✮✮½
- Judul Buku : Suatu hari Di Musim Gugur
- Pengarang : Lisa Kleypas
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Buku kedua kali ini mengambil tema musim gugur dan
menceritakan tentang wallflower kedua, yaitu Lilian. Dan bila di buku
pertama, Marcus sang Earl hanya menjadi cameo, maka dibuku kedua, kali
ini sang Earl menjadi pemeran utama. Tapi saya merasa buku kedua ini
adalah yang paling membosankan dari semua seri wallflowers, ceritanya
klise tentang sepasang pria dan wanita yang mula-mula saling benci dan
lambat laun menyadari kalau keduanya saling memiliki perasaan dan
akhirnya jatuh cinta. Sebagaimana gambaran masa itu, sedikit banyak saya
belajar mengenai tata krama dan sifat para kaum bangsawan Eropa pada
masa lampau yang ternyata tidaklah seenak yang kita bayangkan. Kalau
suka dengan buku Pride & Prejudice, maka pasti suka dengan buku ini.
Mungkin point menarik disini adalah karakter Lilian, tokoh utama wanita yang berkarakter pemberontak, ceplas-ceplos(nyablak dan suka menyumpah) dan cenderung pembangkang, bukan tipikal gambaran rata-rata heroine abad modern dan bukan karakter wanita yang umumnya ada di zaman HR, tapi ngga tau kenapa, saya merasa karakternya agak over untuk wanita pada masa itu. Alih-alih saya melihat jiwa feminis dalam diri Lilian yang saya lihat dia malah annoying. Mungkin ini salah satu alasan saya tidak suka buku ini, heroinenya tidak cukup likeable untuk saya. Yah mungkin ini balik ke masalah opini dan selera.
Mungkin point menarik disini adalah karakter Lilian, tokoh utama wanita yang berkarakter pemberontak, ceplas-ceplos(nyablak dan suka menyumpah) dan cenderung pembangkang, bukan tipikal gambaran rata-rata heroine abad modern dan bukan karakter wanita yang umumnya ada di zaman HR, tapi ngga tau kenapa, saya merasa karakternya agak over untuk wanita pada masa itu. Alih-alih saya melihat jiwa feminis dalam diri Lilian yang saya lihat dia malah annoying. Mungkin ini salah satu alasan saya tidak suka buku ini, heroinenya tidak cukup likeable untuk saya. Yah mungkin ini balik ke masalah opini dan selera.
Ceritanya sendiri standar khas HR dan novel romance pada umumnya, hero yang alpha male yaitu gagah, tampan, kaya, berkuasa dan juga arogan, mungkin karena bangsawan, karakter heroine nya sudah saya sebutkan di paragraf atas, halangan cinta hanya datang dari ibu sang hero (tipikal standar mertua yang tidak setuju sama calon menantu karena dianggap tidak sederajat, karena heroinenya bukan dari kalangan bangsawan meskipun kaya). Interaksi dan chemistry hero dan heroinenya menurut saya membosankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar