Rabu, 28 Agustus 2013

DEAR KITTY (THE DIARY OF A YOUNG GIRL)

✮✮✮½
Judul Buku : Dear Kitty (The Diary of a Young Girl)
Penulis : Anne Frank
Penerbit : Atria
Penerjemah : Dina Begum
Jumlah Halaman : 412 Halaman
Harga : Rp 55.000 (sebelum diskon)
Segmen : Remaja

Sejujurnya saya agak bingung kalau mereview buku non fiksi berlatar sejarah. Karena untuk saya pribadi buku non fiksi itu bukan untuk dijudge atau dikritik, terutama menyangkut ceritanya. Jadi saya akan menerangkan saja secara garis besar apa yang saya rasakan mengenai Diary Anne Frank.  I won't judge, only write about what I like from the book. 

Saya pertama kali tahu mengenai buku ini gara-gara sempet rame di fb BBI. Bukan karena isi bukunya tapi karena terjemahan judulnya. Dear Kitty, apa yang ada dalam  pikiran kamu kalau mendengar buku berjudul Dear Kitty? Kalau saya sih langsung terbayangnya ini :
Nah, mengingat buku ini tentang perang, judul Dear Kitty sepertinya terdengar sangat girlie. Di sanalah masalahnya. Seandainya orang tidak tahu siapa itu Anne Frank mungkin akan mengira kalau buku ini sejenis teenlit. Memang sih di bawah judul Dear Kitty ada sub-judul atau keterangan "Diari si Gadis Kecil yang Bersembunyi dari Kejaran Nazi" Tapi untuk buku yang sifatnya non fiksi atau biografi atau sejarah, saya kira lebih baik judulnya dibiarkan saja apa adanya tanpa perlu dibuat terdengar "fancy" atau "cute". Misal "Buku Harian Anne Frank" atau "Buku Harian Seorang Gadis Kecil". Tapi itu hanya pendapat saya saja. Eniwei, Kitty adalah nama yang diberikan Anne untuk buku hariannya. 

"Aku ingin terus hidup bahkan setelah mati"

Pada saat pecah perang dunia 2, Anne dan keluarganya terpaksa bersembunyi dari kejaran Nazi Jerman dalam suatu tempat yang disebut "Paviliun Rahasia" karena saat itu para tentara Jerman sedang mencari dan menangkap orang-orang Yahudi untuk di kirim ke kamp-kamp konsentrasi, dan tak terkecuali Anne dan keluarganya yang keturunan Yahudi. Selama masa persembunyian itu, satu-satunya teman Anne untuk berkeluh kesah hanyalah buku hariannya. Karena menurut orang-orang dewasa, Anne adalah gadis kecil yang cerewet dan sering mereka tak sabar terhadapnya. Oleh karena itulah, Anne memilih buku harian tempat di mana ia bisa menuliskan perasaan-perasaannya dan menjadikannya sahabat sejati, karena menurutnya "kertas lebih sabar daripada orang"

Awalnya saya sempat mengira kalau buku ini bertema perang, seperti Nazi, tentara, kamp konsentrasi, Yahudi, kekejaman perang, ternyata tidak. Sekiranya bagian-bagian itu tidak dibahas detil. Buku ini  lebih berkisah mengenai kehidupan sehari-hari Anne dan keluarganya dan juga para penghuni lain di Paviliun Rahasia selama menjalani masa persembunyian mereka. Seperti gadis remaja pada umumnya, Anne juga sering merasa galau, lalu ketidak-cocokan Anne dengan ibunya dan tentu saja mengenai rasa takut dan cemas akan ketahuan tentara Jerman juga betapa tidak nyamannya karena hidup dalam persembunyian, mulai dari makanan yang dijatah sampai masalah jamban. 

Tapi tidak semuanya hanya tentang perasaan tak berdaya dan ketidaknyamanan, karena dalam persembunyian pun Anne bisa mengalami jatuh cinta. Walau beberapa bagian juga ada terasa membosankan misal saat Anne menceritakan kejadian-kejadian sepele seperti pertengkaran konyol antar para penghuni di tempat persembunyian hanya karena hal sepele.  Tapi secara keseluruhan, saya suka gaya berceloteh Anne di buku hariannya yang terkesan witty and funny (yup, she is Gemini)

Tapi buku ini tidak hanya menceritakan mengenai kejadian-kejadian yang Anne alami  dan rasakan selama bersembunyi melainkan juga pandangan-pandangannya terhadap kejadian-kejadian di sekelilingnya. Jujur saya kagum untuk seorang gadis berumur 14 tahun, pandangan Anne sangat dewasa. Misalnya saja pandangan Anne mengenai perang, hal 316. 

"Apa, oh, apakah gunanya perang? Kenapa orang tidak bisa hidup dengan damai? Kenapa harus ada semua kehancuran ini?"

"Kenapa harus mengucurkan jutaan untuk perang setiap harinya, tapi tidak ada satu sen pun yang tersedia untuk pelayanan medis, seniman, atau untuk orang miskin?"

Good point Anne. Dan sayangnya hingga sekarang, hal tersebut masih terus terjadi dan tetap tidak ada jawaban memuaskan mengapa perang, kekerasan dan segala jenis tragedi kemanusiaan masih terus terjadi hingga detik ini. Manusia menghancurkan, manusia membangun, lalu manusia menghancurkan lagi.  

Ada beberapa typo yang saya temukan sepanjang buku :
Hal. 150 : pensaran penasaran
Hal. 154 : pertengkarang → pertengkaran
Hal. 180 : meakukan  melakukan
Hal. 365 : polng  polong
Hal. 373 : tingi  tinggi

Satu hal yang membuat saya sadar selesai membaca Diary Anne Frank, yaitu betapa pentingnya menulis untuk saya. Seperti yang Anne tulis di halaman 281, "Karena aku bisa menangkap kembali semuanya saat menulis, pikiran, idealisme, dan fantasiku."

Curhat bentar, baca buku harian Anne Frank ini mengingatkan saya, kalau dulu saya juga suka menulis buku harian, dan tiba-tiba saja saya iseng mengaduk-ngaduk isi lemari dan menemukan tumpukan buku harian lama yang saya tulis sejak SMP-SMU-kuliah, lumayan totalnya ada 7 buku.

Satu-satunya masalah adalah, ada 1 buku harian saya yang gemboknya nggak bisa dibuka karena macet T_T (terpaksa cari kunci di tukang gembok deh).Eniwei, iseng-iseng saya buka kembali diary-diary itu dan ternyata tulisan saya dulu lumayan (lumayan sukses bikin saya tertawa dan emosional saat membacanya sekarang). Trus yang bikin melek, ada beberapa ide cerita juga yang saya tulis di buku harian. Tapi yang saya suka dari jurnal atau buku harian adalah kepolosan dan kepribadian seseorang saat menulis begitu terasa. 

Sekarang ini mungkin sudah jarang orang yang menulis buku harian mengingat di jaman serba elektronik ini, rata-rata orang sudah menggantikan buku harian dengan blog. Tapi ada rasa yang berbeda saat saya membaca tulisan dalam blog dengan tulisan di buku harian.  Tulisan dalam buku harian terasa begitu raw atau mentah jadi lebih terasa jujur, personal dan naked (apa adanya). Sedangkan di blog, boleh dibilang yang sifatnya pribadi pun, semuanya sudah sudah difilter (baca : pencitraan). Sepertinya saya harus melanjutkan menulis diary kembali (karena timbunan diary kosong saya masih ada 6 buku). Dan seperti yang Anne Frank tulis (Hal 181) :
"Kusembunyikan aku di dalam diriku, aku hanya mempertimbangkan diriku dan diam-diam menuliskan semua kegembiraan, kesedihan, dan kebencian di dalam buku harian. Buku harian ini sangat berharga bagiku, karena telah menjadi buku kenangan manis di banyak tempat, tapi dalam banyak halaman tentu saja aku bisa meletakkan masa yang sudah berlalu."

Yup, menulis adalah suatu bentuk komunikasi, bahkan mungkin bisa lebih kuat dari ucapan sebab :

Verba volant, scripta manent-yang terucap bakal lenyap, yang tertulis akan abadi. 

6 komentar:

  1. wah, buku ini sempet masuk WWku tapi belum kesampaian :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. moga2 kesampaian Mas Tezar. Bukunya lebih tentang Anne.

      Hapus
  2. ahhhh diary! aku juga punya banyak hihi jadi pengen bongkar2 juga...aku belum baca nih buku ini..pingin baca tapi judulnya emang bikin ilfil. mungkin mau cari bhs eng nya dulu deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba aja baca2 kembali diary yg dulu pernah ditulis kak Astrid, ntar kaya saya deh, nyengir2 sendiri

      Hapus
  3. Aku punya tapi bukan yg atria, dan sukses tertimbun belum terbaca, hi2

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebagai bacaan untuk menambah pengetahuan boleh lah, secara ini historis :D

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...