Senin, 12 Agustus 2013

MARRIAGEABLE

✭✭✭½
Judul Buku : Marriageable
Pengarang : Riri Sardjono
Penerbit : Gagas Media
Editor : Windy Ariestanty
Proofreader : Mita M. Supardi
Jumlah Halaman : 357 Halaman
Segmen : Dewasa
Special Note : Buku ini saya terima dari Gagas sebagai kado untuk blogger #unforgotTEn

Reviewer : 



Chiky


Oniyon



Momon



Monky



Kitten


Ada lima orang sahabat yang saat itu sedang berkumpul, sebenarnya mereka tidak berniat untuk hangout bareng. Chiky berencana membeli snack cacing kering di minimarket terdekat, Oniyon sedang asyik sendiri sama buku yang dibacanya, Momon ingin ke rental untuk meminjam DVD Korea, sedangkan kembarannya Monky sudah berjanji untuk main bola membantu temannya melawan tim RT tetangga sebelah yang berhadiah satu tandan pisang dan Kitten seperti biasa cuma bergolek-golek di kasur. Namun hujan deras turun dengan tiba-tiba membuat kelima mahluk tersebut terpaksa mengurungkan niatnya dan akhirnya berkumpul di ruang santai. Sambil menunggu hujan mereda, Chiky memutuskan untuk main games, sedangkan Momon dan Monky hanya berdiam diri melamun. 

"Sebel kenapa sih harus hujan," gumam Monky jengkel

"Tapi hujan itu romantis, gue suka hujan," sahut Momon yang berdiri di dekat jendela dan memandang hujan. 

"Romantis?" ejek Monky. "Becek, macet, gak ada ojek gini, menurut loe romantis?"

"Kenapa sih Ky,  elo tuh jadi mahluk sinis banget, ngga ada imajinasi sama sekali," desah Momon

Oniyon yang dari tadi asyik baca buku, menghentikan kegiatan bacanya dan berteriak jengkel kepada sepasang monyet kembar tersebut, "Tolong loe orang berdua jangan ribut, gue ngga bisa konsen nih," ujarnya dan lalu ia kembali tenggelam dalam buku yang dibacanya.  

Monky yang lagi bete karena hujan langsung mengalihkan perhatiannya pada Oniyon yang tampak sedang cengar-cengir di pojokan. Penasaran ia menuju ke tempat Oniyon membaca buku. 

"Lagi baca buku apa sih, dari tadi loe cengar-cengir sendiri kaya orang gila?" tanyanya sambil melirik cover sebuah buku yang bergambar kotak susu dengan totolan sapi. 

"Bentar lagi gue selesai, elo jangan ganggu gue dulu," ujar Oniyon sambil membalikkan badan membelakangi Monky. 

Tapi bukan Monky namanya kalau terima saja dicuekin sama Oniyon, dengan gesit dia langsung menyambar buku yang dibaca Oniyon dan membaca sinopsis yang ada belakang cover buku. 

Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan mencarikan Datuk Maringgi abad modern untukku.
"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!"
"Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."
"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."
Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk. Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana.
Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku.
"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!"
Dina tergelak mendengarnya. "Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!"
See??
"Oh my God!" desah Kika ngeri. "Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!"
Yup!
That’s my reason, Darling!
"Kembaliin, gue belum selesai," sembur Oniyon sambil berusaha menarik kembali buku tersebut dari Monky. Namun seperti biasa Monky selalu lebih gesit dari bawang. 

"Wah kayanya nih buku lucu" ujar Monky sambil tetap memerhatikan cover belakang buku. Setelah itu Monky tertawa ngakak 

"Kenapa loe, tiba-tiba ketawa?" tanya Oniyon jengkel

"Kayanya gue tau deh, kenapa elo pilih buku ini buat elo baca?" sahut Monky sambil senyum-senyum

"Maksud loe?" tanya Oniyon heran

"Tema buku ini tuh sesuai sama keadaan elo," jawab Monky sambil tetap senyum-senyum

"Tema? keadaan gue? maksud elo apa sih?"

"STMJ," jawab Monky sambil tergelak

"STMJ? Apa itu STMJ? Ngomong yang jelas, emang loe kira gue kerja di CIA," tegur Oniyon tambah jengkel.

"STMJ itu artinya Sudah Tua Masih Jomblo." 

"Siaul loe!" 

Momon yang sedari tadi mengamati tampak tertarik dan ikut bergabung, "Buku apa sih? romantis ga?"

Monky memandang jengkel saudari kembarnya, "Gue rasa cerita horror pun di otak loe jadi romantis."

"Monky jahat!" teriak Momon sambil pergi meninggalkan ruangan tersebut. 

Chiky yang sedari tadi asyik main video game, tiba-tiba berhenti, "Kenapa sih elo sama kembaran loe sendiri aja susah akur, Ky?"
"Bukan begitu Chik, tapi dia tuh perlu disadarin kalau kenyataan ngga seindah impian," sahut Monky sambil memberikan buku tersebut kepada Oniyon yang langsung dikeukeup oleh Oniyon. 

"Gue udah baca tuh buku, menurut gue ceritanya lumayan," ujar Chiky sementara matanya tetap melihat layar TV

"Jadi gimana? akhirnya si Flory ini berhasil kawin ga? sebelum uh expired?" tanya Monky

"Kalau yang loe maksud apa si Flo dapat jodoh, jelas dapat, karena buku itu bukan soal pencarian jodoh," jawab Chiky datar.

"Eh, kalau gitu tentang apa donk?" tanya Monky keheranan

"Meoow, tentang cinta dan apa itu cinta," ngeong Kitten yang tiba-tiba saja memunculkan kepalanya dari balik selimut. 

"Huh cinta," dengus Monky sambil mencibir, "Gue sih ngga percaya cinta."

Kitten kecil kembali mengeong menyatakan ketidaksetujuannya atas Monky, "Jadi kalau elo gak percaya cinta, menurut elo kenapa para manusia itu pada menikah?"

"Gampang Ten," jawab Monky mantap. "Karena manusia perlu melanjutkan keturunan, dan dalam dunia manusia untuk melanjutkan keturunan, mereka harus menikah."

Chiky tiba-tiba menoleh dari layar TV dan bertanya, "Tapi kalau memang tujuannya buat melanjutkan keturunan, kenapa ada manusia yang mau menikah tapi ngga mau punya anak?"


Monky tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengambil kesimpulan dengan gaya sotoynya, "Mungkin untuk kenikmatan dan pengabdian."

Oniyon yang tampaknya sudah selesai membaca tiba-tiba nyerocos, "Kenapa bahasan elo orang jadi rumit gitu, pernikahan kan urusan para manusia, yang penting commitment."

"Apa pula itu commitment?" tanya Kitten polos. 

Oniyon tidak mengacuhkan pertanyaan Kitten dan alih-alih melemparkan pertanyaan kepada Chiky, "Chik, apa pendapat elo soal buku ini?"

Kali ini Chiky meletakkan tuas kendali video games yang dipegangnya, lalu dia mengeluarkan sebuah buku kecil berwarna biru dan berkata, "Kalau menurut gue, konflik utama cerita ini ada pada karakter utama yang bernama Flory, karena dia cenderung over thinking  dan tema cerita secara keseluruhan tentang insecurity, tidak ada konflik yang benar-benar nyata dalam buku ini, karena semua konflik bersumber pada Flory yang cenderung menyelesaikan masalah dengan masalah."

Oniyon hanya manggut-manggut setuju, lalu menambahkan, "Kalau menurut elo gaya penceritaannya bagaimana?"

"Mirip script film, 70% dialog dan 30% narasi, buku ini banyak di percakapan dan permainan dialog" jawab Chiky.

"Bagaimana dengan typo?" tanya Monky tiba-tiba. 

Oniyon dan Chiky hanya saling memandang lalu Chiky kembali berkata, "Typo ada sih tapi ngga terlalu banyak. Halaman 204, 'membutuh' seharusnya 'membutuhkan' trus halaman 327, 'permaian' seharusnya 'permainan' dan hmmm kayanya cuma segitu aja."

"Elu yakin typonya cuma segitu?" ejek Monky. "Buku terakhir yang elo baca kan typonya ada 10 tapi elo sebut cuma 5."

"Tugas gue kan bukan memeriksa typo, Ky," jawab Chiky tenang. "Itu kan bagian elo yang memeriksa typo, kalau jumlah typonya ada lebih yah maklum deh."

"Kan gue belum baca bukunya, Chik," Monky mengingatkan Chiky. 

"Tapi ada satu hal yang mengganjal gue, Chik," gumam Oniyon, tangannya membuka-buka halaman buku dan menunjukkan sebuah kalimat dalam buku lalu membuka lagi lembar halaman lain dan kembali menunjukkan kalimat lainnya. "Gue bingung sama kata acuh di sini. Kalau yang gue nangkep dari penyampaian kalimatnya, makna kata acuh di sini adalah cuek. Tapi kenapa depannya ngga pakai kata 'tak'?"

Monky tampak bingung, "Maksud loe?" lalu Monky ikut membaca kalimat yang ditunjukkan oleh Oniyon. "Aneh ya, gue yakin acuh itu maknanya peduli, tapi kenapa di kalimat ini bermakna cuek?"

"Itu karena tidak ditambahkan kata 'tak' di depan kata 'acuh', jadi yang benar itu tak acuh bukan acuh," jawab Chiky. 

"Apa kelolosan?" tanya Oniyon pada Chiky

"Kelolosan kok banyak? bisa dibilang semuanya?" Chiky balik bertanya kepada Oniyon

"Hanya editor dan penulis yang tahu."

"..."

Kitten kembali menongolkan kepalanya dari balik selimut dan ikut nimbrung, "Kalau ceritanya bagaimana? kok ngga ada yang bahas cerita dan karakternya?"

"Lha tadi kan sudah disebut sama Chiky," seru Monky heran. "Makanya kalau nyimak tuh yang serius jangan sambil guling-guling di kasur."

"Gue dengar kok, tapi itu kan Chiky cuma bilang temanya. Bukan pembahasan cerita atau karakternya. Maksud gue banyak adegan romantisnya ga? adegan yang bisa bikin pembacanya merasa terenyuh," ujar Kitty dengan mata berbinar-binar. 

Monky, Oniyon dan Chiky cuma terbengong menatap Kitten. Tapi mereka memakluminya karena Kitten ditemukan dalam sebuah tong sampah saat masih seekor bayi kucing oleh Momon dan sejak saat itu Momonlah yang mengasuh Kitten, tidak heran kalau sifat Kitten miirp dengan Momon, sama-sama melankolis dan hopeless romantic. 

"Ceritanya seputar dunia sosialita. Adegan romantis ada, kata-kata keju ada, tapi ngga banyak, yang lebih banyak itu seputar persahabatan Flory dan genknya daripada interaksi Flory sama cowonya," ujar Chiky dan sebelum Oniyon sempat menyela, ia kembali menambahkan, "Kalau menurut gue buku ini lebih tentang persahabatan daripada kisah pernikahan itu sendiri."

"Persahabatan yang membahas tentang pernikahan," tambah Oniyon lalu ia kembali berujar, "sebenarnya gue berharap lebih banyak interaksi antara Flory dan suaminya. Kalau untuk karakter, gue paling suka Dina."

"Elo demen yang model bitchy begitu?" tanya Chiky

"Lho justru kan menariknya sifat dia karena bitchy itu. Kalau yang lain typical, ada Gerry yang tipikal cowo gay tukang gosip, si Flory sendiri tipe yang impulsif karena tindakan dan perkataannya bekerja lebih dulu daripada otaknya trus Kika si feminis nanggung dan Ara yang mirip-mirip sama Momon dalam hal romantika cinta. That's all"

"Jadi gue rasa kita udah siap buat laporan untuk Lady Storytelling," ujar Chiky sambil menutup buku catatan kecilnya dan disetujui dengan anggukan Oniyon. 

Sementara itu hujan di luar sudah mulai reda, Momon sudah menghilang entah kemana, Kitten melanjutkan bergolek-golek di kasur. Monky langsung pergi untuk bertemu temannya. Chiky pergi ke minimarket untuk membeli snack cacing kering favoritnya dan Oniyon menghadap Lady Storytelling.

Why I gave the rate 3.5 instead of 4


Note : Semua karakter saya ambil dari http://www.laymarks.com/ saya terinspirasi untuk membuat review ala cerpen dari blog Mbak Dewi saat saya membaca reviewnya yang berjudul Fifty Shades of Grey dan ternyata yah saya gagal untuk membuat cerpen yang lucu jadi sorry yah kalau reviewnya garing.  

21 komentar:

  1. Bagus kok review-nya, apalagi tambah ikon yang imut2 itu. Hehe... Tentang bukunya, aku belum baca sampai sekarang. Penasaran banget sama buku ini XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak. Baca aja, lucu kok, cocok untuk hiburan kalau suntuk

      Hapus
  2. haha.. reviewnya unik mbak lina....
    pake karakter segala... ajibb..

    #Kilas Buku Blogwalking

    BalasHapus
    Balasan
    1. thank you, tapi agak capek bikin riu kayak gini :P

      Hapus
  3. Pengen minjem buku ini dimana ya? Kisahnya senada sama nvel2 C. Simamora ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya banyak deh yg punya, coba tanya Mbak Sulis. Mas Dion daerahnya lebih deket ke Mbak Sulis
      (Kubikel Romance) kan?

      Hapus
  4. aaahhh aku pengen ketemu monky dan kitten :D btw benerrrr tema marriage ini nggak ada abisnya buat dikupas deh. jadi penasaran sama endingnya :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monky: Selamat siang Kak Astrid *trus langsung kabur
      Kitten : Meooww, kak Astrid beliin boneka ikan donk *sambil ngusap-ngusap kepala di kaki kak Astrid

      Hapus
  5. hehehe, review yang unik. dan bukunya masih yang cover lama, beli obral cuma 10ribu, tapi ya itu masih tertimbun

    BalasHapus
  6. lucuuuu cover bukunya, aku suka susu apalagi yang coklat <3

    "Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date." << *ngakak kayang*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, buku ini juga cocok buat humor kok

      Hapus
  7. Review-nya lucu XD

    Seperti yang Lina bilang di blog saya, bahwa bukunya gak ada isinya. Tapi setidaknya buku ini cukup menghibur :D

    BalasHapus
  8. Baru Komennnn setelah beberapa saat yang lalu baca ^^ Aku suka caranya ngeriview tapi pendapat kita beda masalah penilaian karna aku tipe penyuka tema jodoh menjodohkan apalagi kata-kata di novel ini yang ceplas ceplos aq baca pas masih SMA heheheh jadi masih WOW gitu pas baca ^^ kalo kata q covernya bagusan yang dulu dibanding ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa boleh buat sekarang tiap cetul, pada ganti kaver ><

      Hapus
  9. Hai, kak..

    aku suka sama reviewnya.. unik, ditambah sama karakter-karakter yang lucu-lucu.. tapi ngga lupa buat komentar-komentar tentang bukunya. Keren!

    Oh,iya.. btw, aku member baru di BBI.. salam kenal ya,Kak.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Welcome to penimbun buku club, eh maksud saya welcome to BBI. saya juga nubie :D

      Hapus
  10. (Saptorini)
    Aku suka review yang ini. Selain saya memang suka dengan novel ini, gaya penulisan reviewnya kreatif. Kelihatan banget kalau serius mereview :)

    BalasHapus
  11. Asyik nih gaya reviewnya :D Baru baca gaya review begini (yang sebenernya emang jarang baca review), kan jadi betah bacanya, yang akhirnya juga bikin aku kenal sama Kitten :3 Salam buat Kitten ya mbak, hhi.

    BalasHapus
  12. Reviewnya unik banget, Kita nggak kayak baca review, tapi kayak baca FF. Namun, poin-poin yang ingin di sampaikan tetap bisa ditangkap oleh pembaca review.
    Keren kak, jadi memunculkan ide buat aku. :D

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...