✮✮✮½
- Judul Buku : Kisah Pi
- Pengarang : Yann Martel
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis :
Piscine Molitor Patel hanyalah anak lelaki biasa dari India
yang namanya diambil dari sebuah kolam renang di Paris. Namun karena
orang-orang suka mengejek namanya menjadi Pissing yang
artinya kencing, maka dia memutuskan untuk mempersingkat namanya menjadi Pi.
Keluarga Pi adalah keluarga modern dan cukup berada yang mengelola usaha kebun
binatang di Pondicherry, India.
Meskipun Pi hanya anak lelaki biasa, Pi punya hobby yang
tidak biasa bagi anak-anak seusianya bahkan bagi orang dewasa sekalipun, yaitu
hobby mempelajari agama yang berbeda dan punya keinginan untuk mengenal Tuhan
dari beberapa ajaran agama. Bagi Pi, semua agama baik dan Pi hanya ingin
mengasihi Tuhan dan akhirnya Pi memutuskan untuk memeluk tiga agama sekaligus
yang saat itu dikenalnya (Hindu, Kristen dan Islam). Tentu saja ada pertentangan
dari pihak keluarga dan lingkungan sekitar, namun Pi tetap berpegang teguh pada
prinsipnya.
Cerita berlanjut saat Pi memasuki umur 16 tahun, saat itu India sedang mengalami banyak pergolakan politik dan berimbas pada perekonomian India. Keluarga Pi memutuskan untuk pindah ke Canada demi memperoleh penghidupan yang lebih baik. Maka keluarga Pi memutuskan untuk menutup usaha kebun binatang dan binatang-binatang dalam kebun dijual, beberapa binatang terjual di India sedangkan sisanya terjual di Amerika Utara.
Pi dan keluarganya bersama beberapa binatang pergi ke
Canada dengan menumpang kapal barang Jepang berbendera Panama bernama Tsimtsum
yang berlayar dari India menuju Canada namun di tengah perjalanan kapal terjadi
badai besar yang membuat kapal tersebut tenggelam. Setelah badai reda di sekoci
penyelamat yang selamat hanya Pi, seekor Zebra yang kakinya patah, seekor
Hynea, seekor orang utan dan seekor harimau Bengal dewasa.
Maka dimulailah kisah Pi yang sesungguhnya selama
terombang-ambing dilautan, bagaimana dia berusaha bertahan hidup, mulai dari
mencari persediaan makanan dalam sekoci yang dihuni binatang buas, lalu saat
persediaan makan mulai habis, dia harus mulai berjuang mencari makanan dari
alam (laut), Pi yang vegetarian terpaksa harus beradaptasi dengan alam demi
bertahan hidup. Belum lagi bahaya utama ialah Pi berada 1 sekoci dengan
binatang-binatang buas macam Hyena dan Harimau Bengal yang mekanisme kerjanya
mirip dengan hukum rimba.
Kesan saya :
Cerita mengenai bertahan hidup sendirian di alam liar dan
bebas (hutan atau laut) bukanlah favorit saya, dengan beberapa alasan :
1. Cerita jadi terasa monoton karena hanya ada tokoh utama yang berarti tidak ada interaksi dengan tokoh lain karena tokoh utama hanya sendiri dan berarti biasanya cerita hanya seputar keadaan alam liar tersebut, cara bertahan hidup (kehidupan sehari-hari tokoh utama di alam liar) dan mengenai si tokoh utama sendiri (misalnya kenangannya, masa lalunya, rencana kedepannya, dll)
2. Pace cerita suka menjadi lambat karena pengarang berusaha
untuk menjabarkan bagaimana si tokoh bertahan hidup dengan penggambaran narasi
yang kelewat detil dan kadang terkesan bertele-tele.
Mungkin kedua hal di atas hanyalah opini saya dan juga selera saya. Terlepas dari bagian 2 yang merupakan inti utama cerita Life of Pi, saya menyukai bagian 1 yang membahas mengenai keluarga dan kisah hidup Pi kecil selama di India dan bagian ketiga boleh dibilang sangat menghibur dan dialog wawancara dengan kedua orang Jepang sukses memancing tawa saya.
Oke, sekarang pesan atau makna buku ini :
Tagline utama bulu ini adalah, "Kisah yang membuat
orang percaya pada Tuhan" namun benarkah membaca kisah ini bisa membuat
orang percaya pada Tuhan?
Jawabannya relatif dan mungkin sebagian besar bahkan tidak (maksudnya kisah dalam buku ini tidak membuktikan apa-apa mengenai keberadaan Tuhan), namun Kisah Pi bukanlan cerita untuk membuktikan keberadaan Tuhan melainkan mengenai keyakinan bahwa Tuhan selalu menjaga umatnya bahkan dalam kondisi paling tidak mungkin sekalipun dan Tuhan itu ada, tidak bisa dilihat namun bila kita yakin kita bisa merasakan keberadaan Tuhan. Karena Pi terapung-apung di sekoci di tengah lautan luas selama 7 bulan, namun Tuhan tetap menyediakan makanan untuknya melalui mahluk-mahluk laut (ikan & penyu) dan bahkan menjaga Pi dari serangan mahluk buas macam Harimau Bengal, si harimau punya berbagai macam kesempatan untuk menyerang Pi namun tidak pernah dilakukan.
Mungkin banyak orang yang mengatakan alasan Pi bisa selamat
karena kisah dalam buku ini tidaklah nyata (terbukti dengan banyaknya reader
yang memberi label fantasy terhadap buku ini) seandainya kisah Pi nyata mungkin
dia tidak akan selamat (apakah karena tenggelam, karena kelaparan dan
dehidrasi, karena sakit, atau karena diserang oleh si harimau). Begitupula
dengan beberapa bagian kanibalisme dalam buku yang membuat orang merasa aneh
yang walaupun kanibalisme tersebut terpaksa dilakukan dengan demi bertahan
hidup.
Tapi sekali lagi, Kisah Pi juga bukanlah untuk
diperdebatkan nyata atau tidaknya, bukan untuk dinilai salah atau benarnya,
saya lebih suka label filosofi daripada fantasy dalam Kisah Pi ini, sebab Kisah
Pi adalah suatu kisah untuk direnungkan bagi setiap umat manusia yang mengaku
beragama. Bukan untuk membahas mengenai agamanya tapi bagaimana hubungan kita
terhadap Tuhan
Saya menulis review ini tepat tanggal 25 Desember, pas hari
Natal dan ada satu quote yang menarik untuk direnungkan :
"Memilih keraguan sebagai falsafah hidup sama halnya
memilih kemandekan sebagai sarana transportasi" - Hal 55
BTW, buku ini sudah diangkat ke film layar lebar yang disutradarai oleh Ang Lee, sangat disarankan untuk menontonnya dalam format 3D, karena visualisasi film ini sangat indah. Film tersebut sekaligus juga mengajarkan manusia, tidak perlu tempat khayalan, dunia dongeng, atau universe fantasy untuk melihat keindahan ciptaanNya, bumi tempat kita hidup dan tinggal juga indah asal kita mau meluangkan waktu untuk menyadari dan menikmatinya.
Terjemahan : Sangat baik, saya tidak menemukan typo dan juga susunan kata dalam kalimat mengalir dengan luwes. Dua jempol untuk penerjemah.
setuju sama kamu! saya ga baca bukunya, cuma beberapa review dan langsung nonton (soalnya bukunya tebel banget mahal juga hahaha). orang-orang yang ngereview bilang benar-benar menyentuh, bener-bener prosesi menemukan Tuhan. saya ga ngerasain itu. sependapat, saya cuma liat filosofi hubungan vertikal manusia dan Tuhan y dari endingnya kalo Pi ga dimakan, masih hidup, terdampar dan baik-baik aja. paling suka itu endingnya yang antiklimaks. teka-teki kan ya itu cerita bualan hasil fantasi doang apa true story hahaha. makasi! semoga saya menang giveaway aaamiin! :)
BalasHapuskalo mbak kiki mengalami hal seperti pi gimana??.....apakah itu bkan suatu mukjizad?... mukjizad itu juga merupakan salah satu prosesi untk mmpertemukan kita dengan tuhan....kta g sadar bhwa stiap hari ada hal2 sederhana yg kita alami yg mrip dngan jlan cerita dr film ini...
BalasHapus