★★★
Judul Buku : A Tale Dark and Grimm
Pengarang : Adam Gidwitz
Penerbit : Atria
Penerjemah : Khairi Rumantati
Ilustrasi Sampul : Lala Bohang
Jumlah Halaman : 244 Halaman
Segmen : Remaja, Dewasa-muda
Genre : Dongeng, Fantasi
Alkisah hiduplah seorang pelayan yang bernama Johannes. Pelayan tersebut dikenal dengan julukan Johannes yang Setia. Karena dia memang setia. Bagaimana tidak setia? Johannes telah mengabdi pada Raja, sejak jaman ayah Raja, lalu kakeknya Raja, lalu kakek buyutnya. Dan sekarang Raja sudah tua dan sebentar lagi akan mangkat. Maka ia pun meminta Johannes mengabdi juga pada anaknya, sama seperti Johannes mengabdi pada ayahnya, kakeknya dan kakek buyutnya. Dan kesetiaan Johannes pun berlanjut.
Sebelum mangkat, Raja berpesan, ada 1 ruangan dalam istana yang tidak boleh dimasuki anaknya, karena ruangan tersebut menyimpan lukisan seorang putri cantik. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta pada Sang Putri. Raja khawatir hal itu akan membawa petaka.
Akhirnya Raja meninggal. Setelah itu, Sang Pangeran pun dilantik menjadi Raja yang baru. Johannes yang Setia mendampingi Raja yang baru dan menjelaskan mengenai peraturan dan seluk beluk istana. Mereka sampai di suatu ruangan yang pintunya selalu tertutup. Raja pun bertanya, mengapa pintu itu selalu ditutup. Johannes pun menjelaskan alasannya dengan jujur pada Raja muda.
Yah, namanya manusia, makin dilarang, justru makin penasaran. Raja yang baru pun masuk ke ruangan tersebut dan menemukan lukisan putri cantik berambut emas. Singkat cerita, Sang Raja jatuh cinta dan ingin menikahi putri emas tersebut, tidak peduli apabila Sang Putri membawa kutukan.
Akhirnya setelah melakukan perjalanan dan menggunakan sedikit 'trik', Sang Putri emas bersedia menikah dengan Raja yang baru. Dan mereka pun hidup bahagia selama-lamanya.
Itu saja? Oh, tenang, saya tidak spoiler kok. Itu cuma permulaan doank. Karena cerita sebenarnya berkisah tentang anak-anak hasil pernikahan Raja dan Ratu emas. Benar, dari pernikahan mereka, lahirlah sepasang anak kembar yang bernama Hansel dan Gretel.
My thought :
Hmm, lagi-lagi kisah retelling fairy tales. Saya pernah dengar, kalau dongeng-dongeng anak-anak yang biasa kita dengar itu sebenarnya aslinya tidaklah semanis dan seunyu yang kita dengar. Manis dan unyu itu karena diceritakan ulang lewat Disney. Aslinya dongeng itu cenderung gelap dan ada kalanya berdarah-darah, penuh pengorbanan dan jauh dari happily ever after. Jadi karena itulah biasanya saat dongeng diceritakan kembali pasti ada bumbu yang ditambah dan bumbu yang dikurangi agar rasanya pas dengan target penerimanya (anak-anak).
Begitu pula dengan kisah Hansel dan Gretel dalam buku ini. Awalnya saya kira buku ini sejenis 'The Book of Lost Things' yaitu kisah rekaan yang dituturkan ala dongeng yang gelap dengan adegan-adegan sadis dan vulgar. Bahkan cerita yang terasa nyeleneh.
Yah, soal nyeleneh memang ada benarnya. Hanya saja mengenai adegan sadis dan berdarah-darah, hmmm tidak segitunya sih kalau menurut saya. Malah yang saya rasakan tentang buku ini adalah ANNOYING.
Nggak tau kenapa, buku ini terasa menyebalkan saat saya membacanya. Bukan tokoh-tokoh di dalamnya yang menyebalkan, tapi si naratorlah yang menyebalkan. Jadi cara penuturan cerita dalam buku ini seperti narasi dalam narasi, di mana seorang narator yang membacakan dongeng terhadap anak kecil dan berapa kali narator tersebut memberi peringatan bahwa cerita berikutnya akan mengerikan, sadis dan berdarah-darah, seolah kita akan ketakutan dan bersembunyi di bawah kolong tempat tidur seperti anak kecil.
Kisah dalam buku ini sendiri memang gelap dan sadis karena ada adegan-adegan mutilasi, tapi karena dibumbui dengan humor, jadinya kisah ini terasa konyol dan tidak serius. Mungkin itu juga yang membuat saya menganggap buku ini hanya sekedar bacaan pengisi waktu. Karena kalau ditanya apa moral dari buku ini, jawabnya, ini hanya sekedar dongeng belaka, nothing important.
Saya rasa seharusnya buku ini stand-alone, karena secara story-arc sudah tamat, tapi ternyata ada sambungan dongeng lain. Whew, sekarang kenapa semua buku jadi berseri?
Saya rasa seharusnya buku ini stand-alone, karena secara story-arc sudah tamat, tapi ternyata ada sambungan dongeng lain. Whew, sekarang kenapa semua buku jadi berseri?
Iya, naratornya menyebalkan =_=
BalasHapusmungkin emang disengaja kali.
HapusAhaha, ulasan yang keren. Terima kasih~
BalasHapusSaya kira, Miss Lina akan menceritakan seluruh ceritanya, tapi ternyata tidak.