Rabu, 01 Oktober 2014

KATARSIS: MARI BERKHAYAL MENJADI PSIKOPAT (ATAU SOSIOPAT)

Judul: Katarsis
Pengarang: Anastasia Aemilia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Editor: Hetih Rusli
Desain dan ilustrasi cover: Staven Andersen
Jumlah halaman: 264 halaman
Cetakan 1, April 2013
Segmen: Dewasa
Genre: Suspense, psikologis thriller, crime drama, misteri
Harga : Rp 20.000 (beli di Carrefour)
Rate: ★★★½


Terjadi suatu pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga di Bandung. Tiga korban tewas, 1 dalam kondisi kritis dan 1 ditemukan dalam keadaan syok berat dan terkurung dalam sebuah peti perkakas kayu. Salah satu korban bahkan dibunuh dengan kejam, lalu mayatnya dimutilasi dan potong-potongan tubuhnya diletakkan di berbagai tempat dalam rumah keluarga tersebut. 

Tara Johandi, satu-satunya korban selamat ternyata mengalami syok berat yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit jiwa dan tidak dapat membantu kepolisian dalam mengungkap pelakunya. 

Sementara itu korban-korban lain dari si pembunuh berantai terus bertambah dan polisi masih belum bisa menangkap pelakunya. Tara dirawat oleh seorang psikiater yang bernama Alfons. Psikiater tersebut meyakini kalau si pembunuh berantai masih mengincar Tara, karena Tara adalah salah satu korban yang berhasil diselamatkan dan bertahan hidup. 

Kasus pun semakin menunjukkan banyak keganjilan. Apalagi muncul satu sosok dari masa lalu Tara yang bernama Ello. Siapakah Ello ini, apa hubungan Ello dengan Tara dan masa lalunya.

My thought (spoiler alert).

Saya pernah baca buku yang tokohnya abu-abu atau anti-hero. Tapi kalau yang tokohnya sinting atau sakit jiwa serta memiliki kecenderungan psikopat, sejauh ini saya baru baca 2. Salah satunya adalah Katarsis. Jadi kalau penasaran bagaimana pola pikir psikopat, bacalah novel ini.

Dari sub-judul yang saya berikan di atas, sebenarnya sudah ketahuan sekali siapa karakter tokoh yang saya maksud. Saya penasaran sama buku ini karena banyak review yang menuliskan buku ini ceritanya sinting. Dan karena memang genre utama buku ini adalah psikologis thriller wajar saja ceritanya memang dimaksudkan sinting. 

Yang saya suka dari buku ini adalah semua unsur suspense itu berhasil dieksekusi dengan baik oleh penulis. Penuturan penulis atau diksi yang digunakan juga sukses membuat saya deg-degan dan tegang waktu membacanya. Alurnya meski tidak runut tapi cukup rapih sehingga mudah dipahami, saya pun lancar dalam membacanya dan hanya butuh waktu 2 hari untuk menuntaskan buku ini. 

Misterinya juga sukses bikin saya penasaran, hanya saja saya merasa agak kecewa dengan pengungkapan misterinya yang masih kurang menurut saya. Saya adalah tipe orang yang logis dan percaya bahwa setiap peristiwa selalu mempunyai suatu alasan. Selesai membaca buku ini, saya masih penasaran apa yang membuat seseorang menjadi psycho, karena di buku tidak dijelaskan alasan si pelaku menjadi psycho. Setelah saya tanya-tanya ternyata memang ada orang yang natural born psycho, jadi saya anggap kalau tokoh pelaku di sini memang sudah psikopat dari sananya. 

Masih di pengungkapan misteri yang kurang memuaskan, saya juga heran alasan apa yang membuat pelaku membenci kedua orang tuanya, lalu masa lalu pelaku juga masih kurang digali, begitu pula pelaku satunya (ada 2 POV di sini, sayangnya karena sifat mereka  berdua banyak kesamaan, jadinya saya merasa POV-nya juga agak mirip-mirip). Lalu bagaimana cara pelaku membunuh musuhnya juga tidak diungkap, padahal kondisi pelaku lebih lemah dari musuhnya. 

Yang jelas buku ini cocok bagi penyuka horror dan adegan gore atau sadis. Kalau demen nonton Criminal's Mind, saya rasa juga bakal suka baca buku ini.  Buku ini saya baca sebagai rangkaian dari bacaan October horrorfest reading, yaitu membaca buku yang bertema seram, horror dan misteri dalam rangka Hallowen.

BTW, buat yang penasaran apa itu psikopat atau sosiopat, ini sedikit penjelasan yang di ambil dari situs http://www.amazine.co/14663/apa-perbedaan-antara-psikopat-dengan-sosiopat/

Perbedaan antara psikopat (psychopath) dan sosiopat (sociopath) tidaklah terlalu jelas, setidaknya menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi keempat.

DSM-IV memasukkan dua definisi diatas dalam Antisocial Personalities karena keduanya memiliki beberapa ciri umum yang sama.

Profesional tidak hanya berbeda pendapat apakah ada perbedaan antara sosiopat dan psikopat, tapi juga mengenai apa saja yang menjadi pembeda diantara keduanya.

Psikopat dan sosiopat sama-sama merupakan individu yang mengabaikan perasaan dan hak orang lain.

Gejala ini sudah bisa muncul saat seeorang berusia 15 tahun yang biasanya diiringi dengan perilaku kejam terhadap binatang.

Psikopat dan sosiopat tidak mampu merasakan penyesalan atau rasa bersalah. Mereka tampaknya tidak memiliki hati nurani dan hanya mementingkan diri sendiri.

Mereka sering mengabaikan aturan, adat istiadat, dan hukum, serta tidak peduli saat tindakannya mungkin membahayakan orang lain.

Perbedaannya, sebagian ahli berpendapat sosiopat merupakan perilaku yang kurang terorganisir.

Sosiopat cenderung bertindak secara spontan tanpa memikirkan konsekuensinya.

Di sisi lain, psikopat cenderung sangat terorganisir dan manipulatif.

Kepribadian luar psikopat seringkali nampak karismatik dan menawan, menyembunyikan sifat sebenarnya.

Meskipun psikopat tidak peduli terhadap orang lain, mereka dapat meniru perilaku yang membuat mereka tampak normal.

Itu sebab, orang awam cenderung percaya kepada seorang psikopat daripada sosiopat.

Kepribadian yang nampak normal dari psikopat diduga antara lain disebabkan oleh tingkat pendidikan yang lebih baik daripada sosiopat.

Dari sudut pandang kriminal, kejahatan seorang sosiopat biasanya tidak terorganisasi dan spontan, sementara kejahatan para psikopat umumnya direncanakan dengan baik.

Untuk alasan ini, psikopat lebih sulit diidentifikasi, tidak seperti sosiopat yang meninggalkan banyak jejak atas kejahatannya.


Reviewed by:
Review ini juga untuk RC:

1 komentar:

  1. Sepertinya seru sekali. Thanks for review. Aku jadi pengen beli bukunya juga. ^^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...