Tampilkan postingan dengan label 5 STARS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 5 STARS. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Juni 2016

A MONSTER CALLS: CERITA TENTANG KEBENARAN


Judul: A monster Calls (Panggilan Sang Monsters)
Pengarang: Patrick Ness
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Nadya Andwiani
Jumlah halaman: 216 halaman
ISBN: 978-602-03-2081-6
Cetakan 1, Februari 2016
Segmen: Anak-anak, semua umur
Genre: Fantasi, magical realism

"Kisah adalah sesuatu yang paling liar, derum sang monster. Kisah itu mengejar, menggigit, dan memburu.”
Jujur, saya bingung bagaimana menulis review mengenai buku ini, karena menurut saya buku ini sudah sempurna. Satu-satunya komentar yang ingin saya berikan adalah A Monster Calls buku yang sangat bagus dan saya merekomendasikan kepada siapa pun untuk membacanya.

Namun tentu saja, bila saya hanya memberi komentar seperti itu, orang tidak akan cukup tertarik untuk membacanya. Karena saya yakin, kalian para pembaca butuh ulasan cerita atau kisah yang dapat membuat kalian penasaran dan jadi tertarik.

Minggu, 25 Januari 2015

UNWIND: SAAT MASALAH SOSIAL NYATA MENJADI TEMA DALAM FIKSI DYSTOPIA


Judul: Unwind - Pemisahan Raga (Unwind Dystology #1)
Pengarang: Neal Shusterman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Mery Riansyah
Editor: Barokah Ruziati
Desain sampul: Martin Dima
Jumlah halaman: 456 halaman
ISBN: 978-979-22-9802-4
Cetakan 1, Agustus 2013
Segmen: Remaja, dewasa muda
Genre: Dystopia, thriller, science fiction
Harga: Rp 69.000, bisa dibeli di gramediaonline
Rate:  ★★★★

"RUU Kehidupan menyatakan bahwa kehidupan manusia tak boleh disentuh sejak masa pembuahan hingga seorang anak mencapai usia tiga belas tahun. 

Namun, antara rentang usia tiga belas dan delapan belas, orangtua boleh memilih untuk secara retroaktif 'menggugurkan' seorang anak.

...dengan syarat  hidup anak tersebut tidak 'secara teknis' berakhir.

Proses seorang anak diterminasi tapi tetap hidup disebut Unwinding-Pemisahan Raga, dan anak itu disebut Unwind.

Saat ini, Pemisahan Raga merupakan hal yang lumrah dan diterima dalam masyarakat. 

Connor Lassiter

Semua orang hanya menganggap Connor anak pembuat masalah, berandalan, tukang bikin onar, tak terkecuali orangtuanya sendiri, yang memutuskan untuk menyingkirkan Connor dengan menjadikannya seorang Unwind. Namun Connor tidak ingin menjalani pemisahan raga dan ia tahu bahwa ia harus lari dan bertahan hidup hingga usianya 18 tahun.

Risa Megan Ward

Risa tinggal di panti asuhan, ia bukan anak yang bermasalah, ia mempunyai sikap yang baik dan cukup berbakat dengan piano. Namun untuk mengurangi beban negara dalam membiayai anak-anak yatim piatu seperti dirinya, mereka memutuskan untuk menyingkirkan Risa dengan menjadikannya seorang Unwind. 

Levi Jedediah Calder

Seumur hidupnya, Lev sudah didogma bahwa dirinya adalah anak persembahan. Yang berarti Lev hidup dengan mengemban misi mulia untuk memisah-misahkan raganya dan memberikan organ-organ tubuhnya kepada mereka yang membutuhkan. Tidak seperti anak Unwind yang lain, anak persembahan memisahkan raga mereka atas kemauan mereka sendiri. 

Hingga suatu peristiwa, mempertemukan ketiga anak tersebut dan mengubah kehidupan mereka selamanya. 

Beginilah seharusnya fiksi dystopia dieksekusi. 

Sabtu, 19 Juli 2014

THE MIRACULOUS JOURNEY OF EDWARD TULANE: THE TALE ABOUT LOST & FOUND LOVE

Judul: The Miraculous Journey of Edward Tulane (Perjalanan Ajaib Edward Tulane)
Pengarang: Kate DiCamillo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Dini Pandia
Jumlah halaman: 188
Cetakan kedua, April 2014
Segmen: Anak-anak, semua umur
Genre: Dongeng
Harga: Rp 40.000 (20% off, bisa beli di Grazera, Gramediaonline)
Rate: ★★★★★

Akan kuceritakan sebuah kisah padamu tentang boneka kelinci. Edward adalah sebuah boneka kelinci yang amat cantik. Telinga dan ekornya terbuat dari bulu kelinci asli. Selebihnya seperti tangan, kaki, badan dan kepala Edward terbuat dari porselen. Edward selalu menganggap dirinya sangat istimewa, karena dirinya memang istimewa, pertama Edward dipesan khusus, kedua sebagai boneka, Edward sangat dimanjakan karena ia memiliki banyak koleksi baju-baju bagus lengkap dengan topi dan sepatu yang bisa dipakainya berganti-ganti. 

Edward dimiliki oleh seorang anak perempuan bernama Abilene. Sama seperti Edward, Abilene juga mengganggap Edward istimewa. Abilene sangat menyayangi Edward, gadis kecil itu selalu berbicara pada Edward sebelum berangkat sekolah, saat sedang makan malam dan sebelum tidur. Abilene menghujani Edward dengan kasih sayang, pelukan dan ciuman. Tapi Edward hanyalah boneka porselen yang tahu bahwa dirinya istimewa, Edwad tidak tahu apa itu cinta dan rasa sayang. 

Hingga suatu hari Edward hilang. Dan dimulailah kisah perjalanan si kelinci porselen menemukan cinta lalu kehilangan cinta dan kembali menemukannya.

Selasa, 29 April 2014

THE HELP: I HAVE A DREAM THAT ALL MEN ARE CREATED EQUAL

Judul: The Help
Pengarang: Kathryn Stockett
Penerbit: Matahati
Penerjemah: Barokah Ruziati
Penyunting: Lulu Fitri Rahman
Korektor: Nani
Desain sampul: Anne Mariane
Jumlah Halaman: 545 Halaman
Cetakan Pertama: Mei 2010
Segmen: Dewasa
Genre: Historical Fiction, Woman Fiction
Beli di Web Matahati (clearance sale)
Rate: ★★★★★

Jim Crow Laws:
- Tidak boleh meminta wanita kulit putih untuk merawat di bangsal atau ruangan yang berisi pria negro.
- Merupakan pelanggaran hukum bagi orang kulit putih untuk menikahi selain kulit putih. Semua pernikahan yang melanggar peraturan ini akan dibatalkan. 
- Tempat pangkas rambut kulit hitam tidak boleh melayani pangkas rambut wanita atau gadis kulit putih. 
- Petugas yang berdinas tidak boleh mengubur orang kulit hitam di tanah yang digunakan untuk pemakaman orang kulit putih. 
- Buku tidak boleh dipertukarkan antara sekolah-sekolah kulit putih dan kulit hitam, tapi akan terus digunakan oleh ras pertama yang menggunakannya. 

Tiga perempuan, tiga kehidupan, tiga cerita, satu benang merah.

Senin, 16 September 2013

BOOK REVIEW: THE HOBBIT

✭✭✭✭✭
Judul Buku : The Hobbit
Pengarang : J.R.R. Tolkien
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah : A.Adiwiyoto
Jumlah Halaman : 352 Halaman
Segmen : Semua Umur dan semua yang menyukai fantasi
Genre : Fantasi, Buku Anak
Harga : Rp 42.000

Alkisah ada 2 orang sahabat, yaitu :
Monky dan Oniyon
Kedua sahabat ini bekerja pada suatu perusahaan yang ajaib (sebenarnya lebih tepat dibilang aneh daripada ajaib, tapi ajaib lebih halus dan enak didengar daripada aneh) yang bernama Story-Telling. Boss mereka, seorang perempuan muda yang aneh dan nyentrik. Mengapa disebut begitu? Karena kegemarannya akan petualangan. Lebih tepatnya petualangan dalam buku-buku yang gemar dibacanya. 

Lady Storytelling, begitulah ia dikenal. Sehabis berpetualang, sang lady pasti akan menceritakan kisah-kisahnya kepada anak buahnya untuk dicatat dalam jurnal mereka. Namun tidak seperti boss mereka yang suka berpetualang, Monky dan Oniyon lebih suka hidup damai, tentram dan teratur di ruang kerja mereka yang nyaman dan sejuk. Lihat saja perut Monky yang gembul karena hobby makannya. Sedangkan Oniyon tidak pernah melewatkan rutinitas minum teh di sore hari. 

Tapi, di sore itu, ketenangan mereka berdua terusik, karena Lady Storytelling ternyata pulang lebih cepat dari rencana. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kepulangan lady Storytelling, mengingat ini memang rumah sang lady dan sudah sewajarnya seorang pemilik rumah pasti pulang ke rumahnya. Namun biasanya sang lady pergi cukup lama, kurang lebih sebulan. Sedangkan ini baru 1 minggu dari kepergian sang lady, mengapa ia cepat kembali?

"Monky, Oniyon," dari jauh suara sang lady terdengar mengalun bagaikan nyanyian putri duyung yang ingin menenggelamkan kapal para pelaut.

Monky dan Oniyon saling pandang, firasat mereka berdua langsung tidak enak, rasanya seperti mendengar pengumuman siapa saja yang naik dan tinggal kelas. Dalam sekejap, sang lady sudah masuk ke dalam ruangan mereka, bingkai kacamatanya yang merah menyala tampak mengilat terkena cahaya matahari sore, tapi bagi Monky dan Oniyon rasanya seperti sambaran petir di siang bolong. 

"Kami siap melayani anda, Milady," ucap Monky dan Oniyon bersamaan walaupun dalam hati mereka berkata sebaliknya.

Sang lady mengambil sebuah kursi dan duduk, "Monky, Oniyon, coba tebak, kali ini kemana aku pergi?"

"Hamba, hanya bawang putih. Hamba tidak tahu, milady," jawab Oniyon.

"Dan hamba hanyalah seekor monyet kecil milady, bagaimana hamba bisa tahu," timpal Monky.

Lady Storytelling mengeluarkan sebuah peta, "Coba lihat dan bacalah," ia menyodorkan sebuah kertas yang tampak seperti peta pada Monky dan Oniyon. 

"Middle-earth," ujar Monky. 
"Liang hobbit," sambung Oniyon.
"Kerajaan Peri," timpal Monky lagi.
"Naga?" tanya Oniyon serak. 

"Benar," jawab sang lady terkekeh. "Aku baru saja kembali dari Middle-earth. Menemani pertualangan seorang hobbit dan 13 kurcaci serta seorang penyihir untuk membasmi seekor naga ganas bernama Smaug. Kalian tidak tahu kesulitan apa saja yang kami alami hanya untuk menuju ke tempat di mana Smaug berada."

"Mengapa sampai anda, maksud saya para kurcaci dan hobbit sampai ingin bersusah payah membasmi naga?" tanya Monky

"Quest for glory," pekik sang Lady. "Dan juga untuk emas dan harta benda lainnya, sebab Naga itu mencuri emas milik para kurcaci."

Sembari sang lady bercerita,  Monky dan Oniyon hanya mengangguk-angguk dan tentu saja mencatat kisah petualangan yang baru saja dilalui oleh sang lady, tapi mereka masih bingung dan cemas mengapa sang lady kembali lebih cepat. 

"Ah ya, aku tahu, kalian pasti bingung mengapa aku kembali lebih cepat dari biasanya?" potong sang lady tiba-tiba, seolah ia bisa membaca isi kepala Monky dan Oniyon. 

"Begini," sambung sang lady. "Aku bermaksud untuk mengunjungi sebuah kastil tua di Transylvania dan sesudah itu dilanjutkan pergi ke hutan rimba di belantara Amazon. Tapi aku tersadar, sebaiknya untuk kali ini aku tidak sendirian pergi kesana."

Inilah firasat buruk Monky dan Oniyon, bahkan sebelum sang lady meneruskan ucapannya, kedua mahluk tersebut sudah bisa menduga apa yang akan dikatakan oleh Lady Storytelling selanjutnya. 

"Aku ingin kalian berdua ikut denganku kali ini," sang lady berkata mantap.

"Maaf milady, tapi kalau kami ikut, siapa yang akan menjaga tempat ini dan juga menulis jurnal-jurnal untuk blog anda?" tanya Oniyon.

"Dan juga memposting meme yang anda ikuti?" tambah Monky

"Ah, mengapa kalian mengkhawatirkan masalah sepele macam itu. Bukankah masih ada Momon, Chiky dan Kitten?" jawab Lady Storytelling enteng. 

"Ta-tapi milady," suara Oniyon agak terbata-bata, "mengapa harus saya? saya hanyalah bawang putih, apa guna saya dalam petualangan anda? Saya jelas tidak bisa mencuri seperti BilBo Baggins karena langkah saya terlalu berisik untuk menjadi pencuri."

"Dan saya hanya seekor moyet kecil. Saya bahkan tidak bisa bertarung, mengapa saya diikut-sertakan?" Monky tak mau kalah dalam usahanya untuk mengubah pendirian sang lady. 

"Astaga Oniyon, kau sendiri yang bertanya, kau sendiri yang menjawab. Bukankan tadi sudah kukatakan, kalau aku akan pergi ke sebuah kastil tua di Transylvania. Kau tau kan tempat itu dipenuhi apa. Dan kau ini sesiung bawang putih, nah coba pikirkan kembali, apa kelemahan nosferatu?" dengus sang lady tak sabar.


"Apakah maksud anda ingin menggunakan saya sebagai senjata untuk melawan vampir? Oniyon langsung pucat seketika, walaupun tidak terlalu kentara perbedaannya, mengingat dia sendiri sudah putih. 

"Benar," jawab sang lady ceria, lalu tanpa memberi Oniyon kesempatan untuk menyela, sang lady langsung mengalihkan pandangannya pada Monky. "Dan Monky, tugasmu nanti adalah menjadi pemandu di belantara Amazon, kau kan monyet, pasti mudah bagimu untuk naik ke pohon dan mengawasi keadaan untukku. Dan aku tak ingin ada bantahan lagi"
Melihat kedua anak buahnya merengut, Lady Storytelling mencoba untuk membesarkan hati mereka.

"Kalian tau, alasan utama aku mengajak kalian dan bukannya Chiky, Momon dan Kitten, karena aku melihat potensi pada diri kalian. Kalian takkan pernah tau sampai kalian mencoba. Mungkin kalian terbiasa dalam zona nyaman kalian, tapi tidakkah kalian ingin naik ke tingkatan yang lebih tinggi?" 

"Apakah petualangan ini aman?" tanya Monky, yang sebenarnya sudah tau jawabannya. 

"Aman atau tidak, tergantung pada dirimu," jawab sang lady datar, seolah itu hal yang tidak penting. "Dan apakah kalian sudah selesai mencatat ceritaku dalam The Hobbit?"

Oniyon yang menjawab, "Sudah, milady. tapi berapa rating yang akan anda berikan?"

"Kasih 5 bintang," tegas sang lady. 

"Setinggi itu milady?" Oniyon tampak tak rela, karena buku tersebut membuat sang lady memaksa dirinya ikut berpetualang. 

"Ya, karena buku itu menginspirasi, dan sudah ada dalam klausa, bahwa setiap buku yang menginspirasi, ratingnya adalah 5 bintang."

"Saya tak mengerti milady, bagaimana bisa menginspirasi? dan saya belum memeriksa, tapi mungkin saja ada hal-hal teknis yang kurang dari buku," tambah Monky yang juga tak rela diajak ikut berpetualang karena sebuah buku. 

"Kalau yang kaumaksud terjemahan, hal itu sangat baik, bahkan terjemahan puisi dan nyanyian pun punya lirik yang ritmenya terdengar senada," jawab sang lady cepat. "Soal inspirasi, lihat saja game-game yang sering dimainkan oleh Chiky, bukankah banyak yang mirip dengan The Hobbit, lalu cerita-cerita fantasi kontemporer yang sering kalian baca pun banyak yang mengambil inspirasi dari The Hobbit."

"Dan juga, menurutku buku ini adalah kitab wajib bagi siapa pun yang ingin menulis fantasi," sambung Lady Storytelling. "Pesan moral ada, penuturan enak diikuti, cerita petualangannya asyik, humornya tidak garing, dan yang terutama, karakternya tidak keren sama seperti kita semua. It's a complete zero from hero journey with favorable ending."

Sesudah itu, Lady Storytelling segera memerintah Monky dan Oniyon untuk segera berkemas. 

Rabu, 24 Juli 2013

NOBODY'S BOY

✮✮✮✮✮
Judul Buku : Nobody's Boy (Sebatang Kara)
Pengarang : Hector Malot
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tantri Lesmana
Jumlah Halaman : 378 Halaman
Segmen : Anak-anak, Remaja dan Semua Umur


Teman-teman, ijinkan saya untuk bernyanyi sebentar :

Selamat pagi gunungku, selamat pagi pohonku, selamat pagi teman-teman semua. Aku kan pergi jauh demi cita-citaku. Remy mohon doa restu darimu. Jangan bersedih teman-temanku. Hidup ini adalah perjuangan. Marilah kita mulai melangkah menuju cita-cita bahagia. Selamat berpisah semuanya. Aku kan pergi untuk mengembara. Jangan sedih karena kepergianku. Kelak pasti kita akan bertemu. 

Jauh sebelum 3D populer di bioskop, saya sudah menonton satu anime 3D setiap minggu pagi di RCTI dengan kacamata kertas 3D (yah, ketahuan deh kalau saya udah abege tua). Kebetulan bulan Juli ini, BBI ada acara baca bareng buku anak atau buku yang bertema anak-anak. Kali ini saya pilih buku yang sudah lama bertengger di list timbunan saya, yaitu buku klasik, yang karena klasik sering saya tunda bacanya, karena kadang kalimat dalam buku klasik suka berpanjang ria dan berbau puitis (Dracula, Frankenstein) yang kadang bikin memengaruhi mood membaca saya. 

Kalian yang abege tua  pernah menonton serial Petualangan Remi, pasti mengenal lagu yang saya yang saya tulis di paragraf atas.  Lirik lagu tersebut cukup mewakili isi buku ini terutama di kalimat hidup adalah perjuangan. 

Karena Nobody's Boy menceritakan mengenai perjuangan seorang bocah kecil bernama Remi. Sejak umur 8 tahun, Remi sudah dipisahkan dari ibu angkat yang sangat disayanginya dan menyayanginya untuk dijual kepada seorang seniman jalanan. Selama bersama  sang seniman jalanan itulah Remi memelajari berbagai macam hal yang membuat karakternya ditempa dalam menghadapi kerasnya perjuangan untuk bertahan hidup, seperti penolakan, kelaparan, kedinginan dan kehilangan. Namun sepanjang perjalanannya Remi tidak melulu merasa sendirian. Selain sang seniman jalanan, Remi juga bertemu banyak orang-orang baru yang menolongnya dan menjadi teman-teman yang akan selalu menerima kehadiran dirinya, termasuk berbagai macam peristiwa yang membimbingnya untuk bertemu dengan orang tua kandungnya. 

Kesan saya :

Dari segi judul, Nobody's Boy alias sebatang kara, sempat membuat saya mengira buku ini bakal sedih, mengingat dulu versi animenya juga banyak adegan sedihnya (saya tidak menonton full setiap episodenya). Tapi walaupun Remi banyak mengalami hal pahit, banyak juga hal-hal manis yang terjadi padanya, dan beruntungnya Remi walaupun orang-orang tersebut secara garis darah bukan keluarga namun mereka sangat setia dan tulus. Jadi berimbanglah kisah Remi, di mana habis gelap terbitlah terang. Walaupun Remi berpisah dengan banyak orang yang disayanginya namun Remi juga bertemu dengan banyak orang yang akan menyayanginya. So it's not sad at all. 

Terus ini kan klasik, bakal ngebosenin gak sih karena bakal banyak dialog super panjang? Jawabnya tidak.  Tidak ada dialog panjang, kalau pun ada, isi dialognya sangat padat dan menjelaskan banyak hal, bukan sekedar dialog yang dipanjang-panjangkan dengan kalimat penuh ornamen. Malah menurut saya plot Nobody's Boy ini termasuk cepat, dari satu adegan langsung melompat ke adegan lain. Selain itu Remi kan seorang pengembara jadi settingnya juga berubah-ubah sesuai kota di mana Remi berada, ngga melulu di satu tempat, pokoknya petualangan banget deh, karena tiap kota pasti beda. 


Negara Jepang sangat suka mengangkat kisah-kisah dari novel klasik dan mengadaptasinya ke anime. Terutama kalau tokohnya anak-anak, yatim piatu dan miskin. Sebut saja A Little PrincessAnne of Green Gables, Little Women (bukan yatim-piatu tapi miskin), Secret Garden, PollyannaDaddy Long-Legs dan tentu saja Nobody's Boy ini. Karena semua kisah anak-anak tersebut mengajarkan tentang perjuangan hidup, kerja keras, ketekunan, harapan, persahabatan, kebaikan, pantang menyerah dan keyakinan. Semua kata-kata moral yang penting sekali untuk diajarkan dan diingatkan terus kepada anak-anak. 

Sejujurnya saya selalu merasa kesulitan mereview suatu cerita yang saya kasih 5 bintang. Why? Karena sepanjang membacanya saya begitu menikmatinya sehingga tidak merasakan ada celah untuk mengkritik. Saya begitu menikmati bukunya dan masuk ke dalam ceritanya, bagian ending pun cukup memuaskan saya sehingga saat saya menutup buku tersebut, saya merasakan perasaan hangat dan banyak pesan moral dari buku yang saya serap. Definitely the book that I will give to my future children someday.

Notable quote :

"Sikap kejam tidak akan membawa banyak hasil tapi kau bisa mendapatkan banyak hasil, meski tidak sempurna, dengan menunjukkan kelembutan. Karena aku tidak pernah kejam pada binatang-binatangku, mereka bisa menjadi seperti ini. Kalau aku memukuli mereka, mereka akan menjadi mahluk-mahluk yang ketakutan. Rasa takut membuat kecerdasan jadi lumpuh."  ~Signor Vitalis hal. 62

"Hanya dengan belajar menghadapi kesulitan-kesulitan hidup karakter orang akan terbentuk." ~Signor Vitalis hal. 134. 

Eniwei busway, buat para abege tua yang kangen dengerin lagunya, ada di youtube kok (saya berterimakasih pada siapapun orang yang menguploadnya)




Minggu, 30 Juni 2013

WHERE THE MOUNTAIN MEETS THE MOON

✮✮✮✮✮
Judul Buku : Where The Mountain Meets The Moon (Tempat Gunung Berjumpa Rembulan)
Pengarang : Grace Lin
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 266
Segmen : Anak-anak, Semua Umur
Genre : Fantasy, Mitologi Cina

Aku akan mengisahkan sebuah kisah tentang mengubah peruntungan padamu :

Tersebutlah ada satu desa miskin di kaki gunung Nirbuah. Dinamakan gunung Nirbuah, karena gunung itu sangat gersang dan tidak ada satu pun tanaman yang bisa tumbuh dan hidup di gunung tersebut maupun tanah sekitarnya. Karena itu sekeras apapun penduduk desa itu bekerja untuk menanam padi, hasil yang diperoleh tetap tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka. Di desa itu hiduplah satu keluarga kecil yaitu Minli, Ma dan Pa (Ba). 

Sama seperti keluarga lain di desa miskin tersebut, keluarga Minli sangat miskin dan sekeras apapun Ma dan Pa bekerja di sawah, hidup mereka tetap pas-pasan. Makanan mereka selalu nasi tanpa lauk dan tidak pernah terisi penuh dalam mangkuk mereka. Satu-satunya saat Minli bahagia adalah ketika dia mendengarkan cerita-cerita ayahnya tentang asal-usul gunung Nirbuah dan Kakek Rembulan. 

Pada suatu hari desa Minli kedatangan seorang penjual ikan mas. Si penjual ikan mas mengatakan siapapun yang memelihara ikan mas dalam rumah mereka akan mendatangkan keberuntungan. Minli yang melihat orang tuanya terus menerus lelah akibat bekerja keras namun mereka tetap miskin memutuskan untuk membeli seekor ikan mas agar peruntungan keluarganya bisa berubah.

Namun saat tau kalau Minli telah membelanjakan 1 dari 2 keping koin tembaganya hanya demi seekor ikan mas, sang ibu sangat marah, karena 2 keping uang logam tersebut adalah satu-satunya uang yang mereka miliki sepanjang hidup Minli dan selain itu Ma juga menganggap dengan memelihara ikan mas berarti bertambah lagi beban yang harus mereka tanggung karena ada satu mahluk hidup lagi yang harus mereka beri makan, sementara mereka sendiri untuk makan pun selalu kekurangan. 

Merasa bersalah karena membuat beban kedua orang tuanya bertambah, Minli pun memutuskan untuk membebaskan ikan mas tersebut ke sungai. Namun saat sedang membebaskan ikan mas tersebut, alangkah terkejutnya Minli ternyata si ikan mas bisa berbicara. Sebagai bentuk terima kasih karena Minli telah membebaskannya, maka si ikan mas memberitahukan pada Minli jalan untuk mengubah peruntungan, yaitu dengan menemui kakek rembulan. 

Maka tanpa pikir panjang, Minli pun segera menuruti saran si ikan mas dan bergegas untuk menemui Kakek Rembulan untuk bertanya bagaimana cara mengubah peruntungan keluarganya yang miskin. 

Kesan saya ada 2 kata :


Cerdik dan Mengharukan

Buku ini adalah salah satu buku yang saya pilih sebagai additional challenge bertema mitologi dari salah satu reading challenge yang saya ikuti di tahun 2013 ini. 

Jujur, saya tidak menyangka kalau saya akan suka dengan buku ini, mengingat sasaran utama buku ini adalah anak-anak. Saya tidak ada masalah dengan buku anak-anak, tapi terkadang buku anak-anak yang ditulis terlalu ringan membuat saya merasa hampa saat membacanya. Sebaliknya buku anak-anak yang terlalu "ngayal" membuat saya merasa absurd saat membacanya. 

Dan beruntunglah saya membaca buku ini (yah saya mengakui diri saya beruntung bisa membaca buku ini)  karena buku ini memberikan semua moral yang penting untuk kita semua ingat. 

Ada satu review yang dari goodreads yang saya suka, yaitu apa beda fantasi barat dan timur? dan saya suka jawabannya di mana fantasi barat lebih menekankan pada sisi heroik dan epic  macam  pertempuran, perang, good vs evil sementara fantasi timur/Asia lebih menekankan pada pesan moral dan sisi humanis melalui perjalanan hidup atau misi dari karakter utama. Dan sejujurnya mungkin itulah yang membuat saya suka dengan fantasi Asia, karena saya merasa lebih nyambung dan ikut merasakan kesamaan dengan si tokoh utama. Dan kebetulan atau tidak fantasi Asia yang pernah saya baca macam Mitsuko dan Silver Phoenix dua tokoh utamanya melakukan misi mereka demi keluarga, dan bagi kultur Asia atau timur, faktor keluarga adalah suatu hal yang sudah tidak bisa dilepaskan. 
Kekayaan bukanlah rumah yang dipenuhi emas dan batu giok, namun sesuatu yang jauh lebih bermakna daripada itu. Sesuatu yang telah dimilikinya dan tidak perlu diubahnya. ~hal 242 
Rasa syukur, mudah diucapkan dan indah untuk diteoritiskan tapi sesungguhnya sangat sulit untuk diterapkan. Coba seberapa sering kita bersyukur, yang ada malah ngeluh dan ngeluh setiap hari. Ngeluh sama kehidupan, ngeluh sama orang-orang, ngeluh sama negara dan tentu saja tidak pernah puas dengan diri sendiri. Mungkin itulah sebabnya banyak manusia yang merasa tidak bahagia dan depresi, karena kita cenderung mencari sesuatu yang sebenarnya sudah ada. Kita mengeluh kalau ortu terlalu cerewet sama kita padahal  bila dilihat dari sisi lain, kita harusnya bersyukur masih ada yang peduli sama kita. 
Jika kau membahagiakan mereka yang ada di dekatmu, mereka yang jauh darimu akan datang. ~hal 238
Jadi yang saya tangkap dari buku ini ada 3 : 

  1. Keyakinan
  2. Rasa Syukur
  3. Perbuatan baik berbuah karma baik
Dan bicara soal rasa syukur, kebetulan atau tidak, pas baca buku ini tepat di halaman 169-170 saya mendapati kertasnya cacat atau lebih tepatnya ada bagian yang sobek seperti digigit tikus, gambarnya seperti dibawah ini :

Jujur reaksi pertama saya adalah jengkel dan merasa kesal namun (yah ini perspektif saya saja) dari beberapa buku yang pernah saya baca ada salah satu pesan moralnya yang kurang lebih berbunyi, suatu persoalan berat atau tidaknya, bukan ditentukan oleh persoalan tersebut namun bagaimana kita bisa menerima dan menghadapinya. Jadi saya putuskan untuk tidak berlama-lama kesal dan menerimanya sebagai sesuatu yang unik. Yah akhirnya saya mengatasinya dengan menganggap buku saya memiliki "tanda lahirnya" tersendiri yang membuatnya berbeda dan special dibanding buku-buku lain. Toh sekiranya secara keseluruhan kondisi bukunya masih oke, tidak ada halaman yang hilang atau ngacak. 

Memang bisa saja mencoba untuk ditukar ke pihak penerbit, tapi rasanya sayang juga mengingat bukunya sudah saya sampul plastik, belum lagi keribetan yang harus saya siapkan untuk mengirim balik via JNE/TIKI dan tambah ongkir pula. 

Sejujurnya untuk ceritanya saya kasih 4 bintang plus tambahan 1 bintang untuk ilustrasinya yang cantik. Saya senang Atria juga turut menyertakan ilustrasinya (full color pula) yang digambar langsung  oleh sang pengarang, Grace Lin. Melihat ilustrasinya, saya jadi ikut terlarut masuk ke buku dan membayangkan betapa romantisnya makan malam di paviliun terbuka yang berada di dekat danau sambil ditemani cahaya rembulan. 

Untuk terjemahannya sendiri, saya kasih nilai B+ atau cukup okelah, walau ada sedikit typo. Menurut saya abjad pinyin tidak perlu benar-benar mengikuti aturan baku karena ngga semua pembaca mengerti, misal bacanya Pa tapi tulisannya Ba. Begitu pula tulisan A Gong padahal bacanya A Kong. Namun secara keseluruhan terjemahan enak dibaca. 

Buku ini saya ikutkan sebagai Fantasy Reading Challenge 2013 untuk additional challenge cerita fantasi yang bertema mitologi. Buku ini mengangkat mitologi China. 

Kamis, 09 Mei 2013

ANNE OF GREEN GABLES (ANNE OF GREEN GABLES #1)

✮✮✮✮✮
Judul Buku : Anne of Green Gables
Pengarang  : Lucy M. Montgomery
Penerbit      : Qanita

"Marilla, bukankah menyenangkan jika hari esok kita pandang sebagai hari baru yang masih bersih dari kesalahan?" ~Anne Shirley

Akan kuceritakan sebuah kisah yang indah padamu :


Ini kisah tentang seorang gadis yatim piatu bernama Anne. Pasangan kakak-beradik Matthew dan Marilla Cuthbert yang masing-masing tidak menikah memutuskan untuk mengadopsi seorang anak lelaki dari panti asuhan untuk membantu mereka mengurus tanah pertanian mereka di ranch milik mereka yaitu Green Gables. Namun alangkah terkejutnya mereka ketika yang datang justru seorang anak perempuan.

Anne seorang gadis kecil berusia 11 tahun berambut merah, bukanlah gadis kecil biasa, dia ceria, sangat suka berbicara, ceplas-ceplos dan sangat suka berimajinasi dalam sekejap Anne langsung jatuh cinta akan keindahan Green Gables dan desa Avonlea. Kendati bukan anak laki-laki seperti yang diharapkan, Matthew ternyata langsung menyukai Anne, yang kehadirannya justru membuatnya merasa nyaman dan membuat Green Gables menjadi sangat hidup dan ceria. Namun tidak demikian dengan saudara perempuannya Marilla, dia keberatan dan bermaksud untuk mengembalikan Anne, namun entah bagaimana Marilla  akhirnya juga merasa tidak tega untuk menyerahkan Anne yang polos terhadap orang tidak dikenal dan akhirnya memutuskan untuk tetap mengadopsi Anne.

Kehadiran Anne membawa nuansa baru bagi Green Gables, Matthew yang sudah menyukai Anne sejak awal, senang mendengarkan celotehan Anne yang sangat suka berimajinasi dan memberi nama-nama unik pada segala sesuatu hal yang menurutnya indah seperti Kanopi Kekasih, Permadani Violet, Hutan Berhantu, dll. Sedangkan Marilla yang memutuskan untuk mengasuh Anne dan mengajarinya berbagai macam hal seperti tata krama dan sopan santun pelan-pelan mulai juga menyukai Anne.

Sedangkan bagi Anne sendiri, Green Gables adalah rumah barunya yang sangat dia sukai, disini Anne juga menjalani kehidupan normalnya sebagaimana anak-anak lain, (dimana sebelumnya dia harus mengalami kehidupan tidak pasti akibat berpindah-pindah pengasuhan) berkenalan dengan anak perempuan sebayanya, Diana Barry yang langsung menjadi sahabat terbaiknya dan juga bersekolah di desa Avonlea dan membuatnya mendapat banyak teman seperti Ruby dan Jane. Satu hal penting, jangan sebut Anne dengan sebutan wortel, sebagaimana yang dilakukan Gilbert Blythe, yang langsung membuat Anne marah dan menjadikannya musuh dan rival dalam berbagai macam hal.

Anne juga anak yang cerdas, dengan segera dia menjadi populer di antara anak-anak sekolah lain dan sikapnya yang menyenangkan membuat orang paling kaku pun menjadi luluh padanya.

Kesan saya :

Saya sangat setuju dengan quote di tampilan cover tentang novel Anne of Green Gables yang kisahnya tak lekang oleh zaman. Buku ini diterbitkan tahun 1908, sudah benar-benar lama sekali, tapi tidak perlu khawatir akan merasa bosan ataupun basi saat membacanya. Sebagaimana literatur klasik, novel ini sangat kaya akan detail deskripsi pemandangan alamnya, dan dari narasi Anne mengenai indahnya desa Avonlea dan Green Gables, sukses  membuat saya ikutan berharap tinggal di Green Gables juga :D

Bagi yang pernah menonton serial TV lama berjudul Little House on Prairie, mungkin bisa membayangkan beberapa kisah Anne mirip dengan Laura. Dengan latar belakang landscape indah seperti hutan, tanah peternakan, sungai, pegunungan dan alam pedesaan lain, tapi yang terlihat nyata dibuku ini adalah bagaimana masa anak-anak itu harus dinikmati, karena masa anak-anak adalah salah satu fase penting dalam kehidupan, bahwa kehidupan adalah suatu petualangan, karena anak-anak itu umumnya imajinatif. Sifat imajinatif Anne inilah yang membuat semua orang kagum padanya, dan dengan imajinasi Anne pula yang ceria dan positif, saya merasa "dicerahkan" kembali mengenai pelajaran hidup yang sempat saya lupakan. 

Bagi penggemar buku-buku Enid Blyton, buku ini juga sangat saya rekomen, kisah persahabatan anak-anak perempuan saat bersekolah, jamuan minum teh, saat-saat menghadapi ujian di sekolah, dll semuanya benar-benar seperti dejavu saat membacanya.

Bagi yang gemar menulis kisah cerita, buku ini juga kasih saran menarik dalam salah satu bab-nya yaitu Terbentuknya Klub Cerita, dan saya setuju sama Anne dalam satu quote-nya, seperti, "Jauh lebih romantis untuk mengakhiri suatu cerita dengan pemakaman daripada dengan pernikahan" dan "terlalu banyak percintaan lebih buruk daripada terlalu sedikit" :P (maksud saya apa ini)

FYI, Anne of Green Gables juga termasuk salah satu literatur klasik populer sepanjang masa, bahkan di Jepang, buku ini sudah dimasukkan dalam curriculum pelajaran untuk anak-anak sekolah dasar (wah sayang banget coba di Indonesia juga begitu, seperti Totto Chan, buku ini juga sedikit banyak menjelaskan mengenai metode pendidikan dan pengajaran) setting buku ini di Canada sebagaimana negara asal penulis. Buku ini juga memiliki banyak quote-quote cerdas.

Bahkan setiap bab selalu saja ada inspirasi dan pesan moral dalam ceritanya dan yang saya suka, semua itu tidak diceritakan dengan cara menggurui. Saya setuju kalau cerita Anne of Green Gables juga dimasukkan dalam kurukulum sekolah di Indonesia, karena buku ini menurut saya sangat mendidik dan banyak mengajarkan pesan moral. 

Akhir kata, saya sangat suka dan menikmati membaca buku ini, setelah sekian lama buku anak-anak jaman sekarang lebih banyak berkutat dalam kisah fantasy dan science fiction yang melibatkan terlalu banyak khayalan canggih yang cenderung ribet tentang dunia-dunia ajaib dan mahluk-mahluk mistik dengan plot cerita yang secara general seragam, membaca buku ini ibarat oasis di padang gurun.

Selasa, 08 Januari 2013

THE PALACE OF ILLUSIONS

✮✮✮✮✮
  • Judul Buku : Istana Khayalan (The Palace of Illusions)
  • Pengarang  : Chitra Banerjee Divakaruni
  • Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis :

Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar pada masamu.
Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui semua dewi.
Kau akan menjadi pelayan.
Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu.

Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu.

Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat dan anak-anakmu, dan kakakmu.
Sejuta perempuan akan menjadi janda gara-gara kau.
Ya, memang, kau akan meninggalkan jejak pada sejarah.

Kau akan dicintai, meskipun kau tidak selalu tahu siapa yang mencintaimu.
Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada akhirnya sekaligus tidak ditinggalkan.

-hal 67-68

Kesan saya :
Jujur saya tidak pernah menyangka akan bisa menyukai kisah terkenal dari mitologi Hindu Mahabharata. Waktu masih kecil saya pernah melihat serial TV nya ditayangkan di TPI (seingat saya) tapi saya hanya melihat sekilas dan tidak tertarik untuk menontonnya karena drama perang dan politiknya terlalu membingungkan untuk ukuran anak SD. 

Lalu saat sudah SMU, saya mendapat pelajaran sejarah dan sering mendengar nama-nama macam Arjuna, Bima, Yudistira lalu Pandawa lima, dan tentu saja Drupadi. Namun saya tetap tidak mengerti mengenai nama-nama itu dan menganggap nama-nama itu hanyalah kisah politik dan peperangannya yang harus saya hafal untuk ulangan pelajaran Sejarah. 

Dan beberapa tahun belakangan saya sering mendengar nama-nama tersebut dalam kisah pewayangan dan iklan jamu. Bagaimana Arjuna dilambangkan sebagai pecinta ulung, lalu ada jamu kuku Bima karena katanya biar kuat dan sakti kaya Bima dan Yudistira, saya ingat ada penerbit buku-buku sekolah bernama Yudistira. Tapi karena saya belum tau mengenai kisah Mahabharata nama-nama itu hanyalah sekedar nama dan saya bahkan menganggapnya cerita pewayangan Jawa.

Namun setelah saya baca buku ini, semuanya berubah, dan buku ini sangat berbeda dengan kisah Mahabharata yang sering saya dengar, memang ada kisah peperangan dan politik, namun bukan itu yang jadi cerita utama buku ini, cerita utama buku ini adalah mengenai pandangan-pandangan Drupadi (atau disebut juga Panchali) tentang apa yang terjadi dimasa kehidupannya dan ternyata pandangan-pandangan Drupadi sangat menarik dan menurut saya sangat maju untuk masa itu, dan banyak pandangan-pandangan hidupnya yang feminist.

Misal :
"Dan siapa yang memutuskan bahwa tujuan hidup tertinggi perempuan adalah mendukung kaum pria?"

"Laki-laki, sumpah! Aku sih, aku berniat melakukan hal-hal lain dengan hidupku." -hal 51

Dan mengapa perlu ada pertempuran? Pasti ada cara lain untuk mencapai kejayaan, bahkan bagi laki-laki? Aku akan mengajari mereka untuk mencari itu. -hal 51

Jadi ingat pernah ketemu pepatah ini :


Mungkinkah hal itu terjadi? :D dan beberapa pandangan lain yang sudah ditulis oleh Mas Harun Harahap di Goodreads

Drupadi juga tidak mau menjadi wanita bodoh seperti istri-istri ayahnya, dan untuk itu dia juga membaca buku-buku yang biasa dipelajari oleh para calon raja misal undang-undang dan hukum. Sebagai wanita dia tidak merasa cukup hanya belajar hal-hal yang berhubungan dengan kewanitaan macam seni saja, dia juga ingin belajar hal yang sama seperti kakak laki-lakinya Dre, agar kelak ilmunya berguna bila dia menjadi ratu. Keinginan Drupadi saat itu tidak lazim untuk wanita pada saat itu yang semuanya serba dibatasi. O ya saya juga suka dengan pelajaran dari si penyihir itu cocok buat menjadi femme fatale

Selain itu perkawinan Panchali dengan 5 suami sekaligus (baru kali ini saya baca buku yang tokoh utamanya poliandri, biasa adanya poligami) juga diceritakan dengan sangat menarik. Selama ini kita taunya tokoh Pandawa yang paling terkenal di Indonesia itu Arjuna dan lebih sering digambarkan sebagai pecinta sejati daripada pejuang karena Arjuna bisa hidup rukun dengan para istrinya (astaga karena hal itukah di Indonesia, Arjuna yang paling terkenal, karena banyak laki-laki mengangankan menjadi pecinta sejati seperti Arjuna yang bisa memikat banyak wanita bahkan dewi karena tampan dan cakap) namun bagusnya buku ini justru tidak menitikberatkan pada kisah-kisah asmara Arjuna, dan meskipun Arjuna digambarkan gagah dan pemanah ulung, tetapi dalam buku ini,  Panchali tidak mencintai Arjuna melebihi suami-suaminya yang lain, karena yang sesungguhnya dicintai Panchali adalah Karna yang tidak pernah bisa ia miliki semasa hidup. Dan ada suatu masa di mana Arjuna menjalani hidup sebagai kasim dan dia harus memakai sari :D

Untuk suami-suami Panchali, favorit saya adalah Bima, karena jelas dia yang paling mencintai Panchali dan rela melakukan apapun demi istrinya dan jago masak pula, wanita mana yang tidak mau punya suami seperti itu, walaupun tetap saja dalam hal kesetiaan, setiap laki-laki umumnya sama saja (kalau udah ngga tahan, ambil wanita lain).

Yudistira yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, mungkin bukan tipikal suami yang diidolakan kaum wanita dalam buku ini, namun cocok untuk negara Indonesia yang butuh orang yang jujur dan taat peraturan, tapi menariknya buku ini, meskipun Yudistira digambarkan jujur, taat hukum dan peraturan juga membenci peperangan, tetap saja dia ada satu kelemahan utama dan kelemahan itu adalah judi. Sekali lagi bagusnya buku ini juga banyak memberi pelajaran hidup, contohnya bagaimana judi bisa menghilangkan segalanya begitu cepat hanya dalam waktu singkat. 

Sedangkan untuk Nakula dan Sadewa, saya melihat peran mereka hanya sebagai pelengkap dan pemanis. Tapi sekarang jadi paham kalau ada anak kembar dinamakan Nakula dan Sadewa.

Meskipun begitu hubungan Panchali dan suami-suaminya tidak selalu sempurna dan ada saat di mana dia merasa sangat dikecewakan karena para suaminya tidak membelanya, misal waktu dipermalukan oleh Duryodana, atau waktu suami impiannya Arjuna tidak membelanya saat sang ibu meminta Drupadi menikahi saudara-saudaranya yang lain.

Seperti yang sudah dibahas dalam review Mbak Echa di Goodreads yang membuat buku ini menarik dan nyambung dengan pembacanya adalah kisah ini diceritakan dengan sangat manusiawi, meskipun tema utamanya tentang dewa-dewa, raja-raja, politik dan perang, namun kepribadian Drupadi yang tidak biasa serta pandangan hidupnya yang sangat penuh dengan filosofi bisa membuat kita belajar dan berpikir akan segala perbuatan kita dalam dunia ini.  Ingatlah satu hal, bahwa karma itu ada di dunia, apa yang kita perbuat di masa sekarang bisa berdampak pada masa depan.

Buku yang sangat saya rekomendasikan bagi mereka yang berjiwa feminist.  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...