memberikan buku ini kepada seorang anak berumur 12 tahun dan bertanya langsung, "Apakah menurutmu ini adalah buku anak-anak?"
Tapi saya mencoba menjadi orang dewasa yang tidak menghakimi bacaan anak-anak. Karena tidak selamanya dunia anak-anak harus ditulis secara ceria dan indah. Saya tidak ingin menjadi orang dewasa yang memfilter buku anak menjadi bukan buku anak hanya karena gaya penulisannya terlalu jujur dan temanya suram. Banyak anak-anak di luar sana yang memang bernasib seperti Jayni atau Lola Rose, sehingga membuat mereka berpikir lebih dewasa daripada umur mereka. Anak-anak pun perlu tahu kebenaran apabila ada yang tidak beres dilingkungan mereka. (LOL, maybe I'm not the type of Father in the Life is Beautiful movie). Mungkin lebih tepat bila saya memberikan buku ini kepada seorang anak berumur 12 tahun dan bertanya langsung, "Apakah menurutmu ini adalah buku anak-anak?"
Saya memberi 4 bintang untuk buku yang benar-benar membahas masalah keluarga ini.
Reviewed by:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar