✮✮✮✮
- Judul Buku : Chronicle (Ther Melian #2)
- Pengarang : Shienny M.S.
- Penerbit : Elex Media Komputindo
Sinopsis
:
Kesan saya :
Yah, saya terpaksa membuat sinopsis berupa pertanyaan atau point-point yang ada dalam buku sebelumnya, karena bila saya buat sinopsisnya secara ikhtisar, maka yang ada saya akan membuat masakan sop-iler. Karena cerita dalam buku ini sangat linear, setiap bab membawa bagian cerita bab lainnya dan pada dasarnya cerita dalam TM ini sangat berkesinambuangan antara buku satu ke buku berikutnya, makanya endingnya pasti selalu cliffhanger dan cerita dalam buku lanjutannya merupakan jawaban atas misteri-misteri atau pertanyaan-pertanyaan di buku sebelumnya.
Tapi yang pasti buku 2 ini jauh lebih baik daripada buku pertama, karena konflik sudah mulai terlihat jelas, dan tidak ada lagi misi personal macam membuat jubah nymph. Seperti dalam review saya atas Revelation yang ceritanya lebih mirip prolog, maka dalam Chronicle, kita diajak memasuki konflik yang sebenarnya.
Selain itu karakter development juga bagus, di buku pertama saya masih belum terlalu menyukai Vrey dan lebih melihat dirinya sebagai gadis egois. Namun lambat laun khususnya dalam beberapa bagian akhir bab, saya mulai melihat kualitas Vrey sebagai tokoh utama atau heroine (maybe redeeming point) dalam buku ini. Bagaimana dengan karakter lain ?
Bagaimana
nasib Vrey dan kawan-kawan pasca jatuh dari ketinggian tebing di gunung Ash?
Bagaimana
misi Valadin dalam mengumpulkan relik-relik elemental lainnya setelah relik
Safir dan Ruby ?
Apa
sebenarnya rahasia mati-matian yang berusaha ditutupi Aelwen? Bagaimana Aelwen
bisa menjadi Eldynn ?
Apa
sebenarnya hubungan masa lalu Vrey dan Valadin?
Kesan saya :
Yah, saya terpaksa membuat sinopsis berupa pertanyaan atau point-point yang ada dalam buku sebelumnya, karena bila saya buat sinopsisnya secara ikhtisar, maka yang ada saya akan membuat masakan sop-iler. Karena cerita dalam buku ini sangat linear, setiap bab membawa bagian cerita bab lainnya dan pada dasarnya cerita dalam TM ini sangat berkesinambuangan antara buku satu ke buku berikutnya, makanya endingnya pasti selalu cliffhanger dan cerita dalam buku lanjutannya merupakan jawaban atas misteri-misteri atau pertanyaan-pertanyaan di buku sebelumnya.
Tapi yang pasti buku 2 ini jauh lebih baik daripada buku pertama, karena konflik sudah mulai terlihat jelas, dan tidak ada lagi misi personal macam membuat jubah nymph. Seperti dalam review saya atas Revelation yang ceritanya lebih mirip prolog, maka dalam Chronicle, kita diajak memasuki konflik yang sebenarnya.
Selain itu karakter development juga bagus, di buku pertama saya masih belum terlalu menyukai Vrey dan lebih melihat dirinya sebagai gadis egois. Namun lambat laun khususnya dalam beberapa bagian akhir bab, saya mulai melihat kualitas Vrey sebagai tokoh utama atau heroine (maybe redeeming point) dalam buku ini. Bagaimana dengan karakter lain ?
Saya mulai dari kelompok Valadin :
Valadin : Sama seperti sebelumnya, saya masih tidak bisa menyukai Valadin, mungkin karena standar ganda yang ada pada dirinya. Tidak peduli seganteng dan se-hot apa Valadin digambarkan ada beberapa personality Valadin yang membuat saya off. Apakah itu yang berkaitan dengan perasaan labilnya terhadap Vrey maupun tindakan dia yang menjadi tuan tebas dahulu, bicara belakangan. O ya Valadin ada ganti job class, kalau dalam buku pertama dia adalah Eldynn (Paladin) tapi karena udah jatuh dalam dosa maka berubah jadi Avenger (saya pakai istilah job class dalam game Brigandine,
Ellanese sang healer/Priestess Vestal : Tidak ada pengembangan berarti dalam karakternya, bagi saya Ellanese tipikal gambaran wanita bangsawan yang angkuh dan pendengki.
Karth sang Assassin Shazin : Salah satu karakter dengan personality paling kalem dan tenang. Saya suka Karth sejak buku pertama, di buku kedua saya tetap suka Karth meskipun job class nya cenderung antihero, tapi sifatnya cenderung netral dalam melihat situasi dan Karth tidak akan membunuh bila tidak terpaksa.
Laruen sang Pemanah : Oke, sejujurnya secara attitude, Laruen cukup oke bagi saya karena dia bukan tipe pengeluh. Tapi saya tidak suka dengan tindakan dan pemahamannya yang cenderung dangkal atau mungkin istilahnya "blind faith"?
Eizen sang Magus : Saya benarnya suka dengan karakter Eizen yang apa adanya atau isitilahnya to the point dan cenderung antihero, namun di buku Chronicle ini, saya mendapat gambaran kalau Eizen sepertinya akan diarahkan menjadi villain. Membunuh civilian dan warga tak berdosa bagi saya adalah kekejian besar, bahkan dalam buku fantasy. Saya tidak suka bila civilian hanyalah dianggap sebagai
Lalu kelompok Vrey :
Vrey sang pencuri : Seperti yang saya sebutkan di paragraf atas, Vrey ada perkembangan karakter di bab-bab akhir (redeeming quality), tapi ada satu sifat jeleknya kalau udah ngambek, yaitu keras kepala.
Rion sang Ranger : Perannya tidak banyak di Chronicle, namun seperti gambaran di buku sebelumnya, walau mata duitan tapi Rion bisa diandalkan dan setia kawan.
Untuk Aelwen, saya sarankan untuk tidak mengklik spoiler di bawah bila anda belum membacanya, karena Aelwen adalah salah satu cerita dan fokus utama buku ini.
Aelwen
:
Dan tentu saja ada beberapa tambahan karakter baru, tapi saya tidak akan membahasnya lebih lanjut karena bisa-bisa saya menyalin 1 bab penuh dari dalam buku.
Hanya saja ada beberapa yang saya rasa agak kurang dari cerita, seperti :
- Quest jubah Nymph yang langsung selesai seketika, padahal cari bahan-bahannya kan sulit.
-. Valadin dkk vs Penjaga Templia, lokasi sudah menarik, hanya saja saat boss battle saya lebih tertarik membaca catfight antara Laruen vs Putri Ascha. Mungkin karena saya berpikir, toh meskipun cuma berdua pasti pada akhirnya relik elemental tetap berhasil didapat, dengan kata lain predictable. Untung saja tidak semua relik didapat dengan boss battle karena quest Hamadryad adalah salah satu quest Templia yang unik dan seru saat dibaca, cuma agak disayangkan keseruannya berkurang saat tiba-tiba seorang
- Cacat dalam rencana, saat Vrey dkk memutuskan untuk melaporkan tindakan kriminal Valadin kepada Raja Granvillle hanya dengan bekal surat dan emblem, padahal resikonya sangat tinggi, saya pribadi meskipun dipinjamkan undangan orang lain untuk bertemu presiden, saya ragu bila itu tidak langsung ditujukan untuk saya karena alih-alih disambut yang ada saya bisa dianggap pembohong dan mengambil undangan milik orang lain. Tapi sudahlah, anggap saja mereka sedang terdesak dan tidak punya pilihan.
Tapi banyak juga bagian yang membuat saya tersenyum, misal Aelwen yang smart-ass saat menghadapi Valadin di hutan. Yang pasti element populer dalam trend YA akhir-akhir ini juga ada dibuku ini (1 cewe ditaksir 2 cowo). Lalu drama opera sabun the evil twin dan tentu saja ilustrasi ala manganya yang selalu bikin saya iri dengan kemampuan menggambar penulis.
Anyway, overall this is good book & although the story isn't something new but the story is really enjoyable, I read it only 2 days & quite curious when the ending is cliffhanger, but luckily I already have bought Discord and Genesis. If you want to read fantasy but afraid the story is too heavy, you can read this book. If you are gamer or ex gamer (like me) and your favorite genre of games is RPG, I recommend this book to you.
Just for fun :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar