Minggu, 27 Oktober 2013

BOOK REVIEW : NO ONE TO SOMEONE

★★★½
Judul Buku : No One To Someone (The Story of Gogirl! Magazine and Friends)
Penulis : Nina Moran
Penerbit : Bentang Pustaka (Mizan grup)
Jumlah Halaman : 194 Halaman
Segmen : Dewasa-Muda, Pembaca Gogirl!
Genre : Inspirasi, Motivasi, Biografi
Harga : Rp 59.500 (off 15%) jadi Rp 50.575 (edisi bertanda tangan beli di bukabuku)

Siapa di sini yang membaca majalah Gogirl! ? Saya baca. Hah? gak ketuaan? Yah, kalau saya sih selama ada isi majalah yang masih nyambung dengan selera atau kondisi kepengin-tauan saya, mengapa tidak? Walau jujur, akhir-akhir ini saya memang berasa sepertinya sudah terlalu tua untuk baca majalah yang lebih ditujukan untuk kaum remaja dan dewasa-muda ini. Selain itu saya juga bukan tipe fashionista and stylish. I choose to spend my money on another stuff (yeah, as everyone knows, I spend it on books). Tapi seperti yang saya bilang, kadang ada artikel di Gogirl! yang masih suka saya baca. Kok jadi review selera saya terhadap majalah sih.

Semua bermula dari passion dan mimpi.  
"What if, we can actually make it work? What if it can actually come true?"
Nina, Anita dan Githa Moran adalah 3 bersaudara yang cinta mati sama majalah. Sejak kecil hingga dewasa mereka sudah membaca ratusan (atau mungkin ribuan) majalah. Segala jenis majalah mereka lahap. Meski begitu mereka tetap merasa ada yang kurang akan majalah-majalah yang selama ini mereka baca. 

Berawal dari ketidakpuasan akan banyak majalah-majalah yang mereka baca inilah, Anita (adik Nina) mulai mencoba-coba membuat dan merancang sebuah konsep dan disain majalah sesuai dengan yang mereka inginkan. Sedangkan Nina yang memang berlatar belakang bisnis, iseng-iseng mencoba membuat proposal mengenai bisnis majalah ini. Ternyata proposal iseng-iseng itu tidak sengaja dibaca oleh ayah mereka dan diluar dugaan mendapat respon positif.

Sejak itu, Nina jadi kepikiran untuk membuat majalah sendiri. Tapi bagaimana caranya? Mereka memang punya passion tapi untuk berbisnis, jelas passion saja tidak cukup. Harus ada modal uang yang cukup besar untuk mendanai operasional bisnis. Sedangkan mereka semua masih muda dan belum memiliki banyak uang. Jadi bagaimana mereka bisa memperoleh uang untuk modal tersebut?

Nah bagaimana caranya, semua cerita lengkapnya ada di buku. Kalau saya tulis di sini, nanti nggak seru lagi, hehehe. 

Buku ini tidak membahas mengenai proses kreatif dalam membuat majalah. Buku ini ini menceritakan tentang jatuh-bangun perjuangan dalam membangun bisnis majalah. Jadi, untuk bisa sampai hingga seperti sekarang ini, perjuangannya itu tidak main-main. 

"Membuka mata bahwa keberhasilan itu kadang cuma terasa semenit, dan sisanya pergumulan, kerja keras, kesedihan, air mata, dan kemauan untuk terus maju."
Penulis menuturkan setiap masalah yang muncul secara gamblang. Mulai dari bagaimana cara meraih pengiklan untuk majalah baru. Sebab, iklan itu sangat penting untuk pemasukan sebuah majalah. Sedangkan Gogirl! adalah majalah baru yang bahkan masih pada tahap pengenalan. Jadi bagaimana membuat pengiklan tertarik untuk memasang iklan mereka di Gogirl! Nah di buku inilah Mbak Nina memberitahukan rahasianya. 

Setelah majalah terbit dan bisnis mulai berjalan, apakah berarti segala sesuatunya sudah beres dan selesai? sama sekali tidak. Justru masalah datang terus menerus. Mulai dari masalah dengan percetakan yang tidak mencetak kualitas majalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, lalu kemudian banyak karyawan Gogirl! yang pada mendadak keluar hingga sangat menggangu operasional pengerjaan majalah, belum selesai hingga disitu, ternyata karyawan yang keluar membuat majalah pesaing yang konsepnya sangat mirip Gogirl! (mmm, saya tidak tahu, tapi dulu seinget saya ada majalah namanya B'G*rl, mirip banget, tapi ini sih cuma dugaan saya) hingga masalah financial karena harus menanggung kerugian akibat ulah pihak percetakan.


Yang saya salut, para pendiri Gogirl! selain kreatif dalam membuat konten dan disain majalah, juga kreatif dalam mengakali bonus. Mengakali dalam artian in a good way. Karena untuk memberi bonus di majalah jelas ada biaya tambahan, sedangkan dana mereka terbatas. Namun berkat kejelian dalam berpikir dan melihat peluang, keterbatasan itu malah dijadikan suatu kesempatan atau opportunity untuk menarik minat para pembaca membeli majalah. Maksudnya? silakan baca sendiri karena panjang kalau saya tulis. Hehehe. 

Nina Moran juga banyak memberi tips-tips soal dunia wirausaha, Tips-tips di sini bukan hanya sekedar tips sukses secara garis besar seperti yang sering saya dengar, tapi benar-benar tips nyata yang bersifat strategi, berikut dengan contohnya. 

Tapi isi buku tidak melulu soal membangun bisnis majalah. Dari 194 halaman, hanya 95 halaman yang menceritakan mengenai perjuangan membangun Gogirl!. Lalu sisanya? sisanya adalah wawancara dengan berbagai pengusaha muda yang juga baru dalam hal merintis usaha. Karena Nina menyadari mereka pun masih muda dan yang namanya belajar itu seumur hidup. Berikut ini beberapa pengusaha yang di wawancara dalam No One To Someone:
  1. Dian Kenanga, seorang ahli totok aura dan juga pendiri dari Dian Kenanga Totok Aura. Pelajaran yang dipelajari disini menurut saya, ialah selalu jaga kualitas dalam setiap usaha yang kita jalankan. Bahkan dalam hal paling sepele sekalipun.
  2. Nancy Margried, pemilik dan pendiri batik fractal (batik yang motifnya dari rumus-rumus matematika fractal). Yang saya higlight di sini sih, jangan pernah remehkan jaringan alumni kampus meskipun telah lulus :D
  3. Nadya Saib, pengusaha kosmetik herbal, Wangsa Jelita. 
  4. Jenahara, desainer baju-baju muslim yang merancang hijab stylish dengan label Jenahara.
  5. Dian Noeh Abubakar, pemilik perusahaan PR. Gaya komunikasinya bener-bener khas anak PR yang banyak menggunakan istilah bahasa Inggris bisnis. Jujur saja, untuk saya yang otak, ilmu dan bahasa inggrisnya tidak pintar-pintar amat, agak susah mengerti isi wawancaranya. Agak berharap sih penuturannya bisa lebih sederhana (atau penjelasan singkat istilah-istilah bisnis)
  6. Diana Rikasari,  pengusaha sepatu merek UP. 
  7. Indasari Mastuti. Penulis dan pendiri Indscript Creative dan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Mungkin dari semua interview, ini yang paling menarik perhatian saya, karena tema usahanya adalah 'menulis'. Dan saya tahu banyak blogger yang juga bercita-cita jadi penulis. Dan saya baru tahu kalau di Indonesia ada agency naskah. Biasanya yang saya tahu cuma penulis langsung kirim naskah ke penerbit. Tapi pembahasan utamanya bukan pada agency naskah sih tapi personal branding agency. Kalau saya nangkepnya ini, seperti bahasa profesional untuk pencitraan :P
  8. Ira Hanira, pengusaha sepatu merek Adorable. Saya suka dengan cara pandang Ira dalam menghadapi karyawan-karyawannya. Hal 152 ada kalimat 'sayapinjami', seharusnya 'saya pinjami'. Lalu 'sayamemakai', seharusnya 'saya memakai'. Hal. 153 ada typo, 'maklun', saya rasa harusnya 'maklum'.
  9. Hannifa dan Afi, pendiri dari situs Female Daily Network. Sesuai namanya situs yang ditujukan untuk kebutuhan wanita seperti fashion dan keperluan ibu. 
Selanjutnya halaman diisi dengan foto-foto Gogirl! dari masa ke masa, termasuk para crew-nya. And this is only friendly suggestion from me, tapi saya rasa daripada menaruh foto-foto di beberapa halaman akhir, lebih baik menambah konten isi, misalnya tips-tips mengajukan pinjaman ke bank, tips-tips melayani customer cerewet, tips-tips cara memperluas networking. Karena pada dasarnya kertas untuk buku ini tidak ditujukan untuk cetak hasil foto. Jadi bagi saya foto-foto di belakang terlihat buram dengan warna tinta yang kurang enak dilihat oleh mata. 

Saya bukannya tidak suka dengan foto-foto para crew Gogirl! tapi saya rasa lebih baik dimuat di beberapa halaman khusus majalah Gogirl! (mungkin edisi behind the scene) yang memang kualitas kertasnya glossy dan cocok untuk cetak halaman warna. Karena jujur saja, bagi saya dengan jumlah 194 halaman dan harga seperti yang tertera pada keterangan di atas, buku ini termasuk mahal. Biasanya dengan harga di atas saya bisa membeli buku-buku (lokal/terjemahan) yang jumlah halamannya antara 300-500 halaman. 

Kalau memang penyebabnya karena ada beberapa halaman yang berwarna jadi harus menambah tinta warna, seperti yang saya tulis sebelumnya, karena buku ini bukan majalah, melainkan buku inspirasi. Saya lebih ingin melihat isi artikel atau isi cerita daripada gambar-gambarnya. Yah, gambar dan foto tidak mengapa selama relevan dengan bagian pembahasannya. Tapi diletakkan pada bagian belakang justru jadi terkesan sebagai pelengkap jumlah halaman. 

Akhir kata, saya suka dengan bukunya dan semoga majalah Gogirl! terus mekar berkembang. 

3 komentar:

  1. Aku suka lho sama majalah Gogirl, dulu sering minjem punya adekku haha...menurutku majalah ini yang bisa ngikutin perkembangan jaman tanpa berkesan ikut2an doang...sempet penasaran sama buku ini karena nama Moran sisters ini kayanya udah terkenal di kalangan permajalahan *apasih* nti kapan2 pinjem lina aja ah hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh kak Astrid. Kapan2 nanti saya bawakan pas kopdar.

      Hapus
  2. Toko Buku Online Terlengkap & Terpercaya GarisBuku.com

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...