Desember, salju masih turun dengan lebatnya, waktu masih sore namun awan gelap dan hujan salju membuat langit tampak seperti malam. Jalanan memutih seperti kapas, cuaca terasa sangat dingin. Hembusan angin dan salju membuat segalanya tampak beku dan kelam. Namun suatu cahaya terang benderang memancar dari sebuah jendela rumah.
Seekor kepiting merah tampak sibuk menghias satu pohon cemara besar di pojok ruangan yang tampak nyaman, api di pendiangan tampak meletup-letup lembut. Dengan hati-hati si kepiting merah menggantung bola-bola kaca penuh warna ke pohon tersebut. Selain bola-bola kaca warna-warni, pohon cemara itu juga penuh dengan berbagai jenis hiasan gantung kecil seperti malaikat, sinterklas, tongkat permen, kapas-kapas salju dan tentu saja lampu kecil warna-warni yang menyala-nyala. Namun saat si kepiting merah menengadah ke atas, ia menyadari ada satu benda yang masih kurang. Ah seharusnya ada bintang emas di pucuk pohon cemara tersebut.
Si kepiting pun mencari hiasan bintang di antara benda-benda yang berserakan, seperti di balik tumpukan kado-kado, dibalik bantal sofa, namun ia belum berhasil menemukannya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Si kepiting merah menoleh ke arah jam kayu besar yang berdiri kokoh di sudut ruangan, waktu masih menunjukkan pukul 5, sementara para tamu undangan makan malam dijadwalkan hadir jam 7. Selain itu hidangan makan malam belum sepenuhnya siap. Namun si kepiting merah tak mungkin membiarkan tamunya menunggu di luar.
Si kepiting merah berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu bagi tamu yang datang awal tersebut. Hembusan angin dingin dan butiran salju langsung menerpa si kepiting merah saat pintu di buka, namun tidak ada siapa-siapa di luar. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tamunya.
"Di atas sini," sahut sebuah suara.
Si kepiting merah menoleh ke atas, tampak segumpal awan bergerak-gerak, berusaha supaya wujudnya tetap menyatu. Lalu gumpalan awan tersebut turun mendekati si kepiting merah.
"Selamat sore, aku awan post datang hendak mengantarkan paket untuk Lady Storytelling."
Si awan menyapa ramah si kepiting merah, lalu sebuah paket dan kertas terjatuh di kaki si kepiting.
"Silakan tanda tangan di kertas itu," ujar awan post dan wujudnya berubah menjadi bentuk tangan dan menunjuk kertas yang tadi dijatuhkan olehnya.
"Dari siapa paket ini? tanya si kepiting merah penasaran.
"Tugasku hanya mengantar paket hingga tiba di tujuan, bukan menjawab dari mana paket itu berasal," jawab awan post ramah. "Siapa nama Anda? Tolong tanda tangan paketnya dahulu, aku masih banyak paket untuk di antar."
Si kepiting merah langsung membungkuk sedikit sebagaimana bila ia biasa memperkenalkan diri, "Aku Krebi, pengurus dan kepala rumah tangga milady."
"Ah, tolong tanda tangan di sana Tuan Krebi dan taruh kertasnya di sini," awan post kali ini mewujudkan dirinya menjadi sebuah keranjang.
Krebi segera menandatangani paket tersebut dan menaruh kertasnya di awan post yang sekarang berwujud keranjang. Lalu segera saja awan tersebut kembali berwujud gumpalan awan dan Krebi heran karena kertas tersebut ikut menghilang saat si awan berganti wujud, entah di mana awan post menyembunyikan kertasnya dengan bentuk yang tidak padat tersebut.
"Nah tugasku berkurang satu," gumam awan post riang sambil meluncur kembali ke langit. "Selamat Natal Tuan Krebi, semoga hari Natalmu menyenangkan."
Terima kasih kembali," sahut Krebi sambil melambai ringan sementara awan post semakin terbang jauh.
Krebi segera membawa paket tersebut ke Lady Storytelling yang sedang duduk di bangku empuk dan besar kesayangannya. Sang Lady menghadap ke arah perapian, ia tampak senyap menikmati kue jahe dan secangkir minuman coklat hangat dengan marshmallow, seperti biasa sebuah buku tergeletak di pangkuannya.
"Milady, ada paket untuk Anda," Krebi menghampiri Lady Storytelling dan menyerahkan paket misterius tersebut.
Sang Lady langsung bangkit, ia menerima dan menatap paket tersebut dengan bersemangat. " Akhirnya datang juga. Kau tahu Krebi, aku sangat menantikan paket ini."
"Kalau begitu paket itu pasti berisi sebuah benda yang sangat Anda idamkan. Tapi nama pengirimnya tidak lengkap." Krebi menatap curiga paket tersebut.
"Justru itu Krebi, aku harus mencari tahu siapa yang mengirimkan paket ini, aku yakin ada petunjuk dalam paketnya." Sang Lady kembali menyerahkan paket tersebut kepada Krebi dan berkata, "Bukalah."
Paket tersebut dibungkus oleh sebuah kardus. Dengan hati-hati, Krebi membuka bungkus kardus tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah buku, kipas plastik dan sebuah kartu.
"Wow, bukankah buku ini pernah masuk ke dalam salah satu Keinginan Rabu Anda, milady?" Krebi tampak takjub melihat buku tebal tersebut.
"Benar, Krebi. Wah Santaku baik sekali memberiku buku ini. Harganya cukup mahal."
Kemudian Sang Lady mengambil kartu kecil yang tersemat dalam paket tersebut dan membukanya.
Sang Lady hanya mengerutkan keningnya setelah membaca kata-kata dalam kartu tersebut. Suatu ekspresi atau reaksi yang jarang sekali dilihat oleh Krebi karena Sang Lady selama ini selalu percaya diri dan nyaris tahu apa saja.
"Tulisannya bagus," gumam Krebi.
"Krebi," bisik sang Lady.
"Ya, milady?
"Hubungi detektif Red Fox dan serahkan teka-teki ini pada Red Fox," lanjut Lady Storytelling. "Tapi jangan sampai ada orang lain yang tahu. Ini rahasia."
Krebi mengangguk serius dan dalam sekejab ia merasa menjadi bagian penting dalam suatu konspirasi.
"Ingat, rahasia," ulang Sang Lady. "Bahkan seandainya kau sudah tahu apa arti teka-teki itu, kau tetap tidak boleh memberitahukannya padaku bila aku tidak memintanya."
Krebi langsung cepat-cepat memasukkan kartu kecil tersebut ke cangkang kepitingnya. Matanya bergerak waspada melihat sekelilingnya seolah takut ada yang mencuri dengar. Anehnya Lady Storytelling langsung kembali bersikap santai. Sang Lady tampak mengendus-endus sesuatu.
"Apa kamu mencium sesuatu, Krebi?"
Krebi ikut mengendus-endus wangi yang dimaksud Lady Storytelling. Aroma manis dan khas krim vanila yang dicampur coklat serta aroma gurih mentega memenuhi ruangan. "Ini wangi aroma kue batang Yule, milady."
Si kepiting merah berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu bagi tamu yang datang awal tersebut. Hembusan angin dingin dan butiran salju langsung menerpa si kepiting merah saat pintu di buka, namun tidak ada siapa-siapa di luar. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tamunya.
"Di atas sini," sahut sebuah suara.
Si kepiting merah menoleh ke atas, tampak segumpal awan bergerak-gerak, berusaha supaya wujudnya tetap menyatu. Lalu gumpalan awan tersebut turun mendekati si kepiting merah.
"Selamat sore, aku awan post datang hendak mengantarkan paket untuk Lady Storytelling."
Si awan menyapa ramah si kepiting merah, lalu sebuah paket dan kertas terjatuh di kaki si kepiting.
"Silakan tanda tangan di kertas itu," ujar awan post dan wujudnya berubah menjadi bentuk tangan dan menunjuk kertas yang tadi dijatuhkan olehnya.
"Dari siapa paket ini? tanya si kepiting merah penasaran.
"Tugasku hanya mengantar paket hingga tiba di tujuan, bukan menjawab dari mana paket itu berasal," jawab awan post ramah. "Siapa nama Anda? Tolong tanda tangan paketnya dahulu, aku masih banyak paket untuk di antar."
Si kepiting merah langsung membungkuk sedikit sebagaimana bila ia biasa memperkenalkan diri, "Aku Krebi, pengurus dan kepala rumah tangga milady."
"Ah, tolong tanda tangan di sana Tuan Krebi dan taruh kertasnya di sini," awan post kali ini mewujudkan dirinya menjadi sebuah keranjang.
Krebi segera menandatangani paket tersebut dan menaruh kertasnya di awan post yang sekarang berwujud keranjang. Lalu segera saja awan tersebut kembali berwujud gumpalan awan dan Krebi heran karena kertas tersebut ikut menghilang saat si awan berganti wujud, entah di mana awan post menyembunyikan kertasnya dengan bentuk yang tidak padat tersebut.
"Nah tugasku berkurang satu," gumam awan post riang sambil meluncur kembali ke langit. "Selamat Natal Tuan Krebi, semoga hari Natalmu menyenangkan."
Terima kasih kembali," sahut Krebi sambil melambai ringan sementara awan post semakin terbang jauh.
Krebi segera membawa paket tersebut ke Lady Storytelling yang sedang duduk di bangku empuk dan besar kesayangannya. Sang Lady menghadap ke arah perapian, ia tampak senyap menikmati kue jahe dan secangkir minuman coklat hangat dengan marshmallow, seperti biasa sebuah buku tergeletak di pangkuannya.
Sang Lady langsung bangkit, ia menerima dan menatap paket tersebut dengan bersemangat. " Akhirnya datang juga. Kau tahu Krebi, aku sangat menantikan paket ini."
"Kalau begitu paket itu pasti berisi sebuah benda yang sangat Anda idamkan. Tapi nama pengirimnya tidak lengkap." Krebi menatap curiga paket tersebut.
"Justru itu Krebi, aku harus mencari tahu siapa yang mengirimkan paket ini, aku yakin ada petunjuk dalam paketnya." Sang Lady kembali menyerahkan paket tersebut kepada Krebi dan berkata, "Bukalah."
Paket tersebut dibungkus oleh sebuah kardus. Dengan hati-hati, Krebi membuka bungkus kardus tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah buku, kipas plastik dan sebuah kartu.
"Wow, bukankah buku ini pernah masuk ke dalam salah satu Keinginan Rabu Anda, milady?" Krebi tampak takjub melihat buku tebal tersebut.
"Benar, Krebi. Wah Santaku baik sekali memberiku buku ini. Harganya cukup mahal."
Kemudian Sang Lady mengambil kartu kecil yang tersemat dalam paket tersebut dan membukanya.
Sang Lady hanya mengerutkan keningnya setelah membaca kata-kata dalam kartu tersebut. Suatu ekspresi atau reaksi yang jarang sekali dilihat oleh Krebi karena Sang Lady selama ini selalu percaya diri dan nyaris tahu apa saja.
"Tulisannya bagus," gumam Krebi.
"Krebi," bisik sang Lady.
"Ya, milady?
"Hubungi detektif Red Fox dan serahkan teka-teki ini pada Red Fox," lanjut Lady Storytelling. "Tapi jangan sampai ada orang lain yang tahu. Ini rahasia."
Krebi mengangguk serius dan dalam sekejab ia merasa menjadi bagian penting dalam suatu konspirasi.
"Ingat, rahasia," ulang Sang Lady. "Bahkan seandainya kau sudah tahu apa arti teka-teki itu, kau tetap tidak boleh memberitahukannya padaku bila aku tidak memintanya."
Krebi langsung cepat-cepat memasukkan kartu kecil tersebut ke cangkang kepitingnya. Matanya bergerak waspada melihat sekelilingnya seolah takut ada yang mencuri dengar. Anehnya Lady Storytelling langsung kembali bersikap santai. Sang Lady tampak mengendus-endus sesuatu.
"Apa kamu mencium sesuatu, Krebi?"
Krebi ikut mengendus-endus wangi yang dimaksud Lady Storytelling. Aroma manis dan khas krim vanila yang dicampur coklat serta aroma gurih mentega memenuhi ruangan. "Ini wangi aroma kue batang Yule, milady."
"Benar," angguk Sang Lady. "Dan aku juga mencium aroma biskuit yang baru dihangatkan dari oven dan aroma manis kembang gula."
"Oh, itu pasti rumah boneka roti jahe. Rumah itu terdiri atas biskuit-biskuit mentega, krim gula-gula dan banyak sekali permen."
"Kurasa Momon dan Kitten sudah selesai menghiasnya," Lady Storytelling melirik jam kayu besar di pojok ruangan. "Masih ada sedikit waktu sampai ayam kalkun di oven matang. Aku akan membantumu mempersiapkan meja makan, pastikan suhu ruangan panas."
Krebi tampak bingung, "Maksud Anda, suhu ruangan harus hangat, milady?"
"Tidak Krebi, bukan hangat tapi panas, karena aku mengundang 2 tamu istimewa." Sang Lady tampak terdiam sesaat, lalu melanjutkan dengan ceria, "Mereka akan membuat ruangan menjadi dingin, karena itu pastikan suhu harus panas supaya tidak terlalu dingin ketika mereka datang."
"Memangnya siapa 2 tamu istimewa ini, milady? Sampai bisa membuat ruangan menjadi dingin.
"Hanya Jack dan Elsa," Lady Storytelling menjawab datar dan bergegas pergi ke ruang makan.
Namun baru berjalan beberapa langkah, Sang Lady berbalik dan menyerahkan sesuatu kepada Krebi, "Hampir lupa, tolong letakkan ini di pucuk pohon cemara yah."
Krebi melihat sebuah hiasan bintang yang sangat cantik yang tadi sempat dicarinya sebagai puncak hiasan pohon cemaranya.
Whooaaa... keren dibikin cerpen. Hmm... tapi aku masih belum tahu nih siapa Santa-nya :D
BalasHapusayo main tebak-tebakan
HapusBagus mbak Lina..
BalasHapusEhm.. aku jadi penasaran. Publik figure kelahiran 18 juni itu istrinya Anjasmara bukan sih? :3
Bernyanyilah...
Do Re Mi Fa So La Si Do...
coret Mi ( nada ke 3). delapan ditemukan, tujuh berarti tidak susah ditemukan???
Ah, bingung mbak Lin ...
maaf ya.
lho kok minta maaf? Mbak Sasti gak salah apapun.
HapusKalau udah tau siapa Santaku, rahasiakan dulu yah. Hihihihi
Keren dibikin cerpen!
BalasHapusHmm, kayanya ad yg namanya dikurangi Mi-nya yak, hehe
Happy holidays
iya, sekarang lagi nyanyi tanpa nada mi
Hapuswih sampai bikin cerpen, semoga mengobati tahun kemaren ya Lin, kita dapat buku yang sama :)
BalasHapusiya sulis, buku kita sama. Lumayan ada temen baca Gone Girl :D
Hapusbanyak yang dapet gone girl yah. aku ada sih ebooknya, tapi belum juga ada niat baca. jadi penasaran. ditunggu reviewnya, lina ;)
BalasHapusok, masih 80 halaman bacanya.
HapusKereeeeen postingannya jd cerpeen.. Santanya gampang ditebak.. Selamat menikmati bukunya lin..
BalasHapushahaha, Santanya mengabulkan keinginanku yg pengen ridel gampang.
HapusKeren Lin dibikin kaya cerita.
BalasHapusAh sepertinya ada nama yg terlintas :)
iya, semoga benar, Ceu Nanny
HapusBagus Lin dibikin cerpen :). Syukurlah ya tahun ini dapat dan baik2 aja semuanya. Tentang santamu siapa, I have no idea, hahaha. Tapi yakin dirimu pasti udah bisa nebak
BalasHapusiya Ren, semoga benar. Santa sudah oke tapi targetku yg melempem :|
HapusWah, aku ikut makan malamnya dong :D
BalasHapussilakan zee, ada banyak makanan, nyam.
HapusDuh...gambar2nya bikin ngiler
BalasHapusaku mau makan kue bolu gulung coklat itu, wi.
Hapuscerpennya keren! doremiiii #nyanyikencengkenceng
BalasHapusDinoy, kamu nyanyinya pitchy.
Hapuskereen Lin, perpaduan antara cerita dan gambarnya otree bangets :D
BalasHapusmakasih ndah. Gue harap nggak menggangu karena bikin cerpen.
HapusKrebiiii <3 Kicauan burung di bulan November? Ada apa dengan november ya? *bingung*
BalasHapusah ada apa yah? mungkin ada hujan di bulan November.
HapusMakasih sudah mampir ya :D
Cerpennya bagus mba Liiin hahaha..
BalasHapusBtw, ada jack frost dan queen elsa juga, hm jadi inget seseorang yg dpt riddle itu
Makasih.
HapusHihihihi, yg ngaku Elsa mah banyak di BBI.
Kyaaaa.... Fokusku jadi ke cerpennya daripada riddlenya hahaha... Eh, aku kok ga punya bayangan siapa si Santa ini.. -_-
BalasHapus