✮✮
- Judul Buku : Twilight
- Pengarang : Stephenie Meyer
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kesan saya akan buku ini :
Mungkin sangat terlambat karena saya baru memasukkan review Twilight sekarang, mengingat buku ini sudah lama terbit dan ada ribuan review mengenai Twilight di luar sana dan banyak sekali dari review-review tersebut yang sukses memancing tawa saya. Karena boleh dibilang Twilight ini adalah salah satu novel yang fenomenal dari segi popularitas dengan banyaknya fans yang menamakan diri mereka Twihard dan juga sangat sukses dari segi komersial mengingat beberapa kali seri Twilight bertengger di daftar Best-Seller, belum lagi adaptasi filmnya. Namun tidak sedikit juga orang yang membenci buku ini, dengan alasan cerita cinta dalam buku ini dan karakter-karakternya terasa berlebihan dan tidak memberi pesan moral yang baik.
Jujur saja, saya termasuk yang tidak suka akan cerita dalam Twilight saga. Tidak sampai hater, tapi cerita Twilight bukan tipikal jenis cerita yang masuk dalam selera saya. Waktu awal-awal saya beli buku ini lebih karena penasaran akan hype Twilight yang banyak bikin para pembaca wanita tergila-gila akan sosok Edward, nama tokoh Hero dalam buku ini. Juga cerita cinta Edward - Bella yang katanya sangat indah. Akhirnya saya pun beli dengan ekspektasi tinggi dan selama membaca Twilight saya terus menunggu-nunggu bagian yang bisa membuat saya merasakan moment emosional sebuah cerita cinta, namun setelah membalik puluhan hingga ratusan halaman dan akhirnya selesai, kesan yang saya rasakan hanyalah, pfff, ada apa dengan semua hype ini? Twilight saga ini cuma tipikal cerita harlequin dengan tokoh-tokoh remaja dan POV orang pertama yang sangat mendayu-dayu dan melankolis, makanya sinopsis cerita di atas terkesan mendayu-dayu karena memang ceritanya sendiri seperti itu.
Selain itu dari segi tokoh-tokohnya, misal heroinenya Bella, saya tidak masalah dengan tokoh utama Damsel in distress asalkan sifatnya menyenangkan dan tidak egois. Tapi Bella jauh dari menyenangkan, dia self centered dan egois. Hanya demi obsesinya pada Edward, dia melupakan keluarganya dan teman-temannya. Bella tidak berpikir masa depannya, apakah dia mau kuliah dimana atau dia kelak ingin menjadi apa. Tidak berpikir bagaimana orang tuanya akan mengkhawatirkannya. Bagi Bella masa depannya cuma satu yaitu menjadi vampire dan bersama-sama dengan Edward.
Sedangkan heronya alias Edward, boleh dibilang karakternya flawless atau tanpa cela. Secara fisik tampan luar biasa, kulitnya putih mulus seperti porselen, bola matanya bisa berubah warna, suaranya seperti malaikat bernyanyi dan belum lagi latar belakang keluarganya yang kaya. Secara sifat Edward juga sempurna karena romantis, perhatian dan gentleman sama Bella. Terus Edward adalah vampire yang berarti dia sangat kuat dan punya kekuatan supernatural yaitu bisa membaca pikiran orang, kecuali 1 orang yaitu Bella. Mungkin bagi banyak wanita, Edward ini tipe ideal, tapi sejujurnya untuk saya pribadi dengan gambaran Edward yang kelewat sempurna itu malah membuat karakter Edward seolah tidak tersentuh dan jadi membosankan, selain itu saya sulit connect dengan karakter Edward karena deskripsinya yang sangat tidak nyata. Dan dengan karakter yang terlalu sempurna tersebut boleh dibilang tidak ada perkembangan karakter untuk Edward.
Bagaimana dengan unsur fantasy? lupakan soal fantasy, ini novel romance. Vampire disini juga penggambarannya sangat bertentangan dengan mitologi vampire pada umumnya. Saya tidak masalah dengan penggambaran mitologi bebas berdasarkan fantasy pengarang, hanya saja saya berharap tidak terlalu melenceng bebas dari pakem vampire itu sendiri --> vampire berkilauan saat diterpa cahaya matahari (kalau dipikir-pikir alih-alih keren malah jadi lucu :D ). Selain itu pengarang juga menggambarkan vampire disini sebagai mahluk sempurna tanpa kelemahan (ngga bisa mati, ngga bakal terluka, penampilan fisik jadi super cantik atau ganteng, super cepat dan variasi kekuatan supernatural, misal baca pikiran, menerawang, dll) Bahkan Superman pun punya kelemahan.
Sebagai cerita kisah cinta star-crossed lovers, buku ini juga gagal, karena saya bacanya perjalanan cinta Edward-Bella lancar-lancar saja, tidak ada yang menentang cinta mereka baik dari keluarga Bella maupun Edward kalau masalah Edward adalah vampir dan Bella adalah manusia kan sudah teratasi, tinggal gigit saja Bella langsung beres.
Untuk ukuran buku yang termasuk tebal, Twilight ini tidak ada isinya, karena isi cerita hanya seputar percakapan Edward-Bella dan juga pemujaan Bella akan sosok Edward setiap beberapa halaman (ngga heran kalau banyak yang mikir itu lebih seperti obsesi alih-alih cinta). Mungkin buku ini akan terlihat lebih bagus kalau tipis atau ketebalannya seperti rata-rata tebal novel Harlequin, jadi ceritanya akan terasa padat. O ya Stephenie Meyer pernah menjawab kritik atas karakter Bella yang katanya tidak feminist dan lemah dengan jawaban karena Bella itu masih manusia dan tidak bisa kungfu, yang menurut saya bukanlah alasan tepat, banyak heroine yang manusia dan tidak bisa bertarung tetap bisa menjadi karakter panutan yang tetap dapat diandalkan dalam cerita. It's not about how strong you are, it's about how you can make yourself useful.
Mungkin satu-satunya yang saya suka dari novel Twilight ini adalah membaca review & perdebatan antara yang suka dengan yang benci karena seperti yang sudah saya tulis di atas, sangat lucu dan menghibur sebab jarang ditemukan pada novel-novel lain :D
Selain itu dari segi tokoh-tokohnya, misal heroinenya Bella, saya tidak masalah dengan tokoh utama Damsel in distress asalkan sifatnya menyenangkan dan tidak egois. Tapi Bella jauh dari menyenangkan, dia self centered dan egois. Hanya demi obsesinya pada Edward, dia melupakan keluarganya dan teman-temannya. Bella tidak berpikir masa depannya, apakah dia mau kuliah dimana atau dia kelak ingin menjadi apa. Tidak berpikir bagaimana orang tuanya akan mengkhawatirkannya. Bagi Bella masa depannya cuma satu yaitu menjadi vampire dan bersama-sama dengan Edward.
Sedangkan heronya alias Edward, boleh dibilang karakternya flawless atau tanpa cela. Secara fisik tampan luar biasa, kulitnya putih mulus seperti porselen, bola matanya bisa berubah warna, suaranya seperti malaikat bernyanyi dan belum lagi latar belakang keluarganya yang kaya. Secara sifat Edward juga sempurna karena romantis, perhatian dan gentleman sama Bella. Terus Edward adalah vampire yang berarti dia sangat kuat dan punya kekuatan supernatural yaitu bisa membaca pikiran orang, kecuali 1 orang yaitu Bella. Mungkin bagi banyak wanita, Edward ini tipe ideal, tapi sejujurnya untuk saya pribadi dengan gambaran Edward yang kelewat sempurna itu malah membuat karakter Edward seolah tidak tersentuh dan jadi membosankan, selain itu saya sulit connect dengan karakter Edward karena deskripsinya yang sangat tidak nyata. Dan dengan karakter yang terlalu sempurna tersebut boleh dibilang tidak ada perkembangan karakter untuk Edward.
Bagaimana dengan unsur fantasy? lupakan soal fantasy, ini novel romance. Vampire disini juga penggambarannya sangat bertentangan dengan mitologi vampire pada umumnya. Saya tidak masalah dengan penggambaran mitologi bebas berdasarkan fantasy pengarang, hanya saja saya berharap tidak terlalu melenceng bebas dari pakem vampire itu sendiri --> vampire berkilauan saat diterpa cahaya matahari (kalau dipikir-pikir alih-alih keren malah jadi lucu :D ). Selain itu pengarang juga menggambarkan vampire disini sebagai mahluk sempurna tanpa kelemahan (ngga bisa mati, ngga bakal terluka, penampilan fisik jadi super cantik atau ganteng, super cepat dan variasi kekuatan supernatural, misal baca pikiran, menerawang, dll) Bahkan Superman pun punya kelemahan.
Sebagai cerita kisah cinta star-crossed lovers, buku ini juga gagal, karena saya bacanya perjalanan cinta Edward-Bella lancar-lancar saja, tidak ada yang menentang cinta mereka baik dari keluarga Bella maupun Edward kalau masalah Edward adalah vampir dan Bella adalah manusia kan sudah teratasi, tinggal gigit saja Bella langsung beres.
Untuk ukuran buku yang termasuk tebal, Twilight ini tidak ada isinya, karena isi cerita hanya seputar percakapan Edward-Bella dan juga pemujaan Bella akan sosok Edward setiap beberapa halaman (ngga heran kalau banyak yang mikir itu lebih seperti obsesi alih-alih cinta). Mungkin buku ini akan terlihat lebih bagus kalau tipis atau ketebalannya seperti rata-rata tebal novel Harlequin, jadi ceritanya akan terasa padat. O ya Stephenie Meyer pernah menjawab kritik atas karakter Bella yang katanya tidak feminist dan lemah dengan jawaban karena Bella itu masih manusia dan tidak bisa kungfu, yang menurut saya bukanlah alasan tepat, banyak heroine yang manusia dan tidak bisa bertarung tetap bisa menjadi karakter panutan yang tetap dapat diandalkan dalam cerita. It's not about how strong you are, it's about how you can make yourself useful.
Mungkin satu-satunya yang saya suka dari novel Twilight ini adalah membaca review & perdebatan antara yang suka dengan yang benci karena seperti yang sudah saya tulis di atas, sangat lucu dan menghibur sebab jarang ditemukan pada novel-novel lain :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar