Sabtu, 14 Juni 2014

HOW TO TRAIN YOUR DRAGON: SIMPLE AND FUN STORY

Judul: How To Train Your Dragon
Pengarang: Cressida Cowell
Penerbit: Mizan Fantasi (Mizan Group)
Penerjemah: Mutia Dharma
Editor: Maria Masniari Lubis
Proofreader: Ela Karmila
Jumlah Halaman: 254 Halaman
Cetakan 2, Juni 2010
Segmen: Anak-anak, semua umur
Genre: Fantasi. humor
Harga: Rp 22.500
Rate: ★★★½

Lady Storytelling berjalan mondar-mandir mengelilingi ruangan. Tap tap tap, dari kiri ke kanan lalu tap tap tap balik lagi dari kanan ke kiri. Suara ketukan sepatunya menjadi satu-satunya irama dan juga suara yang terdengar dalam ruangan seluas seperempat lapangan sepakbola tersebut. Suasananya memang tenang tapi jauh dari kata santai, sebaliknya ketegangan seolah terasa begitu kental. Sesekali ia menengok ke sebuah keranjang rotan yang berada tepat di tengah-tengah ruangan tersebut. 

Sementara itu merapat di dinding ruangan tersebut,  seekor monyet berbulu coklat dan sesiung bawang putih tampak merunduk tegang, si monyet coklat yang bernama Monky dan temannya si bawang putih yang bernama Oniyon terlihat pasrah seperti menunggu vonis pengadilan. 

"Ini tak bisa diterima!" ujar sang Lady yang tampak gusar. 

"Bagaimana mungkin kalian membawa naga sekecil itu padaku?" hardik sang Lady pada Monky dan Oniyon. 

"Milady, meski kecil, naga tersebut kuat dan gesit," jawab sang monyet membela diri. 

"Benar, ukuran itu relatif dan seharusnya tidak menjadi masalah, kami yakin naga tersebut kuat dan perkasa," timpal Oniyon. 

"Monky, Oniyon," sang Lady berusaha tetap menjaga nada suaranya. "Apakah kalian tahu, bahkan naga yang kalian bawa berukuran lebih kecil daripada Kitten, bisa bayangkan lebih kecil daripada anak kucing?"

Oniyon kembali menjawab, "Milady, itu karena naga tersebut masih anak-anak. Kami yakin naga tersebut akan tumbuh menjadi raksasa saat dia sudah besar nanti."

Lady Storytelling menghentikan kegiatan mondar-mandirnya dan menghampiri kedua anak buahnya. Ia lalu mengeluarkan sepucuk surat dari saku baju berkudanya dan mengacungkan surat tersebut kepada Oniyon dan Monky. 

"Kalian tahu, sebentar lagi kontes naga tahunan akan kembali diselenggarakan. Dan kali ini aku akan ikutan, karena itu aku butuh naga agar bisa mengikuti kontes. Tapi jika mereka melihat naga sekecil itu," ia lalu menunjuk ke arah keranjang, "aku pasti akan jadi bahan lelucon. Dan aku juga bosan melihat Dany selalu memenangkan kontes naga tahunan."

Source
Monky berbisik kepada Oniyon, "Tak ada yang bisa mengalahkan Daenerys Targaryen selama 7 tahun berturut-turut."

"Benar, ia mendapat julukan ibu para naga bukan tanpa alasan, bahkan bila Lady kita memiliki naga yang lebih besar pun, kurasa tetap tak mampu menggoyahkan popularitas mama naga," Oniyon mengangguk-angguk setuju. 

"Jangan berbicara seolah-olah aku tak mendengar," hardik sang Lady, lalu ia menjewer Monky dan mencubit pipi Oniyon. "Ini bukan soal kalah atau menang, tapi tampil mengesankan."

"Ampun, Milady, tapi hanya inilah naga yang bisa kami pinjam, anak-anak Viking yang lain tidak ada yang bersedia meminjamkan naganya pada kami," jawab Oniyon dengan merana.

Monky melanjutkan, kali ini tampak marah, "Kami nyaris babak belur dihajar oleh anak-anak barbar itu, Milady."

Lady Storytelling mengamati Monky dan Oniyon, "Lalu bagaimana kalian akhirnya bisa mendapatkan naga? Siapa yang akhirnya meminjamkannya?" dan sebelum Monky atau Oniyon sempat menjawab, ia kembali menegaskan, "Aku tidak ingin dengar mengenai pencurian."

Monky langsung menggelengkan kepalanya cepat, "Seorang anak Viking bernama Hiccup akhirnya bersedia meminjamkan naganya kepada kami. Ia memang tampak berbeda dari anak-anak Viking lainnya."

Lady Storytelling tampak penasaran, "Berbeda bagaimana?"

"Untuk ukuran anak-anak Viking yang biasanya berbadan besar. Si Hiccup ini kurus, ceking, kerempeng. dan tidak suka berkelahi," jawab Oniyon.

"Dengan kata lain, dia cukup beradab untuk ukuran orang-orang barbar," lanjut Monky.

Sementara itu tidak ada yang menyadari, kalau si naga kecil yang dari tadi dibicarakan, mendadak sudah bangun. Si naga lalu terbang menghampiri Lady Storytelling, Monky dan Oniyon, ia berusaha menarik perhatian mereka dan membuka mulutnya, "Wakikki guguga kapaarrr."

Sang Lady, Monky dan Oniyon langsung menoleh ke arah si naga. Sementara si naga tampak terbang sambil menunjuk perutnya lalu membuka mulutnya.

"Dia sudah bangun," sang Lady tampak waswas.

"Apa yang dia bilang?" tanya Oniyon.

"Mana aku tahu bahasa naga," jawab Monky.

"Kurasa dia lapar," jawab sang Lady berhati-hati. "Oniyon, cepat carikan ikan atau apapun yang bisa dijadikan makanan naga."

"Siapa laksanakan, Milady," Oniyon segera berlari untuk mencarikan makanan si naga kecil.

"Aku sebaiknya membantu Oniyon, Milady," sambung Monky yang tampak berusaha menjauh dan terus menghindar saat si naga kecil mengendus-endus si monyet dan menatapnya dengan lapar.

Beberapa menit kemudian, keadaan sudah lebih tenang. Krebi ikut membantu mengurus si naga kecil, rupanya kepiting merah tersebut bisa berbahasa naga. Sementara itu, Lady Storytelling memutuskan untuk pergi ke dimensi lain demi mencari naga yang lebih oke, dimensi tersebut adalah Dimensi Visual.

Dalam dimensi visual tersebut segala sesuatu benar-benar berbeda walau memiliki nama yang sama. Pertama Hiccup si anak viking kurus kering dan kerempeng berubah.

Di dunia buku, Hiccup seperti ini :

Source

Sementara di dimensi visual, Hiccup berubah 180 derajat seperti ini:

Source
Dalam hati, sang Lady berandai-andai, seandainya Hiccup versi Dimensi Visual ini masing single, mungkin dia akan cocok dengan Rapunzel atau Merida. Tapi yang paling membuat sang Lady senang adalah, naganya. Toothless si naga ompong tidaklah sekecil Toothless yang dibawa oleh Monky dan Oniyon. Naga tersebut bahkan cukup besar untuk bisa ditunggangi. Naganya sangat lucu, berwarna hitam seperti malam, dengan mata belo dan di sini, si naga menyemburkan api biru.

Setelah puas bermain di Dimensi Visual, Lady Storytelling kembali pulang dan tampaknya keadaan rumahnya masih sama kacaunya. Oniyon dan Monky jelas tidak ada bakat sama sekali dalam menangani naga, hanya Krebi saja yang tampaknya sanggup mengurus naga, dan itu pun karena ia menguasai bahasa naga.

"Uga-uga, pakka pakka, rrrroaaar, miga miga, pukukuku, Monky badada Oniyon," Krebi tampak berkata tegas pada si naga. "Kau tak boleh memakan Monky dan Oniyon."

Sementara di sudut lain ruangan, tampak Monky bersembunyi di atas lemari sambil mengusap-usap ekornya yang terkena semburan api si naga, sedangkan Oniyon bersembunyi di kolong meja dan sebagian jambulnya tampak gosong.

"Monky, Oniyon, tinggalkan dulu mengurus naga itu, aku ada tugas lain untuk kalian," Lady Storytelling memerintahkan Monky dan Oniyon untuk mengikutinya. Biasanya Monky dan Oniyon tidak pernah semangat mendengar kata tugas dari sang Lady, namun kali ini mereka justru tampak lega mendengar kata tugas. Dengan semangat menggebu keduanya langsung berlari mengikuti sang Lady ke ruang kerjanya.

"Monky, Oniyon, tadi aku baru kembali dari Dimensi Visual How To Train You Dragon. Dan jelas segala sesuatunya sama sekali tidak mirip dengan dunia buku. Tapi sama-sama menariknya."

"Dimensi Visual, Milady?" tanya Monky heran.

"Ya, Dimensi Visual, kau tahu kadang mereka menyebutnya film. Nah di sana aku melihat seekor naga yang lucu sekali. Warnanya hitam, matanya belo, imut-imut, pokoknya menggemaskan, seperti di foto ini

Source
nah, aku ingin agar kalian mencarikan aku naga seperti itu. Dan semburan apinya juga harus biru, bukan merah."

Monky dan Oniyon tampak melongo.



"Dan di mana tepatnya, kami bisa menemukan naga seperti itu, Milady?" tanya Oniyon.

"Oniyon, untuk apa aku menyuruhmu mencarinya, bila aku tahu di mana menemukannya," Lady Storytelling menjawab ketus. "Nah sekarang aku harus pergi. Ratu Elsa dari Arrandale mengundangku untuk acara minum teh dan selanjutnya Jack Frost memintaku untuk menjadi juri dalam lomba 'perang bola salju', hari ini aku sibuk sekali."

Setelah sang Lady pergi, Monky dan Oniyon masih tampak merana. Keduanya berjalan gontai menuju pendiangan untuk menghangatkan diri.

"Naga sehitam malam, mata belo seperti kucing dan menyemburkan api biru. Ahhhh di mana kita harus mencarinya, Monky?"

"Entahlah Oniyon, coba cari di toko Cute Beast and Monster, mungkin mereka ada menjualnya."

Reviewed by:

This review also for RC: 
Lucky No.14 Reading Challenge: Movies vs Books
2014 TBRR Pile RC: Additional Challenge - Books into Movies
New Authors Reading Challenge 2014
Children's Literature Reading Project

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...