Senin, 22 Februari 2016

THE DEAD RETURNS: TERNYATA TIDAK SEPERTI YANG DIBAYANGKAN


Judul Buku: The Dead Returns
Pengarang: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Jumlah halaman: 252 halaman
ISBN: 9786027742574
Cetakan 1, Agustus 2015
Segmen: Remaja, dewasa muda
Genre: Misteri

Nobuo Koyama adalah pemuda introvert, berwajah jauh dari tampan, tak populer dan mempunyai hobby tidak umum-yaitu tergila-gila pada kereta api. Keberadaannya pun cenderung terabaikan oleh teman-teman sekelasnya. Ia hanya mempunyai 1 orang teman di sekolah, yaitu Yoshio Tanaka.

Pada suatu hari Koyama mendapat sebuah surat misterius. Si pengirim surat meminta Koyama untuk menemuinya di sebuah tebing pada malam hari. Koyama mengira, surat itu dikirim oleh sahabatnya, Yoshio. Sesampainya di tebing, dalam keadaan gelap, tiba-tiba saja Koyama didorong jatuh oleh seseorang.

Seorang pemuda berusaha menyelamatkannya, namun ternyata si pemuda juga ikut terjatuh bersama Koyama. Saat Koyama mengira dirinya mati, ia mendapati dirinya selamat. Hanya saja, ia tidak selamat sebagai Nobuo Koyama, melainkan sosok pemuda yang berusaha menyelamatkannya saat terjatuh, yang bernama Takahashi Shinji.

Berbeda dengan Koyama Nobuo yang berwajah biasa-biasa saja, sosok pemuda yang ia dapati sangat tampan dan dengan mudah menjadi anak populer di sekolah. Dengan tubuh dan kehidupan barunya, Koyama berniat mencari tahu siapa yang membunuhnya dan ia yakin kalau pelakunya adalah 1 di antara 35 orang teman sekelasnya.

Misteri? Ya
Thriller? Bukan


Setelah terbuai dengan karakter-karakter "sinting" dan jalan cerita tak terduga dalam Girls In The Dark. Saya langsung menjadi fans dari Akiyoshi sensei dan saat penerbit Haru mengumumkan akan menerbitkan karya selanjutnya, saya pun langsung memasukkannya dalam wishlist.

Dari segi sampul, judul, dan cerita, The Dead Returns sekilas mirip dengan Girls in The Dark. Sama-sama membahas mengenai kematian salah seorang murid SMU, judul yang bernuansa horror pun membuat saya beranggapan bahwa novel ini akan bernuansa kelam seperti Girls in The Dark. Namun ternyata, saya salah. The Dead Returns memang sebuah novel misteri, namun tidak tegang, tidak seram dan tidak bernuansa kelam atau pun suram seperti Girls in The Dark.

Buku ini lebih terasa sebagai drama pencarian jati diri Nobuo Koyama daripada drama  kejahatan. Bagi yang introvert, membaca buku ini terasa begitu akrab. Karakter Nobuo Koyama yang pemalu, tidak menonjol  dan cenderung terabaikan akan membuat pembaca  merasa kasihan dengannya.

Selama ini, saya selalu berpikir, perlakuan kejam yang biasa diterima oleh seseorang dalam suatu komunitas adalah bullying. Namun buku ini juga memberitahu bahwa diabaikan atau ketidakpedulian juga sama kejamnya dengan bullying.

Saya merasakan pesan moral kuat yang ingin disampaikan penulis melalui buku ini adalah untuk selalu percaya diri, tidak saling menghakimi hanya karena berasal dari kelompok yang berbeda dan juga untuk lebih peduli akan keadaan sekitar.

Nobuo Koyama pun awalnya menghakimi para cowok-cowok atlet karena mereka populer, namun setelah bergaul dengan mereka melalui tubuh Takahashi Shinji, Koyama mengetahui bahwa selama ini Ia salah. Tidak semua orang yang populer itu sombong.

Membaca buku ini seperti mengikuti kisah dalam komik atau anime. Budaya bebas anak-anak remaja di Jepang, festival sekolah seperti rumah hantu, dll. Namun segmen buku ini saya kira lebih ke shoujo atau pembaca cewek.

Dan mengacu pada tulisan yang saya tulis di judul "Ternyata tidak seperti yang dibayangkan." karena awalnya saya mempunyai ekspektasi buku ini akan bernuansa kelam seperti Girls in The Dark, tapi ternyata tidak. Sebab tidak ada tokoh-tokoh "gila" di The Dead Returns. Semua karakternya menurut saya normal-normal saja dan tidak ada yang benar-benar jahat, bahkan rata-rata cenderung baik menurut saya. Begitu pula dengan endingnya, berkebalikan dengan ending dalam Girls in The Dark yang cenderung absurd dan seram, The Dead Returns menurut saya mempunyai ending bernuansa positif.

Namun bukan berarti saya tidak menikmati buku ini. Saya justru sangat menikmatinya, dan bahkan berharap endingnya bisa lebih happy. Dan buku ini menjadi teman perjalanan yang menyenangkan selama di pesawat. So I gave 3 roses and half.

Warm regards,

1 komentar:

  1. Titanium vs Stainless Steel vs Stainless Steel - TITanium-Arts
    Stainless steel vs stainless steel · Stainless steel vs stainless steel · Stainless steel vs stainless steel · Stainless steel titanium cost vs titanium ore stainless steel · Stainless steel ford escape titanium for sale vs stainless steel · Stainless samsung titanium watch steel vs grade 23 titanium

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...