Senin, 08 Juli 2013

WHAT TO KEEP OR WHAT NOT TO KEEP

Sepertinya bulan Juli ini saya lagi rajin update blog (mudah-mudahan diikuti juga dengan pengurangan timbunan buku alias banyak baca). Saya menulis ini karena sedang memikirkan di mana tempat untuk menaruh timbunan buku-buku yang baru saya beli. Kebetulan BBIers di grup bajay jabodetabek suka  ngobrol ngalor ngidul, dan salah satunya Mbak Selviana Rahayu yang membahas bahwa walau suka beli buku, tapi bukan tipe pengoleksi buku, dan tiba-tiba saya jadi ingin membuat posting mengenai pembaca buku atau kolektor buku. Nah biasa sehabis dibaca buku-buku kan disimpan, nah pertanyaannya apakah semua buku yang kita beli akan disimpan selama-lamanya?

Mungkin kalau rumah besar dan punya rak buku yang memadai, dan kitanya juga berniat jadi kolektor buku maka buku-buku tersebut bisa kita simpan selama kita mau. Tapi bagaimana kalau ngga ada itu semua? ngga ada tempat buat menyimpan semua buku-buku kita. Karena bacaan jelas bertambah tapi tempat atau rak buku tetap segitu-gitu saja alias tidak bertambah luas, kecuali kalau kita merenovasi atau membeli rumah yang lebih besar, tapi ini persoalan lain dan lebih ke rencana jangka panjang yang melibatkan banyak orang, misal keluarga. 

Dulu saya termasuk posesif sama benda-benda milik saya, termasuk buku, dan saya sangat menjaga buku-buku saya (boleh ditanyakan sama yang pernah menang GA saya *kaya ada yang peduli aja*). Karena itu saya tidak suka kalau sampai melihat buku-buku saya lecek, kotor apalagi sampai hilang. Hingga suatu hari saya melihat tumpukan buku-buku saya (belum termasuk timbunan) dalam lemari dan sadar bahwa sudah tidak ada ruang lagi untuk buku-buku baru. Pada detik itu saya berpikir, di mana saya akan menyimpan buku-buku saya, sedangkan orang rumah sudah menjerit-jerit untuk tidak membeli buku-buku baru lagi sebelum buku-buku timbunan saya dibaca. 

Biasanya alasan saya tidak membaca buku timbunan karena belum ada waktu (iya klise, saya tau), namun saat melihat lemari buku yang penuh, saya sadar bahwa saya harus mencari tempat lain untuk menaruh buku-buku saya yang baru (sialnya, gudang juga full). Sambil berpikir, saya bermain internet dulu (seperti biasa untuk pengalih perhatian) dan blogwalking. Saat itu saya melihat di blog-blog itu ada suka ada giveaway buku-buku, dan dari situ saya berpikir, sepertinya seru juga, selain bisa mempromosikan blog, bisa buat kuis dan survey juga. Dan tiba-tiba saya sadar kalau banyak buku saya dalam lemari yang tidak bakal saya baca ulang. Seandainya buku-buku tersebut bisa hidup, mereka pun tidak akan senang bila hanya disimpan dalam lemari buku tanpa pernah lagi ada niatan dari pemiliknya untuk membaca mereka kembali, mereka (buku-buku itu) pasti lebih suka dibaca banyak orang. Dari sinilah terjadi peralihan, saya dari tidak rela menjadi kerelaan dan saat itulah saya memutuskan untuk mencoba mengadakan giveaaway pertama saya. 

Hanya saja untuk giveaway, pasti ada beban di ongkos kirim, karena itu saya juga tidak bisa sering-sering mengadakan giveaway. Akhirnya saya putuskan untuk membereskan buku-buku yang tidak akan saya baca lagi dan membaginya menjadi 3 kelompok. Yaitu buku-buku untuk giveaway perorangan, buku-buku untuk donasi dan buku-buku untuk dijual. Buku-buku untuk donasi saya khususkan pada buku-buku teenlit dan buku anak-anak, jadi buku-buku yang bisa dibaca semua orang, donasi maksud saya menyumbangkan kepada perpustakaan ataupun mereka yang punya program memberikan bacaan untuk anak-anak atau masyarakat, jadi maksud saya di sini, saya ingin buku-buku yang saya sumbang bisa dibaca oleh banyak orang, jadi tidak untuk perorangan. Sedangkan buku-buku untuk dijual adalah kebanyakan buku-buku dari timbunan yang rasanya saya tidak akan saya baca (terus buat apa dulu dibeli? yah katakan saja kalap pas ada diskonan atau lapar mata atau saya belum tau selera apa yang saya suka) jadi buku-bukunya masih disegel/laminating atau buku-buku lama yang serinya lengkap dan banyak dicari orang. Sedangkan untuk giveaway perorangan via blog, ini saya tentukan suka-suka saya :D

Tapi tentu saja, ada beberapa buku yang tetap akan menjadi favorit dan saya jaga dalam rak buku saya karena saya akan reread mereka :D

7 komentar:

  1. Aku pengen kayak gini sebenernya. Pengen bs misahin mana buku yg bisa dilepas dan enggak. Sayang aku terlalu posesif

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak Dewi, sampai sekarang benernya aku masih posesif kok sama buku-bukuku cuma ngga semua buku aku posesif :D

      Hapus
  2. hehehe.. bakalan susah kalau harus memilah2 mana yang mau disimpan and mana yang mau 'dibuang' soalnya kalau udah megang bukunya, langsung dhe muncul nilai sentimentilnya, ahahahaha :D akhirnya yaa.. sejauh ini sih kebanyakan tetap di-keep dhe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indah, tertarik gabung ke BBI?

      Hapus
    2. Mauu bangetss.. tapi untuk saat ini lagi berusaha dulu konsisten baca and nulis review karena suka angin2an sih :))

      Hapus
    3. hahaha, oke nanti kalau mau tau caranya, colek aku saja yah

      Hapus
    4. Sipp.. makasih yaa, Linaa ;)

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...