Senin, 14 April 2014

GUEST POSTING: SAAT MEMBACA TIDAK LAGI MENYENANGKAN

Hari itu, saya kedatangan seorang tamu. Ia seorang perempuan dan juga seorang istri dan ibu. Perkenalkan Winda Scorfi Hudah dari blog [roem:pi boekoe], sekarang tinggal di Surabaya.


Hari itu Mbak Winda tampak ceria dan cantik, dengan baju warna coklat dan hijab warna hitam bermotif bunga-bunga. Eh apa tuh yang dibawa sama Mbak Winda, rupanya sebuah sampul buku berbahan kain. Tapi yang membuat saya penasaran adalah kutipan di sampul tersebut.  Bunyinya.

Foto: Doc BBI

"There are worse crimes than burning books and one of them is not reading them."

Saya langsung merasa tertohok, tapi kenapa Mbak Winda membawa sampul buku tersebut? Rupanya kutipan itu ada hubungannya dengan curhatan Mbak Winda.

Font biru adalah comment gak penting saya :P

Winda

Terima kasih banyak buat Lina yang sudah merelakan halaman blog.nya dipenuhi curhatan.ku ^_^
Ini dalam rangka ultah bebi jadi saya menjadi bintang tamu di blog Lina..so, what am I gonna talk about here? Pastinya nggak jauh-jauh soal buku dan kegiatan membaca..

Dont get upset, this is our world be proud of it, okay? #maksa (me too, I'm proud with my hobby)

Umm..seperti yang tadi saya bilang di atas kalau ini adalah curhatan, jadi yah, saya mulai saja curhatnya.

Beberapa bulan blog saya sempat hiatus, jarang ditenggok apalagi di update, salahkan siapa coba kalau begini? Kalau ditanya kenapa? Aku sendiri juga bingung jawabnya (maaf ya kalau pakai "aku" biar lebih berasa suasana curhatnya) #dijorokinketembok

Dibilang sibuk juga engga...

Sehari-hari from Monday to Friday, aku di kantor all day long, secara PNS apa sih kerjanya, banyak nganggur, klo dikantor pasti aku banyak habisin waktu untuk jualan online (aku punya tobuk online) tapi itupun ngga selalu setiap hari aku lakukan... ya iyalah kalau tiap hari trus kerjaan kantor sapa dong yang ngerjain? #ditoyorpakelidi

So, kalau sudah di kantor aku jarang (hampir nggak pernah baca buku) padahal bisa (kalau mau) entah kenapa kok motivasi membacaku sering hilang begitu sampe kantor...banyak godaan...entah buka febsuk or main game #sigh #pathetic 
(sama mbak win #toss dulu, saya juga gampang banget teralihkan, lagi baca buku malah ikutin gosip artis di WA bajaitainment #langsungditendangrame-ramekeluarbajai)

Truz klo sudah dirumah...aku palingan beberes sebentar trus going to bed with my son, nah ini juga ada banyak waktu untuk baca benernya (kalau mau) tapi juga ngga kulakukan...aku lebih memilih baca virtual novel keluaran Voltage ketimbang baca buku.. #digetokpakeTCV 

Lagi-lagi aku kehilangan motivasi baca - see, this my problem now...maybe you can help me here...
Ini satu dari persoalan pelikku #duileh #tsaah

( #toss Mbak Win, mood bacaku juga lagi paceklik, sekarang ini maunya bikin kerajinan tangan, gimana donk, huhuhu, padahal timbunan segambreng #malahbaliknanya.) Tapi kalau menurutku sih mbak Win, harus keras juga sama diri sendiri. Paksa untuk bisa membaca minimal 1 hari 1 bab dari suatu buku. (Tapi emang susah sih kalau kebetulan buku yang dibaca itu buku kacrut #malahikutancurcol)

Permasalahan kedua... 
Reading Challenge
Aku ngga bermaksud menyalahkan pihak yang menggelar RC lho yahh...sama sekali tidak.
Sebenernya aku sudah menyusun agenda dan daftar panjang buku apa saja yang harus aku baca 1 tahun kedepan...dan sengaja ikut RC supaya timbunan cepet habis dan aku bisa beli buku baru lagi itu komitmenku dari awal tahun...tapi oh tapi seiring berlalunya waktu...minatku membaca buku yg ditimbunan menguap kaya asap obat nyamuk...

Aku lebih tertarik baca buku yg freshly nangkring di rak buku ketimbang baca timbunan lama, dan karena aku nggak bisa move on...aku tetep berusaha membaca timbunan lama..tahu rasanya? seperti nelan biji kedondong..sakit dan susah bgt -_-" painful as it is.

(Alamak, sampai segithunya? Tapi aku paham kok, Mbak Win. Aku juga pernah baca buku yang tebel, trus ceritanya ngebosenin, tokoh-tokohnya nyebelin, narasinya bertele-tele, rasanya seperti makan makanan yang nggak enak dan berbau, tiap nelan harus susah payah. Perumpamaan lain, seperti ngerjain PR mata pelajaran yang kita benci)

Dan mungkin itulah yang membuat motivasi membacaku jadi minus dan turun lebih drastis dari sebelumnyaMembaca buku yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu susah banget dilakukan (dari sini kita bisa menilai karakter seseorang lho, mau tahu? Nah! Kapan-kapan aja dibahas).

Jadi mungkin setelah perayaan ultah bebi ini, aku berencana mengundurkan diri atau drop off some RC that doesn't suit me...

# toss Aku juga taon ini kepedean ikut 7 RC, dan kayaknya alamat bakal pas-pasan semua hasilnya atau malah gatot karena terlalu banyak malah gak fokus mau RC mana dulu yang diutamain. 

Sama halnya kalau kita nerima buntelan yang bukunya nggak kita suka tapi disuruh baca dan parahnya lagi minta direview, aku pernah disituasi itu sekali...CUKUP sekali dan nggak berharap mengalaminya lagi...semenjak itu kalau ada tawaran buntelan aku berusaha menahan diri sendiri supaya nggak asal minta buku dan terima.

(Heheheh, aku juga pernah ngalamin #toss lagi sama mbak Win. Nerimanya senang, bacanya menderita dan penuh beban. Kayaknya beberapa anak BBI ngalamin deh. Nerima buntelan malah jadi beban, terutama kalau bukunya ‘tidak sesuai yang diharapkan’.)

Aku berusaha mempertimbangkan dengan
1. Komitmen dan jaga nama baik BBI.
2. Jumlah timbunan yang aku punya.
3. Suka atau ngga dengan jenis bukunya.
4. Dan yg terakhir paling penting waktu luang untuk membaca dan mereview.

Itu kalau aku sih...jadi kalau aku nggak yakin bakal punya waktu...aku ngga akan daftar...sama saja halnya kalau jenis bukunya not my cup of tea..meski aku omni-reader, I prefer read books that I like the most.  Aku tipikal orang yang ogah rugi...baca buku yg nggak meninggallan kesan apapun karena sama aja kita membuang-buang waktu, mending kita baca buku lain kan?

#toss lagi sama mbak Winda. Aduh kita banyak samanya nih kita. Emang mbak, baca buku apalagi kalau tebal, trus ngga sesuai selera, rasanya wasted banget. Buang waktu dan buang uang. Sekarang aku kalau abis baca buku dan aku ga suka, langsung masukin ke list for sale. Lumayan kalau bukunya laku, space rak buku kan jadi bisa ditaruh buku lain.

Plus ogah banget klo aku sampe di cap mental gratisan, gegera buntelan (idem).

So, last word!
Bacalah buku yang kamu suka ^_^ (SANGATTT SETUJUHHHH)

RC atau apapun itu, harusnya membantu kalian menghabiskan timbunan atau membuat kalian semangat membaca buku – bukan malah sebaliknya dan menjadi terror, just be your self...dan..kalau ada buku yang nggak kalian suka, lempar ke orang lain sebagai giveaway atau SWAP atau jual lagi, dengan begitu kalian nggak akan bersalah melihat timbunan yang ngga ada ujungnya, hehehe...
Aku juga sedang berjalan ke arah sini, so..ayo temani aku ^_^ (Mbak Winda nggak sendirian, makanya GA Hop BBI-ku semua buku kolpri yang yah, not my cup of tea).

Thanks Lina for this spacious space you gave to me, aku jadi bisa curhat dan semoga saja ada yang membaca, Happy Birthday Bebi and have a nice day Lina ^_^

Sama-sama mbak Winda, terimakasih untuk curhatannya, aku suka banget. Karena menurutku, curhatan Mbak Winda ini mewakili curhatan sebagian anak-anak BBI, terutama para genk penimbun (yah, silakan yang merasa dirinya genk penimbun, terutama yang suka kalap kalau lihat obralan, terus bacanya suka teralihkan dan mood-moodan, belum lagi yang karena alasan sibuk), kalau saya sih nggak sampai kayak githu *mendadak hidung bertambah panjang ala pinokio - itu kan itu elo sendiri, Lin. 

BTW, saya ada sedikit pertanyaan untuk Mbak Winda nih:

Lina: Mbak Winda ada sebut virtual novel keluaran Voltage, apa sih Virtual Novel itu?

Mbak WInda: Virtual Novel itu otome game bahasa jepangnya...jadi game itu dibuat seperti kita sedang baca cerita atau novel, dengan gambar-gambar (visual) yg mirip di komik (aku kasih contoh screenshot.nya juga di bawah) nanti kita tinggal ngikutin saja jalan ceritanya. Nah kenapa Voltage? So far yg selama ini bagus sih punya Voltage, Oh iya ini Android App jadi via handphone mainnya...tapi aku ngga rekomen buat yang  impulsive buyer dan tukang penasaran kaya aku, karena apa? This game isn't free, kudu bayar kudu bayar min Rp 30.000 atau maks Rp 42.000 setiap sekuel kalau mau baca ceritanya. Satu sekuel itu biasanya ada 13chapter dgn 2 ending. Paymentnya pake CC dan yak, akhir-akhir ini tagihan CC membengkak gegara virtual novel ini.


Lina: Biasanya kalau mood malas baca udah mulai kumat, pengalihan apa yang Mbak Winda lakukan untuk menghilangkannya atau meminimalisirnya? 

Mbak Winda: MOOD baca buku hilang? I stop reading and run to virtual novel #ditendang.

Lina: Berapa lama kemampuan baca Mbak Winda per 1 buku, misal untuk buku tipis (kurang dari 300 halaman) dan buku yang agak tebal (300-600 halaman)?

Mbak Winda: Umm..biasanya kalau bukunya menarik, 200-400 hlm bisa sehari atau maksimal 2 hari sudah selesai. Kalau di atas 500 hlm, nah...itu yang bisa semingguan. Dulu baca DaVinciCode yang segede gambreng kurang lebih sih 4-6 hari. Tapi intinya sih tergantung ceritanya, kalau menarik hitungan diatas berlaku tp kalau nggak, yaahh...

Lina: Jadi sekarang, kalau Mbak Winda baca buku dan ternyata bukunya tidak sesuai dengan harapan. Apa Mbak Winda tetap akan paksa baca hingga selesai atau tinggal dulu dan alihkan ke buku lain?

Mbak Winda: A. Ditinggal, karena ini buku pilihan pribadi nggak ada yang maksa buat baca. Sampai sekarang sudah 2 tahun aku baca Dunia Kafka nggak selesai-selesai, bahkan setengah buku pun belum sampai. #malesatautelmi
B. Tetep dibaca meski berdarah-darah, karena sudah komitmen sama sponsor buat bikin reviewnya. 

Lina: Mbak Winda kan omni-reader, tapi omni sekalipun pasti ada genre yang cenderung dihindari, bukan anti, tapi jarang disentuh. Genre apa itu Mbak?

Mbak Winda: 1. Hisrom, aku nggak sanggup baca buku romens yang happen di masa lalu, daya imajinasiku nggak sampai, ini hisrom terjemahan ya maksudku bukan lokal. 

2. Pararom, paranormal romens, satu-satunya cerita tentang vampire yg aku suka itu... *mikir* Underworld *itu film yah? Well kalau githu aku memang belum pernah baca pararom* #ditendang (aku belum menemukan ketertarikan baca cerita romens dengan tokoh vampire, werewolf or whatever).

Lina: Kebalikan pertanyaan nomor 5, kalau genre favorit apa?

Mbak Winda: Fantasy dan Mitologi, Mystery dan Suspense, sama Chicklit atau Metropop yang temanya kuliner dan affair, diluar itu aku kurang suka, non-Fiksi juga suka terutama buku-bukunya Merry Riana ^_^

Lina: Mbak Winda punya pengarang favorit? Kalau ada, siapa?

Mbak Winda: So far pengarang favorit: Sir Arthur Conan Doyle sama Dewi Lestari.

Lina: Mbak Winda lebih suka membaca buku dalam bentuk fisik (cetakan) atau
ebook?

Mbak Winda: Both. Aku baca ebook kalau nggak bisa baca buku paperback *ya iyalah* hehe...sorry maksudku kalau pas lagi mau tidur pasti kan lampu kamar dimatikan, nah padahal aku pengen baca *soalnya belum ngantuk* jadi ebook pilihannya. Atau lagi bosen sama rapat yang gak jelas nggak mungkin dong bawa-bawa buku apalagi dibaca pas rapat. Ebook memang kasian cuman jadi ban serep doang #elus2ebook.

Lina: Selain mood malas baca, blogger  juga ada penyakit lain, yaitu mood malas menulis review. Mbak Winda suka ada mood ini juga?

Mbak Winda: SUKA...ini saja ada 4 buku yang sudah dibaca dan belum direview...dibilang males...umm nggak juga, banyak nggak sempatnya sih. Soalnya review buku kan kudu di depan laptop, ngetik ini dan itu, aku kalau udah terganggu dikit langsung males ngelanjutin ngetik reviewnya. (Lina: Setuju banget, menulis review itu susah lho, perlu mood pastinya dan feel dari buku yang kita baca harus masih ada dan kadang menulis review sekalipun ada risetnya).


Sekali lagi, terimakasih pada Mbak Winda atas kesediannya untuk curhat. Dan menurut saya ini curhat yang jujur dan sangat mewakili sebagian besar anak BBI. 

Sekilas info tentang Mbak Winda:
Nama: Winda Scorfi Hudah
Blog: http://roempibuku.blogspot.com/
Id twitter: https://twitter.com/windascorfi
Facebook: https://www.facebook.com/WindaScorfi?fref=ts

8 komentar:

  1. Ikut nimbrung untuk pertanyaan terakhir Mbak Lina buat Mbak Winda > Aku males review buku yang aku gak suka >.<

    BalasHapus
  2. Yang lebih parah kalo suruh review buku yg aku nggak suka tu seringnya jadi gak objektif dan kesannya banyak negatifnyaa ya mbak... padahal mah semata karna nggak suka sama genrenya aja dr awal. hehe

    BalasHapus
  3. Buntelan itu emang kadang bikin serba salah ya. Pas terima seneng, pas baca dan harus reviewnya belum tentu seneng XD
    Namanya manusia, pasti akan nemu titik jenuh walau ngelakuin apa yang disuka.
    Semangat ya Kak Winda!!!

    BalasHapus
  4. kalau aku mereview buku yang susah selain buku yang ga disukai juga buku yang terlalu disukai, soalnya semua pengen ditulis jadi harus mikir lama akhirnya kelamaan feelnya jadi hilang :(

    BalasHapus
  5. Membaca dan mereview, seperti juga semua kegiatan lain, pasti akan ada titik jenuhnya ya :) tinggal gimana kita mensiasatinya memang. tapi kenapa ya kalo kalap di obralan dan nimbun buku nggak ada kata jenuh? hihihi

    BalasHapus
  6. wawwawaw...thank you Linaa ^_^
    *peluk-peluk manja*

    astagah..aku nggak sangka ternyata file (screenshot) nya segede ituh *padahal via hendpun lho itu* pantesan kmren nggak sampe-sampe emelnya..

    aku kok lalu bimbang yah sama pertanyaan Mbak Astrid >> tapi kenapa ya kalo kalap di obralan dan nimbun buku nggak ada kata jenuh?
    ahahaah..ini belum ketemu obatnya Mbak Astrid (klo ada kasih tahu aku lho Mbak, ciyusan inih #rekues)

    sekali lagi, thank you Lina ^_^

    BalasHapus
  7. Tahun ini aku juga menghindari sepenuh hati yg namanya RC, ikut sih beberapa aja. Belajar dari pengalaman tahun lalu, meski buku2 itu sebenernya bakal kubaca, tapi kadang waktunya ga nyampe kalo harus baca (jenis tertentu) 12 buku setahun misalnya. Makanya sekarang pilih yg umum aja, dan baca pun aku suka2 sesuai mood, kecuali buat tema baca bareng. (kok jadi aku ikutan curcol ya)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...