Judul Buku : Fantasy Fiesta 2011 : Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011
Pengarang : Various
Pengarang : Various
Penerbit : Adhika pustaka
Jumlah Halaman : 325 Halaman
Segmen : Remaja
Saya telat baca buku ini, bukunya terbit 2011, tapi saya bacanya baru sekarang, tahun 2013. Yah, namanya juga penimbun buku, yang penting punya dulu, baca emmmm kapan-kapan, heheheh. Buku ini adalah kumpulan cerpen dari cerita-cerita fantasy karya penulis lokal, sebelum Fantasy Fiesta 2011, saya juga baca Fantasy Fiesta 2010, saya pernah buat reviewnya di sini. Secara keseluruhan saya merasa cerpen-cerpen dalam Fantasy Fiesta 2011 lebih matang walau juga lebih meninggalkan kesan absurd (entah mengapa saya merasakan seperti itu, mungkin karena banyaknya genre dan cara penulisan yang berbeda, just my humble opinion #abaikan).
Saya agak lama baca buku ini, selain karena terpotong liburan ke suatu tempat, atau karena saya ini orang visual jadi setiap baca fantasy saya harus membayangkan setiap adegannya dulu baru saya bisa paham sama ceritanya. Masih ada sedikit typo, tapi yang menggangu saya adalah diksi yang tidak biasa, sepertinya saya harus mulai baca KBBI. #abaikan
Overall menurut saya cerita dalam FF 2011 ini tidak ada yang jelek, karena itu saya kasih rate 3 - 4 bintang. Saya tidak memberi penilaian 5 bintang, karena 5 bintang hanya khusus novel. Penilaian saya untuk setiap cerita terbagi 3 :
- Okay, yang berarti ngga jelek, cuma saya tidak enjoy bacanya, entah karena gaya bahasanya tidak saya mengerti, ceritanya terlalu aneh bagi saya atau terlalu simpel yang memberikan kesan, "Udah, gitu doank?" Gampangnya bukan selera saya deh or not my cup of tea. ***
- Good, cerita sudah enak dibaca dan enjoyable, cuma ada sesuatu yang missing. Saya kesulitan menjelaskannya. ***½
- Very Nice, enjoyable and memorable. ****
1. Bentala - Imaji, pengarang Fredrick Nael.
Ceritanya sederhana, terdiri dari 2 cerita yang serupa tapi tak sama. Saya ngga bisa komen apa-apa selain terpikir bahwa cerita ini lebih seperti cerita motivasi. Sesuai kalimat pembuka. Apalah gunanya impian bila tidak diwujudkan? Mengingat penulis juga pernah jadi pembicara dan aktif dalam forum cerbul fantasy, mungkin penulis ingin mengingatkan kepada semua orang, khususnya penulis fantasy, untuk tidak pernah menyerah dalam mewujudkan impian mereka, karena itulah saya pikir cerpen ini ditaruh sebagai pembuka.
Rate : Okay, ceritanya terlalu simpel sih.
2. Bhupendra Gagan, pengarang Salvirius Sandy.
Kali ini ceritanya mirip sejarah. Latarnya pun mengambil mitologi Hindu, lengkap dengan kasta-kastanya. Ceritanya agak aneh sih kalau menurut saya, tapi eksekusinya menarik, bagaimana sesuatu yang awalnya konyol dan ngasal ternyata bisa berbuah baik. Cerita bergulir dengan banyak kisah singkat di dalamnya. Ada quote yang bagus di sini, "Dalam perdamaian, semua orang menjadi pemenangnya." Diakhir, cerita ini justru penuh perenungan.
Rate : Good, cerita bertema sejarah benarnya menarik, hanya saja rasanya kurang kalau hanya dituturkan dalam cerpen.
3. Dongeng Kanvas, pengarang Luz Balthasaar.
Rasa, cerpen ini adalah sebuah rasa. Saya membaca cerpen ini dengan merasakan cerita penuh rasa. Mungkin karena gaya bahasa ala dongeng dan semi puitis yang digunakan penulis, plus tokoh di dalamnya, seorang gadis buta. Jadi penulis juga menuntun pembaca untuk merasakan bagaimana si gadis menggunakan inderanya. I like it, one of the well written short stories. Saya ingat pernah baca cerita penulis di FF 2010. Dibandingkan Kota Para Penjarah yang menurut saya lebih berat, Dongeng Kanvas terasa kalem dan cocok untuk cerita anak-anak.
Rate : Very Nice.
4. E [epsilon], pengarang Klaudiani.
Ini lanjutan kisah Api dari FF 2010. Cerpen science-fiction mirip cerita heroes. Awal cerita saya sempat mengira kalau cerpen ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang belum terjawab di kisah sebelumnya. Seperti dari mana asal muasal kekuatan si bocah Epsilon, seperti apakah kekuatannya dari iblis Rangda? Tapi ternyata hingga akhir, pertanyaan sebelumnya tetap tidak terjawab dan pembaca kembali diberikan pertanyaan baru.
Rate : Good, saya sih lebih berharap kalau ceritanya kasih jawaban soal pertanyaan sebelumnya.
5. Enam Belas Menit, pengarang Shao An.
Salah satu cerita yang saya suka, mungkin karena gaya bahasanya sederhana dan mudah dipahami (Yah, secara settingnya juga di dunia nyata). Tapi yang saya suka tema mengubah nasib yang disampaikan penulis secara drama. Drama 16 menit untuk mengubah takdir. Drama 16 menit untuk mengenal seseorang lebih baik. Selain efek emosional tokoh utama, di satu sisi pembaca juga merasakan efek psikologis dari ending yang memang (sepertinya) disengaja mengambang. Bagaimana kalau seumur hidup kita terperangkap dalam mimpi buruk?
Rate : Very Nice, saya berharap ada ending yang lebih jelas. Saya suka cerita ini karena rasa drama dan emosinya #dramaqueen
Rate : Very Nice, saya berharap ada ending yang lebih jelas. Saya suka cerita ini karena rasa drama dan emosinya #dramaqueen
6. Hari terakhir Ishan, pengarang Cloverwitch.
Kisahnya cocok kalau mau dibuat genre paranormal-romance atau Young Adult dengan setting dunia high fantasy yang megah. Ceritanya tentang kegalauan hati seorang gadis antara menjalankan kewajibannya atau menuruti keinginan pribadinya. Hanya saja, saya gagal menangkap emosi tokoh utama ataupun chemistry antara tokoh utama dengan pemuda yang disukainya. Saya rasa mungkin hal ini disebabkan banyaknya faktor yang ingin diceritakan oleh penulis sedangkan halaman cerpen sangat terbatas. Seandainya ini novel, penulis bisa mengembangkan ke genre pararom bila lebih membahas hubungan Ishan-Kiernan atau Young Adult bila lebih membahas mengenai perubahan tradisi atau sistem. Walaupun pada akhirnya saya mengerti, kalau ini kisah mengenai perubahan karakter Ishan menjadi lebih dewasa.
Rate : Okay.
7. Hikayat Pungguk Merindukan Bulan, pengarang F.A. Purawan.
Kisah cinta star-crossed lovers yang diangkat dari peribahasa 'Bagai Pungguk Merindukan Bulan' dan dibalut dalam genre fantasy + science fiction. Penuturan gaya bahasanya sempat membuat saya berpikir, ini kok mirip dialek Padang atau aksen Minangkabau yah? #abaikan. Sepanjang membacanya saya bertemu banyak diksi menarik seperti puan, lintang pukang, berlarik, mengular, terbeliak, lumayan nambah pengetahuan seputar diksi. Ada typo di halaman 111 (Ientu-->Tentu)hal 113 (sasangkala --> sangkakala). Another well written story.
Rate : Very Nice.
8. Kembali Ke Morova, pengarang R.D. Villam.
Ini ketiga kalinya saya baca cerita Mas Villam. Yang pertama novel Akkadia, yang kedua Matahari Sylvania yang ada dalam FF 2010. Berbeda dengan 2 cerita yang pernah saya baca, Kembali ke Morova bukanlah cerita dengan setting high fantasy seperti yang sebelum-belumnya, kali ini settingnya real world dan mungkin karena itulah saya malah suka. Karena baru kali ini saya benar-benar menikmati dan masuk ke dalam ceritanya. Kalau menurut saya, Mas Villam lebih cocok mengarang genre suspense. Tegangnya cukup terasa saat adegan Niko memeriksa isi rumah untuk mencari keberadaan para penghuninya. Sayangnya saat yang dicari sudah menampakkan diri, cerita seterusnya malah jadi ketebak.
Rate : Good.
9. Kisah Sang Kerudung Merah, pengarang Serpenwitch.
Another retelling-story of Little Red Riding Hood. Ceritanya oke, penuturan narasinya atau gaya bahasa cukup mengalir jadi saya tidak kesulitan memahaminya. Ada twist dibagian akhir walau untuk saya pribadi twistnya kurang mengejutkan. Saya tidak ada kritik, kalau pun ada mungkin karena ini retelling-fairy tale jadi saya sudah terlalu familiar dengan kisahnya. Saya tidak pernah mempermasalahkan cerita yang tidak original selama eksekusinya bagus. Tapi ada sedikit yang membingungkan, anaknya serigala putih itu cewe atau cowo sih? Soal serigala hitam bilang putramu tapi serigala putih bilang putriku :D
Rate : Good.
10. Leyl - Hasrat Bebas, pengarang ElBintang
Kisah cinta star-crossed lovers yang diangkat dari peribahasa 'Bagai Pungguk Merindukan Bulan' dan dibalut dalam genre fantasy + science fiction. Penuturan gaya bahasanya sempat membuat saya berpikir, ini kok mirip dialek Padang atau aksen Minangkabau yah? #abaikan. Sepanjang membacanya saya bertemu banyak diksi menarik seperti puan, lintang pukang, berlarik, mengular, terbeliak, lumayan nambah pengetahuan seputar diksi. Ada typo di halaman 111 (Ientu-->Tentu)hal 113 (sasangkala --> sangkakala). Another well written story.
Rate : Very Nice.
8. Kembali Ke Morova, pengarang R.D. Villam.
Ini ketiga kalinya saya baca cerita Mas Villam. Yang pertama novel Akkadia, yang kedua Matahari Sylvania yang ada dalam FF 2010. Berbeda dengan 2 cerita yang pernah saya baca, Kembali ke Morova bukanlah cerita dengan setting high fantasy seperti yang sebelum-belumnya, kali ini settingnya real world dan mungkin karena itulah saya malah suka. Karena baru kali ini saya benar-benar menikmati dan masuk ke dalam ceritanya. Kalau menurut saya, Mas Villam lebih cocok mengarang genre suspense. Tegangnya cukup terasa saat adegan Niko memeriksa isi rumah untuk mencari keberadaan para penghuninya. Sayangnya saat yang dicari sudah menampakkan diri, cerita seterusnya malah jadi ketebak.
Rate : Good.
9. Kisah Sang Kerudung Merah, pengarang Serpenwitch.
Another retelling-story of Little Red Riding Hood. Ceritanya oke, penuturan narasinya atau gaya bahasa cukup mengalir jadi saya tidak kesulitan memahaminya. Ada twist dibagian akhir walau untuk saya pribadi twistnya kurang mengejutkan. Saya tidak ada kritik, kalau pun ada mungkin karena ini retelling-fairy tale jadi saya sudah terlalu familiar dengan kisahnya. Saya tidak pernah mempermasalahkan cerita yang tidak original selama eksekusinya bagus. Tapi ada sedikit yang membingungkan, anaknya serigala putih itu cewe atau cowo sih? Soal serigala hitam bilang putramu tapi serigala putih bilang putriku :D
Rate : Good.
10. Leyl - Hasrat Bebas, pengarang ElBintang
Saya baca ini agak lama. Mungkin karena gaya bahasanya yang kelewat nyeni atau nyastra. Jadi saya kesulitan untuk memahami jalan ceritanya. Selain itu saya bingung sama pesan yang ingin disampaikan? Apakah tentang kemarahan? Balas dendam? Penerimaan jati diri? Pelampiasan murka? Pembebasan nafsu? Tapi yang jadi kendala utama saya tidak menikmati cerita ini ada di gaya bahasa. Pada dasarnya segmen pembaca fantasy itu kan general reader macam remaja atau orang awam bukan seniman, mengapa harus memakai gaya bahasa yang sulit bak sastra?
Rate : Okay, simply because I don't understand and I cannot enjoy it.
11. Menuju Akhir Masa, pengarang Shienny M.S.
Khas Shienny selalu terasa sangat anime atau manga. Setting boleh jadi antara 2 dunia, tapi dalam salah satu dunianya pasti ada mahluk-mahluk dengan deskripsi glamour dan wah. Inti cerita benarnya sederhana, tentang hukum tabur-tuai. Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai. Apa yang kau pilih, itulah yang kau dapat. Atau bisa juga pesan untuk, 'jangan pernah membuat perjanjian dengan iblis'. Kalau untuk gaya penulisan sih, seorang Shienny sudah tak diragukan lagi tapi endingnya bikin depresi.
Rate : Good.
12. Misteri Pulau Goudian, pengarang Rickman Roedavan.
Satu-satunya cerpen dalam FF 2011 yang penuturannya lebih banyak melalui dialog antar karakter dibanding penuturan lewat narasi. Karena itulah saya membacanya dnegan smooth (baca : lancar). Ceritanya sendiri mengingatkan saya dengan salah satu cerita dalam Narnia : The Voyage of Dawn Trader, tentang pulau emas dan kutukannya. Plotnya sudah cukup rapih, gaya bahasa luwes. Saya ngga punya kritik dengan cerpen ini, I simply love it and enjoy it.
Rate : Very Nice.
13. NEIL | LIEN, pengarang Magdalena M. Amanda.
Saya tak tahu apakah ini cerita tentang kembar atau multiple personality disorder. Satu tubuh : 2 kepribadian atau satu tubuh : 2 jiwa. Tapi sepertinya jika ini hanya tentang multiple personality disorder, ceritanya jadi tidak fantasy. Karena itu saya menebak kalau cerita ini adalah kisah kembar yang terpisah raganya. Di mana salah satu dari kembar tersebut terjebak dalam dunia lain dibalik cermin. Meskipun raga mereka terpisah, mereka masih bisa berkomunikasi karena jiwa mereka terhubung. Oke, hanya tebakan sotoy saya, karena hanya penulislah yang tahu jawabannya. Tapi sayang kenapa ilustrasinya ngga diikut sertakan? Saya dengar cerpen ini ada ilustrasinya.
Rate : Good.
14. Noel, pengarang Feby Anggra.
Ceritanya cukup menarik sebenarnya, hanya saja sepanjang membacanya saya merasa ada yang kurang. Saya sempat menduga hal itu mungkin dikarenakan editing plot yang kurang rapih, sehingga saya merasa kurang nyaman saat membaca cerpen ini. Saya berasa cerita seolah diambil dari potongan-potongan adegan dalam bab-bab pada sebuah novel dan disusun menjadi cerpen. Yang terasa malah membuat semuanya jadi serba cepat dan dipaksakan. Sebagai pembaca, saya seperti masuk ke cerita mulai dari pertengahan dan langsung diajak untuk memecahkan kasus dan mencari siapa penjahatnya melalui petunjuk-petunjuk yang sudah tersedia. Unsur romance untuk menampilkan emosi si tokoh utama pun terasa dipaksakan, karena itulah saya tidak merasa simpati dengan Noel sama sekali.
Rate : Okay.
15. Oris, pengarang I.B.G. Wiraga.
Satu lagi cerpen drama dalam kemasan fantasy atau science fiction. Cerita ini tentang Windi, anak yatim piatu yang kesepian. Setelah ayahnya tiada, Windi terpaksa harus tinggal bersama bibi dan pamannya yang kejam. Satu-satunya teman yang Windi punya hanyalah seekor kucing bernama Oris. Saya tidak bisa bilang lebih banyak lagi soal ceritanya, ntar spoiler jadinya. Saya cuma berharap ada lebih banyak penjelasan mengenai 'Oris yang sesungguhnya'. Seperti bagaimana ia bisa datang tapi ngga bisa keluar? Terus kenapa harus Windi?
Rate : Good.
16. Petra, pengarang Bonmedo Tambunan.
Waktu tahu kalau cerpen ini adalah suatu cerita tambahan untuk seri Xar dan Vichattan, saya agak cemas kalau saya bakal tidak mengerti sama ceritanya secara saya tidak pernah membaca seri Xar dan Vichattan. Sayangnya itulah yang saya rasakan. Awal-awal saya rada terganggu sama penamaan yang (IMO) ribet, untungnya untuk seterusnya nama-nama yang ada dalam cerpen cukup disebut nama depan saja. Untuk pembaca yang tidak membaca seri X n V, penulis ada sedikit menjelaskan mengenai sistem-sistem di kuil Xar. Tapi hingga akhir cerita, saya tetap tidak paham maksud apa yang ingin disampaikan oleh cerpen ini. Apakah tentang keambisiusan atau pengorbanan for the greater good? Selain itu saya merasa monoton saat membacanya.
Rate : Okay.
17. Selamanya Bersamamu, pengarang Fachrul R.U.N.
Jangan tertipu oleh judulnya yang romantis. Ceritanya boro-boro romantis, sedikit pun tidak. Sepertinya rata-rata cerita dalam FF 2011 ini bertema kelam/dark. 'Selamanya Bersamamu' boleh dibilang salah satu yang paling dark. Penulis memasukkan unsur psycho-horror fantasy sebagai tema utama cerita ini. Awalnya saya sempat mengira gaya bahasanya ala surat, karena si tokoh utama seolah sedang menceritakan tentang dirinya kepada seseorang, tapi saya tidak kepikiran kalau itu ternyata dialog, sebab kalimat-kalimatnya berupa beberapa paragraf panjang. Saya rasa judul yang tepat untuk cerpen ini seharusnya Revenge of The Groupie.
Rate : Very Nice.
19. Selamat Datang di Wonderland, pengarang Kristy S. Tjong.
Belum selesai menghilangkan nuansa horror dari cerpen sebelumnya, lagi-lagi saya dihadapkan pada nuansa horror lain. Lebih cocok kalau judulnya Selamat Datang di Horrorland. Unsur sadisme, psycho dan gore mewarnai cerita kali ini. Entah mengapa saya jadi teringat sama novel-novel Darren Shan dan juga Goosebumps. Cerpennya agak vulgar, heheheh
Rate : Good. Just enjoy the narration, you don't need to ask what is the meaning of the story.
20. Tukang Sapu, pengarang Erwin Adriansyah.
Sebuah cerita yang ingin memadukan unsur fantasy dengan kritik sosial, lalu dari kritik sosial berubah menjadi filosofi tentang arti keberadaan manusia di dunia ini dan Tuhan. Jujur, bukan jenis bacaan favorit saya. Terlepas dari tema cerita yang rada absurd, gaya bahasanya cukup enak dan mengalir.
Rate : Good.
21. Wanita Pembisik, pengarang Xeno.
Cerpen terakhir dalam FF 2011 ini bercerita tentang rasa marah dan balas dendam. Saya cukup suka. Emosi Nahra seperti kemarahan dan kedengkiannya cukup tersampaikan menurut saya. Cerita banyak menampilkan adegan flashback untuk menjelaskan penyebab dendam Nahra dan mungkin membangun emosi pembaca. Hanya saja cukup beresiko meletakkan cerita ini diakhir. Karena kalau cerita tidak cukup meninggalkan kesan kuat dibanding yang lain, yang terasa jadi seperti anti-klimaks.
Rate : Good.
Mengenai cover, saya jarang menilai cover, karena semua tetap tergantung pada isi buku, tapi kalau untuk cover sendiri. standar saja, walau lebih mirip walkthrough games. Beberapa tokoh yang bisa saya tebak di depan adalah Una si gadis buta yang pandai melukis, bajak laut yang tampaknya Dmitri, walau menurut saya Dmitri itu pelaut kerajaan bukan bajak laut, lalu seorang bocah yang seperti sedang berbicara dengan cermin (mungkin itu Neil).
Semua rate saya itu subyektif, kalaupun ada yang saya rate cuma sekedar oke, itu lebih karena selera. Saya berharap yang terbaik untuk semua penulis fantasy di Indonesia, dalam artian tetap giat menulis. Genre fantasy memang bukan genre populer macam romance dan lebih seperti genre musiman. Tidak semua orang suka membaca fantasy, karena mungkin tingkat membaca fantasy itu jauh lebih sulit dibanding fiksi nyata (saya bilang begini karena beberapa orang memang mengakuinya) sering saya dengar, "Pusing baca fantasy, ngga ngerti sama ceritanya". Bahkan selesai membaca FF 2011, saya masih ada kesan absurd, bandingkan kalau saya baca romance, paling selesai baca yang ada hanya kesan galau.
Kebanyakan orang yang suka fantasy, biasanya suka main games-games di Playstation sewaktu kecil (atau dewasa) atau penyuka anime dan manga. --> Seperti omongin diri sendiri. Tapi semua balik lagi ke bukunya. Bila suatu buku itu bagus, apa pun genrenya, saya yakin bisa menarik pembaca untuk menyukainya. Saya pun yang mengaku suka genre fantasy, YA dan romance, ada kalanya merasa bosan bila membaca genre yang sama terus menerus.
Rate : Okay, simply because I don't understand and I cannot enjoy it.
11. Menuju Akhir Masa, pengarang Shienny M.S.
Khas Shienny selalu terasa sangat anime atau manga. Setting boleh jadi antara 2 dunia, tapi dalam salah satu dunianya pasti ada mahluk-mahluk dengan deskripsi glamour dan wah. Inti cerita benarnya sederhana, tentang hukum tabur-tuai. Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai. Apa yang kau pilih, itulah yang kau dapat. Atau bisa juga pesan untuk, 'jangan pernah membuat perjanjian dengan iblis'. Kalau untuk gaya penulisan sih, seorang Shienny sudah tak diragukan lagi tapi endingnya bikin depresi.
Rate : Good.
12. Misteri Pulau Goudian, pengarang Rickman Roedavan.
Satu-satunya cerpen dalam FF 2011 yang penuturannya lebih banyak melalui dialog antar karakter dibanding penuturan lewat narasi. Karena itulah saya membacanya dnegan smooth (baca : lancar). Ceritanya sendiri mengingatkan saya dengan salah satu cerita dalam Narnia : The Voyage of Dawn Trader, tentang pulau emas dan kutukannya. Plotnya sudah cukup rapih, gaya bahasa luwes. Saya ngga punya kritik dengan cerpen ini, I simply love it and enjoy it.
Rate : Very Nice.
13. NEIL | LIEN, pengarang Magdalena M. Amanda.
Saya tak tahu apakah ini cerita tentang kembar atau multiple personality disorder. Satu tubuh : 2 kepribadian atau satu tubuh : 2 jiwa. Tapi sepertinya jika ini hanya tentang multiple personality disorder, ceritanya jadi tidak fantasy. Karena itu saya menebak kalau cerita ini adalah kisah kembar yang terpisah raganya. Di mana salah satu dari kembar tersebut terjebak dalam dunia lain dibalik cermin. Meskipun raga mereka terpisah, mereka masih bisa berkomunikasi karena jiwa mereka terhubung. Oke, hanya tebakan sotoy saya, karena hanya penulislah yang tahu jawabannya. Tapi sayang kenapa ilustrasinya ngga diikut sertakan? Saya dengar cerpen ini ada ilustrasinya.
Rate : Good.
14. Noel, pengarang Feby Anggra.
Ceritanya cukup menarik sebenarnya, hanya saja sepanjang membacanya saya merasa ada yang kurang. Saya sempat menduga hal itu mungkin dikarenakan editing plot yang kurang rapih, sehingga saya merasa kurang nyaman saat membaca cerpen ini. Saya berasa cerita seolah diambil dari potongan-potongan adegan dalam bab-bab pada sebuah novel dan disusun menjadi cerpen. Yang terasa malah membuat semuanya jadi serba cepat dan dipaksakan. Sebagai pembaca, saya seperti masuk ke cerita mulai dari pertengahan dan langsung diajak untuk memecahkan kasus dan mencari siapa penjahatnya melalui petunjuk-petunjuk yang sudah tersedia. Unsur romance untuk menampilkan emosi si tokoh utama pun terasa dipaksakan, karena itulah saya tidak merasa simpati dengan Noel sama sekali.
Rate : Okay.
15. Oris, pengarang I.B.G. Wiraga.
Satu lagi cerpen drama dalam kemasan fantasy atau science fiction. Cerita ini tentang Windi, anak yatim piatu yang kesepian. Setelah ayahnya tiada, Windi terpaksa harus tinggal bersama bibi dan pamannya yang kejam. Satu-satunya teman yang Windi punya hanyalah seekor kucing bernama Oris. Saya tidak bisa bilang lebih banyak lagi soal ceritanya, ntar spoiler jadinya. Saya cuma berharap ada lebih banyak penjelasan mengenai 'Oris yang sesungguhnya'. Seperti bagaimana ia bisa datang tapi ngga bisa keluar? Terus kenapa harus Windi?
Rate : Good.
16. Petra, pengarang Bonmedo Tambunan.
Waktu tahu kalau cerpen ini adalah suatu cerita tambahan untuk seri Xar dan Vichattan, saya agak cemas kalau saya bakal tidak mengerti sama ceritanya secara saya tidak pernah membaca seri Xar dan Vichattan. Sayangnya itulah yang saya rasakan. Awal-awal saya rada terganggu sama penamaan yang (IMO) ribet, untungnya untuk seterusnya nama-nama yang ada dalam cerpen cukup disebut nama depan saja. Untuk pembaca yang tidak membaca seri X n V, penulis ada sedikit menjelaskan mengenai sistem-sistem di kuil Xar. Tapi hingga akhir cerita, saya tetap tidak paham maksud apa yang ingin disampaikan oleh cerpen ini. Apakah tentang keambisiusan atau pengorbanan for the greater good? Selain itu saya merasa monoton saat membacanya.
Rate : Okay.
17. Selamanya Bersamamu, pengarang Fachrul R.U.N.
Jangan tertipu oleh judulnya yang romantis. Ceritanya boro-boro romantis, sedikit pun tidak. Sepertinya rata-rata cerita dalam FF 2011 ini bertema kelam/dark. 'Selamanya Bersamamu' boleh dibilang salah satu yang paling dark. Penulis memasukkan unsur psycho-horror fantasy sebagai tema utama cerita ini. Awalnya saya sempat mengira gaya bahasanya ala surat, karena si tokoh utama seolah sedang menceritakan tentang dirinya kepada seseorang, tapi saya tidak kepikiran kalau itu ternyata dialog, sebab kalimat-kalimatnya berupa beberapa paragraf panjang. Saya rasa judul yang tepat untuk cerpen ini seharusnya Revenge of The Groupie.
Rate : Very Nice.
19. Selamat Datang di Wonderland, pengarang Kristy S. Tjong.
Belum selesai menghilangkan nuansa horror dari cerpen sebelumnya, lagi-lagi saya dihadapkan pada nuansa horror lain. Lebih cocok kalau judulnya Selamat Datang di Horrorland. Unsur sadisme, psycho dan gore mewarnai cerita kali ini. Entah mengapa saya jadi teringat sama novel-novel Darren Shan dan juga Goosebumps. Cerpennya agak vulgar, heheheh
Rate : Good. Just enjoy the narration, you don't need to ask what is the meaning of the story.
20. Tukang Sapu, pengarang Erwin Adriansyah.
Sebuah cerita yang ingin memadukan unsur fantasy dengan kritik sosial, lalu dari kritik sosial berubah menjadi filosofi tentang arti keberadaan manusia di dunia ini dan Tuhan. Jujur, bukan jenis bacaan favorit saya. Terlepas dari tema cerita yang rada absurd, gaya bahasanya cukup enak dan mengalir.
Rate : Good.
21. Wanita Pembisik, pengarang Xeno.
Cerpen terakhir dalam FF 2011 ini bercerita tentang rasa marah dan balas dendam. Saya cukup suka. Emosi Nahra seperti kemarahan dan kedengkiannya cukup tersampaikan menurut saya. Cerita banyak menampilkan adegan flashback untuk menjelaskan penyebab dendam Nahra dan mungkin membangun emosi pembaca. Hanya saja cukup beresiko meletakkan cerita ini diakhir. Karena kalau cerita tidak cukup meninggalkan kesan kuat dibanding yang lain, yang terasa jadi seperti anti-klimaks.
Rate : Good.
Mengenai cover, saya jarang menilai cover, karena semua tetap tergantung pada isi buku, tapi kalau untuk cover sendiri. standar saja, walau lebih mirip walkthrough games. Beberapa tokoh yang bisa saya tebak di depan adalah Una si gadis buta yang pandai melukis, bajak laut yang tampaknya Dmitri, walau menurut saya Dmitri itu pelaut kerajaan bukan bajak laut, lalu seorang bocah yang seperti sedang berbicara dengan cermin (mungkin itu Neil).
Semua rate saya itu subyektif, kalaupun ada yang saya rate cuma sekedar oke, itu lebih karena selera. Saya berharap yang terbaik untuk semua penulis fantasy di Indonesia, dalam artian tetap giat menulis. Genre fantasy memang bukan genre populer macam romance dan lebih seperti genre musiman. Tidak semua orang suka membaca fantasy, karena mungkin tingkat membaca fantasy itu jauh lebih sulit dibanding fiksi nyata (saya bilang begini karena beberapa orang memang mengakuinya) sering saya dengar, "Pusing baca fantasy, ngga ngerti sama ceritanya". Bahkan selesai membaca FF 2011, saya masih ada kesan absurd, bandingkan kalau saya baca romance, paling selesai baca yang ada hanya kesan galau.
Kebanyakan orang yang suka fantasy, biasanya suka main games-games di Playstation sewaktu kecil (atau dewasa) atau penyuka anime dan manga. --> Seperti omongin diri sendiri. Tapi semua balik lagi ke bukunya. Bila suatu buku itu bagus, apa pun genrenya, saya yakin bisa menarik pembaca untuk menyukainya. Saya pun yang mengaku suka genre fantasy, YA dan romance, ada kalanya merasa bosan bila membaca genre yang sama terus menerus.
Hau, makasih banyak buat reviewnya. :D :D :D
BalasHapusSoal ilustrasi, sebenarnya banyak cerita yang pake ilustrasi selain NeiL//LieN. Dongeng Kanvas, Kisah Sang Kerudung Merah, Menuju Akhir Masa, dan Selamanya Bersamamu. Dan semuanya amazing ilustrasinya. :v
Tapi karena di websitenya Kastil Fantasi (http://kastilfantasi.com/) gambarnya udah pada diturunin, saya cuma kasih liat yang berhasil saya temukan dulu.
https://lh5.googleusercontent.com/-H-rocy5iAKk/TxmCpXnSYMI/AAAAAAAAAQU/XeQrGmXoc0E/w624-h889-no/Niel-Lein3_ilust.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-1VIV0-5kqI4/TzkiL0V9txI/AAAAAAAAAX4/D9dpz7f9ZnQ/s1600/DongengKanvas.jpg
*mudah2an nongol*
Sekali lagi, makasih udah baca dan ngasih review. :D
Hehe.
makasih, aku sudah lihat ilustrasinya, harusnya diikutsertakan dibuku.
HapusAda pertimbangan harga bukunya ketika sudah jadi sih ketika prosesnya, jadi ilustrasi nggak dimasukkan (apalagi nggak semua cerita punya ilustrasi).
HapusAh, ketemu beberapa gambar lagi:
https://dl.dropboxusercontent.com/u/28013545/Amon%20x%20Azrael.jpg
https://dl.dropboxusercontent.com/u/28013545/Oris-art.jpg
https://dl.dropboxusercontent.com/u/28013545/Maggie%20JPG.jpg
Hehe.
ah selalu tentang harga buku, dari dulu masalah dunia perbukuan masih seputa harga (_ _')
HapusJadi ingat The Daugther of Smoke n Bone harusnya ada ilustrasinya tapi versi terjemahannya gak ada.
Thanks udah dicariin ilustrasinya, you right, they're awesome. :D