Hari itu, saya kedatangan seorang tamu. Ia seorang perempuan dan juga seorang istri dan ibu. Perkenalkan Winda Scorfi Hudah dari blog [roem:pi boekoe], sekarang tinggal di Surabaya.
Saya langsung merasa tertohok, tapi kenapa Mbak Winda membawa sampul buku tersebut? Rupanya kutipan itu ada hubungannya dengan curhatan Mbak Winda.
Font biru adalah comment gak penting saya :P
Winda
Terima kasih banyak buat Lina yang sudah merelakan halaman blog.nya dipenuhi curhatan.ku ^_^
Ini dalam rangka ultah bebi jadi saya menjadi bintang tamu di blog Lina..so, what am I gonna talk about here? Pastinya nggak jauh-jauh soal buku dan kegiatan membaca..
So,
kalau sudah di kantor aku jarang (hampir nggak pernah baca buku) padahal bisa (kalau mau) entah kenapa kok motivasi membacaku sering hilang begitu sampe kantor...banyak godaan...entah buka febsuk or main game #sigh
#pathetic
So, last word!
Bacalah buku yang kamu suka ^_^ (SANGATTT SETUJUHHHH)
BTW, saya ada sedikit pertanyaan untuk Mbak Winda nih:
Hari itu Mbak Winda tampak ceria dan cantik, dengan baju warna coklat dan hijab warna hitam bermotif bunga-bunga. Eh apa tuh yang dibawa sama Mbak Winda, rupanya sebuah sampul buku berbahan kain. Tapi yang membuat saya penasaran adalah kutipan di sampul tersebut. Bunyinya.
Foto: Doc BBI
"There are worse crimes than burning books and one of them is not reading them."
"There are worse crimes than burning books and one of them is not reading them."
Font biru adalah comment gak penting saya :P
Winda
Terima kasih banyak buat Lina yang sudah merelakan halaman blog.nya dipenuhi curhatan.ku ^_^
Ini dalam rangka ultah bebi jadi saya menjadi bintang tamu di blog Lina..so, what am I gonna talk about here? Pastinya nggak jauh-jauh soal buku dan kegiatan membaca..
Dont get upset, this is our world be proud of it, okay? #maksa (me too, I'm proud with my hobby)
Umm..seperti
yang tadi saya bilang di atas kalau ini adalah curhatan, jadi yah, saya mulai saja curhatnya.
Beberapa
bulan blog saya
sempat hiatus, jarang ditenggok apalagi di update, salahkan siapa coba kalau begini? Kalau ditanya kenapa? Aku sendiri juga bingung jawabnya (maaf ya kalau pakai
"aku" biar lebih berasa suasana curhatnya) #dijorokinketembok
Dibilang
sibuk juga engga...
Sehari-hari
from Monday to Friday, aku di kantor all
day long, secara PNS apa sih kerjanya, banyak nganggur, klo dikantor pasti
aku banyak habisin waktu
untuk jualan online (aku punya tobuk online) tapi itupun ngga selalu setiap hari aku lakukan... ya
iyalah kalau tiap hari trus kerjaan kantor sapa dong yang ngerjain?
#ditoyorpakelidi
(sama mbak win #toss dulu, saya juga gampang banget teralihkan,
lagi baca buku malah ikutin gosip artis di WA bajaitainment
#langsungditendangrame-ramekeluarbajai)
Truz
klo sudah dirumah...aku palingan
beberes sebentar trus
going to bed
with my son, nah ini juga ada banyak waktu untuk baca benernya (kalau mau) tapi juga
ngga kulakukan...aku lebih memilih baca virtual novel keluaran Voltage ketimbang
baca buku.. #digetokpakeTCV
Lagi-lagi aku kehilangan motivasi baca - see, this my problem now...maybe you can help me
here...
Ini satu dari persoalan pelikku #duileh #tsaah
( #toss Mbak Win, mood
bacaku juga lagi paceklik, sekarang ini maunya bikin kerajinan tangan, gimana
donk, huhuhu, padahal timbunan segambreng #malahbaliknanya.) Tapi kalau
menurutku sih mbak Win, harus keras juga sama diri sendiri. Paksa untuk bisa
membaca minimal 1 hari 1 bab dari suatu buku. (Tapi emang susah sih kalau
kebetulan buku yang dibaca itu buku kacrut #malahikutancurcol)
Permasalahan kedua...
Reading Challenge
Aku ngga bermaksud menyalahkan pihak yang
menggelar RC lho yahh...sama sekali tidak.
Sebenernya
aku sudah menyusun agenda dan daftar panjang buku
apa saja yang harus aku baca 1 tahun kedepan...dan sengaja ikut RC supaya timbunan cepet habis dan aku bisa beli buku baru lagi itu komitmenku dari awal tahun...tapi oh tapi seiring berlalunya waktu...minatku
membaca buku yg ditimbunan menguap kaya asap obat nyamuk...
Aku lebih tertarik baca buku yg freshly
nangkring di rak buku
ketimbang baca timbunan
lama, dan karena
aku nggak bisa move on...aku tetep berusaha
membaca timbunan lama..tahu rasanya? seperti nelan biji kedondong..sakit dan
susah bgt -_-" painful
as it is.
(Alamak, sampai segithunya? Tapi
aku paham kok, Mbak Win. Aku juga pernah baca buku yang tebel, trus ceritanya
ngebosenin, tokoh-tokohnya nyebelin, narasinya bertele-tele, rasanya seperti
makan makanan yang nggak enak dan berbau, tiap nelan harus susah payah.
Perumpamaan lain, seperti ngerjain PR mata pelajaran yang kita benci)
Dan
mungkin itulah yang membuat motivasi
membacaku jadi minus dan turun lebih drastis dari sebelumnya. Membaca
buku yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu susah banget dilakukan (dari sini kita bisa menilai karakter seseorang
lho, mau tahu? Nah! Kapan-kapan aja
dibahas).
Jadi
mungkin setelah perayaan ultah bebi
ini, aku berencana mengundurkan diri atau drop off some RC that doesn't suit
me...
# toss Aku juga taon ini kepedean
ikut 7 RC, dan kayaknya alamat bakal pas-pasan semua hasilnya atau malah gatot karena terlalu
banyak malah gak fokus mau RC mana dulu yang diutamain.
Sama
halnya kalau kita nerima buntelan yang bukunya nggak kita suka tapi disuruh baca dan
parahnya lagi minta direview,
aku pernah disituasi itu sekali...CUKUP
sekali dan nggak berharap mengalaminya lagi...semenjak itu kalau ada
tawaran buntelan aku berusaha menahan diri sendiri
supaya nggak asal minta buku dan
terima.
(Heheheh, aku juga pernah ngalamin #toss
lagi sama mbak Win. Nerimanya senang, bacanya menderita dan penuh beban. Kayaknya beberapa anak BBI ngalamin
deh. Nerima buntelan malah jadi beban, terutama kalau bukunya ‘tidak sesuai
yang diharapkan’.)
Aku
berusaha mempertimbangkan dengan
1. Komitmen
dan jaga nama baik BBI.
2. Jumlah
timbunan yang aku punya.
3. Suka
atau ngga dengan jenis bukunya.
4. Dan yg
terakhir paling penting waktu luang untuk membaca dan mereview.
Itu
kalau aku sih...jadi kalau aku nggak yakin bakal punya waktu...aku ngga akan daftar...sama saja halnya kalau jenis bukunya not my cup of tea..meski aku omni-reader, I prefer
read books that I like the most. Aku tipikal orang yang ogah rugi...baca buku yg
nggak meninggallan kesan apapun karena sama aja kita membuang-buang waktu, mending kita
baca buku lain kan?
#toss lagi sama mbak Winda. Aduh kita banyak samanya nih kita.
Emang mbak, baca buku apalagi kalau tebal, trus ngga sesuai selera, rasanya wasted banget. Buang waktu dan buang
uang. Sekarang aku kalau abis baca buku dan aku ga suka, langsung masukin ke list for sale. Lumayan kalau bukunya
laku, space rak buku kan jadi bisa
ditaruh buku lain.
Plus ogah banget klo aku sampe
di cap mental gratisan, gegera buntelan
(idem).
So, last word!
Bacalah buku yang kamu suka ^_^ (SANGATTT SETUJUHHHH)
RC atau apapun itu, harusnya membantu kalian menghabiskan timbunan atau membuat
kalian semangat membaca buku – bukan malah sebaliknya dan menjadi terror, just
be your self...dan..kalau ada buku yang nggak kalian suka, lempar ke orang lain
sebagai giveaway atau SWAP atau jual lagi, dengan begitu kalian nggak akan
bersalah melihat timbunan yang ngga ada ujungnya, hehehe...
Aku juga sedang berjalan ke arah sini, so..ayo
temani aku ^_^ (Mbak Winda nggak sendirian, makanya GA Hop BBI-ku semua buku kolpri yang yah, not my
cup of tea).
Thanks Lina for this spacious space you gave
to me, aku jadi bisa curhat dan semoga saja ada yang membaca, Happy
Birthday Bebi and have a nice day Lina ^_^
Sama-sama mbak Winda, terimakasih untuk curhatannya, aku suka banget. Karena menurutku, curhatan Mbak
Winda ini mewakili curhatan sebagian anak-anak BBI, terutama para genk penimbun
(yah, silakan yang merasa dirinya genk penimbun, terutama yang suka kalap kalau
lihat obralan, terus bacanya suka teralihkan dan mood-moodan, belum lagi yang
karena alasan sibuk), kalau saya sih nggak sampai kayak githu *mendadak hidung bertambah panjang ala pinokio - itu kan itu elo sendiri, Lin.
BTW, saya ada sedikit pertanyaan untuk Mbak Winda nih:
Lina: Mbak Winda ada sebut virtual novel keluaran Voltage, apa sih Virtual Novel itu?
Mbak WInda: Virtual Novel itu otome game bahasa jepangnya...jadi game itu dibuat seperti kita sedang baca cerita atau novel, dengan gambar-gambar (visual) yg mirip di komik (aku kasih contoh screenshot.nya juga di bawah) nanti kita tinggal ngikutin saja jalan ceritanya. Nah kenapa Voltage? So far yg selama ini bagus sih punya Voltage, Oh iya ini Android App jadi via handphone mainnya...tapi aku ngga rekomen buat yang impulsive buyer dan tukang penasaran kaya aku, karena apa? This game isn't free, kudu bayar kudu bayar min Rp 30.000 atau maks Rp 42.000 setiap sekuel kalau mau baca ceritanya. Satu sekuel itu biasanya ada 13chapter dgn 2 ending. Paymentnya pake CC dan yak, akhir-akhir ini tagihan CC membengkak gegara virtual novel ini.
Lina: Biasanya kalau mood malas baca udah mulai kumat, pengalihan apa yang Mbak Winda lakukan untuk menghilangkannya atau meminimalisirnya?
Mbak Winda: MOOD baca buku hilang? I stop reading and run to virtual novel #ditendang.
Lina: Berapa lama kemampuan baca Mbak Winda per 1 buku, misal untuk buku tipis (kurang dari 300 halaman) dan buku yang agak tebal (300-600 halaman)?
Mbak Winda: Umm..biasanya kalau bukunya menarik, 200-400 hlm bisa sehari atau maksimal 2 hari sudah selesai. Kalau di atas 500 hlm, nah...itu yang bisa semingguan. Dulu baca DaVinciCode yang segede gambreng kurang lebih sih 4-6 hari. Tapi intinya sih tergantung ceritanya, kalau menarik hitungan diatas berlaku tp kalau nggak, yaahh...
Lina: Jadi sekarang, kalau Mbak Winda baca buku dan ternyata bukunya tidak sesuai dengan harapan. Apa Mbak Winda tetap akan paksa baca hingga selesai atau tinggal dulu dan alihkan ke buku lain?
Mbak Winda: A. Ditinggal, karena ini buku pilihan pribadi nggak ada yang maksa buat baca. Sampai sekarang sudah 2 tahun aku baca Dunia Kafka nggak selesai-selesai, bahkan setengah buku pun belum sampai. #malesatautelmi
B. Tetep dibaca meski berdarah-darah, karena sudah komitmen sama sponsor buat bikin reviewnya.
Lina: Mbak Winda kan omni-reader, tapi omni sekalipun pasti ada genre yang cenderung dihindari, bukan anti, tapi jarang disentuh. Genre apa itu Mbak?
Mbak Winda: 1. Hisrom, aku nggak sanggup baca buku romens yang happen di masa lalu, daya imajinasiku nggak sampai, ini hisrom terjemahan ya maksudku bukan lokal.
2. Pararom, paranormal romens, satu-satunya cerita tentang vampire yg aku suka itu... *mikir* Underworld *itu film yah? Well kalau githu aku memang belum pernah baca pararom* #ditendang (aku belum menemukan ketertarikan baca cerita romens dengan tokoh vampire, werewolf or whatever).
Lina: Kebalikan pertanyaan nomor 5, kalau genre favorit apa?
Mbak Winda: Fantasy dan Mitologi, Mystery dan Suspense, sama Chicklit atau Metropop yang temanya kuliner dan affair, diluar itu aku kurang suka, non-Fiksi juga suka terutama buku-bukunya Merry Riana ^_^
Lina: Mbak Winda punya pengarang favorit? Kalau ada, siapa?
Mbak Winda: So far pengarang favorit: Sir Arthur Conan Doyle sama Dewi Lestari.
Lina: Mbak Winda lebih suka membaca buku dalam bentuk fisik (cetakan) atau
ebook?
Mbak Winda: Both. Aku baca ebook kalau nggak bisa baca buku paperback *ya iyalah* hehe...sorry maksudku kalau pas lagi mau tidur pasti kan lampu kamar dimatikan, nah padahal aku pengen baca *soalnya belum ngantuk* jadi ebook pilihannya. Atau lagi bosen sama rapat yang gak jelas nggak mungkin dong bawa-bawa buku apalagi dibaca pas rapat. Ebook memang kasian cuman jadi ban serep doang #elus2ebook.
Lina: Selain mood malas baca, blogger juga ada penyakit lain, yaitu mood malas menulis review. Mbak Winda suka ada mood ini juga?
Mbak Winda: SUKA...ini saja ada 4 buku yang sudah dibaca dan belum direview...dibilang males...umm nggak juga, banyak nggak sempatnya sih. Soalnya review buku kan kudu di depan laptop, ngetik ini dan itu, aku kalau udah terganggu dikit langsung males ngelanjutin ngetik reviewnya. (Lina: Setuju banget, menulis review itu susah lho, perlu mood pastinya dan feel dari buku yang kita baca harus masih ada dan kadang menulis review sekalipun ada risetnya).
Sekilas info tentang Mbak Winda:
Nama: Winda Scorfi Hudah
Blog: http://roempibuku.blogspot.com/
Id twitter: https://twitter.com/windascorfi
Facebook: https://www.facebook.com/WindaScorfi?fref=ts
Sekali lagi, terimakasih pada Mbak Winda atas kesediannya untuk curhat. Dan menurut saya ini curhat yang jujur dan sangat mewakili sebagian besar anak BBI.
Sekilas info tentang Mbak Winda:
Nama: Winda Scorfi Hudah
Blog: http://roempibuku.blogspot.com/
Id twitter: https://twitter.com/windascorfi
Facebook: https://www.facebook.com/WindaScorfi?fref=ts
Ikut nimbrung untuk pertanyaan terakhir Mbak Lina buat Mbak Winda > Aku males review buku yang aku gak suka >.<
BalasHapusYang lebih parah kalo suruh review buku yg aku nggak suka tu seringnya jadi gak objektif dan kesannya banyak negatifnyaa ya mbak... padahal mah semata karna nggak suka sama genrenya aja dr awal. hehe
BalasHapusBuntelan itu emang kadang bikin serba salah ya. Pas terima seneng, pas baca dan harus reviewnya belum tentu seneng XD
BalasHapusNamanya manusia, pasti akan nemu titik jenuh walau ngelakuin apa yang disuka.
Semangat ya Kak Winda!!!
kalau aku mereview buku yang susah selain buku yang ga disukai juga buku yang terlalu disukai, soalnya semua pengen ditulis jadi harus mikir lama akhirnya kelamaan feelnya jadi hilang :(
BalasHapussama bangets nihh *toss*
HapusMembaca dan mereview, seperti juga semua kegiatan lain, pasti akan ada titik jenuhnya ya :) tinggal gimana kita mensiasatinya memang. tapi kenapa ya kalo kalap di obralan dan nimbun buku nggak ada kata jenuh? hihihi
BalasHapuswawwawaw...thank you Linaa ^_^
BalasHapus*peluk-peluk manja*
astagah..aku nggak sangka ternyata file (screenshot) nya segede ituh *padahal via hendpun lho itu* pantesan kmren nggak sampe-sampe emelnya..
aku kok lalu bimbang yah sama pertanyaan Mbak Astrid >> tapi kenapa ya kalo kalap di obralan dan nimbun buku nggak ada kata jenuh?
ahahaah..ini belum ketemu obatnya Mbak Astrid (klo ada kasih tahu aku lho Mbak, ciyusan inih #rekues)
sekali lagi, thank you Lina ^_^
Tahun ini aku juga menghindari sepenuh hati yg namanya RC, ikut sih beberapa aja. Belajar dari pengalaman tahun lalu, meski buku2 itu sebenernya bakal kubaca, tapi kadang waktunya ga nyampe kalo harus baca (jenis tertentu) 12 buku setahun misalnya. Makanya sekarang pilih yg umum aja, dan baca pun aku suka2 sesuai mood, kecuali buat tema baca bareng. (kok jadi aku ikutan curcol ya)
BalasHapus