Selasa, 20 Januari 2015

DAYS OF BLOOD AND STARLIGHT: ANTARA CINTA DAN DENDAM

Judul Buku: Days of Blood and Starlight - Bersimbah Darah dan Cahaya Bintang (Daughter of Smoke and Bone #2)
Pengarang: Laini Taylor
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah:  Primadonna Angela
Editor: Bayu Anangga
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Jumlah halaman: 608 halaman
ISBN: 978-602-03-0683-4
Cetakan 1, July 2014
Segmen: Remaja, dewasa muda
Genre: Fantasi, romance, high fantasy. 
Harga: RP 88.000, bisa dibeli di Gramedia-online, bukabuku
Rate: ★★★½

Lebih banyak sihir, lebih banyak fantasi, lebih banyak cerita, lebih banyak karakter, lebih tegang, lebih epik.

Setelah Karou mengetahui siapa dirinya, ia tahu bahwa ia dan Akiva tidak bisa bersama. Sebab Karou harus membela bangsanya, bangsa chimaera dari serangan dan pembantaian para malaikat. Sedangkan Akiva harus melaksanakan perintah sebagai serdadu malaikat yang menghabisi bangsa chimaera. 

Setelah Loramendi, kota utama para chimaera dihancurkan oleh para serdadu seraphim, sekelompok chimaera yang berhasil selamat bersembunyi di dunia manusia, tepatnya di daerah padang pasir Maroko, dalam sebuah reruntuhan istana yang terlupakan. Di sinilah para chimaera yang dipimpin oleh Thiago, sang serigala putih mulai menyusun kekuatan dan rencana untuk membalas dendam terhadap para seraphim. Karou melaksanakan tugasnya sebagai pengganti Brimstone, yaitu sang pembangkit. Ia mengumpulkan gigi untuk membuat tubuh-tubuh baru bagi para chimaera yang tewas dalam pemberontakan melawan malaikat dan memanen jiwa-jiwa para chimaera untuk hidup kembali. 

Meski Karou berada di pihak chimaera, ia tidak bahagia dengan tugas yang dijalaninya sebagai sang pembangkit. Karou merasakan tekanan dan paksaan dari Thiago, sang serigala putih yang sesungguhnya masih tidak percaya terhadap Karou. Sang serigala terus memaksa Karou untuk bekerja membuat tubuh-tubuh monster untuk para chimaera guna membalas dendam terhadap para malaikat. Namun Karou tidak punya pilihan, ia tidak bisa membiarkan ras chimaera punah akibat peperangan melawan seraphim. Tapi benarkah  bahwa balas dendam dan pembantaian adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan ras chimaera? Karena Karou justru merasa bahwa peperangan tidak akan menghasilkan kemenangan namun hanya kematian, duka dan kebinasaan. 

Di sisi lain, Akiva yang masih belum mengetahui keberadaan Karou juga mempunyai mimpi yang sama dengan Karou. Mimpi di mana para seraphim dan chimaera bisa hidup berdampingan dalam damai. Diam-diam Akiva bersama 2 saudaranya, Hazael dan Liraz membuat suatu rencana, yang akan menjadi permulaan untuk mengakhiri perang berkepanjangan antara bangsa malaikat dan kaum chimaera.

Apakah yang dilakukan Karou untuk menyelamatkan bangsa chimaera? Bagaimana Karou bisa melawan perintah Thiago? Apa rencana Akiva untuk mewujudkan Eretz yang damai?

Epik

Begitulah kesan saya setelah membaca buku Bersimbah Darah dan Cahaya Bintang.

Buku kedua dari lanjutan Daughter of Smoke and Bone ini menyajikan alur cerita yang lebih rumit dan juga ramai daripada buku pertamanya. Di awal, pembaca disajikan sebuah peta sebagai gambaran geografis Eretz, dunia para malaikat dan chimaera tinggal, untuk memudahkan pembaca dalam memahami world building yang dibangun oleh penulis. 

Dari segi tempat, setting buku kedua ini lebih banyak di Eretz. Saya suka bagaimana Laini Taylor menampilkan Eretz sebagai suatu dunia yang seperti mimpi. Tempat hidup berbagai macam ras chimaera dalam penjelasan detil yang cantik. Perpaduan berbagai rupa kebuasan hewani yang dileburkan dengan sentuhan ekspresi dan emosi manusiawi.

Seperti gambaran salah satu ras chimaera, suku Dama:
Suku Dama adalah yang terkecil dari suku centaurid, langsing, lincah, centaur rusa yang dikenal akan kecepatan mereka.~ hal 107

Di satu sisi, kemegahan istana, intrik dan politik kaum seraphim semakin menambah kedalaman kompleksitas jalan cerita. Membuat cerita menjadi epik karena banyak melibatkan berbagai unsur seperti politik dan pengkhianatan sebagaimana cerita-cerita yang melibatkan unsur istana dan kerajaan. Karakter di buku ini juga sangat banyak, namun setiap karakter mempunyai maksud dan tujuannya maisng-masing bukan sekedar pelengkap.

Karakter dengan perkembangan paling signifikan di buku ini adalah Hazael dan Liraz, dua malaikat saudara Akiva, terutama Hazael yang paling merebut hati saya. Rasanya setiap pembaca akan menyukai Hazael di buku ini. Dari chimaera, akan ada beberapa karakter baru, namun yang paling menonjol adalah Ziri, ras terakhir dari suku Kirin yang telah punah.

Aura depresi cukup terasa saat membaca buku ini yang menjelaskan bahwa penulis berhasil membangun suasana perang yang memang dimaksudkan untuk menunjukkan betapa tidak enaknya rasa yang ditimbulkan akibat peperangan itu, mulai dari ketakutan, putus asa, sakit, sengsara, kehilangan hingga kematian. Melalui gaya bahasa yang seperti dongeng, penulis berhasil menuturkan kesadisan dan akibat yang disebabkan oleh perang.

Karou dalam buku kedua ini berbeda dengan Karou dalam buku pertama. Karou di buku kedua adalah Karou yang stress, tidak bahagia dan terpenjara. Untunglah kehadiran Zuzana dan Mik, 2 teman manusia Karou sedikit mencairkan aura ketegangan dan kesuraman di buku ini. Sedangkan Akiva, saya justru suka dengan perkembangan karakter Akiva di buku kedua, karena kepribadiannya jauh lebih dewasa dan membumi.

Mungkin untuk pembaca yang suka dengan cerita yang lebih ringan dan romantis, harus bersabar saat membaca buku ini sebab interaksi antara Akiva dan Karou kali ini tidak romantis, karena mereka berada dalam 2 kubu yang saling berperang. Meskipun begitu, penulis tidak melupakan sisi romantisme lewat perasaan Akiva terhadap Karou. Bagaimana Akiva sangat rindu dan merana karena tidak bisa bersama Karou akibat perang yang memaksa mereka berdua saling berseteru.

Yang pasti saya penasaran akan akhir dari trilogy anak perempuan yang lahir dari asap dan tulang ini. Saya juga masih penasaran dengan Erets, dunia yang penuh mahluk gaib dan sihir, semoga di buku ketiganya akan lebih banyak petualangan. Semoga saja terjemahan buku ketiganya tidak terlalu lama. 

Memorable quote:
"Belas kasih menghasilkan belas kasih, sama dengan pembantaian yang menghasilkan pembantaian. Kita tak bisa mengharapkan dunia menjadi lebih baik kalau tidak melakukan apa-apa mengenainya."

"Harusnya ada semacam pemahaman dasar mengenai apa yang benar dan yang salah, bahkan ketika berurusan dengan perintah."

Reviewed by:
Lucky No. 15 RC: First Initial.

2 komentar:

  1. Aku juga suka lho sama buku ini. Walau awalnya sedikit pusing, karena karakternya buanyaak bangeet haha :D

    BalasHapus
  2. Aku termasuk salah satu orang yang ngefans sama Hazael *kyaa* XD

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...