✭✭✭½
Judul Buku : Aku tahu Kamu Hantu
Pengarang : Eve Shi
Penerbit : Gagas Media
Editor : Alit Tisna Palupi
Jumlah Halaman : 208 Halaman
Segmen : Remaja
Genre : Horror, Paranormal, Thriller
Special Note : Kado untuk Blogger dari Gagas Media #unforgotTen
Special Note : Kado untuk Blogger dari Gagas Media #unforgotTen
Cerita bermula saat :
Ulang tahun ke-17 Liv. Sweet Seventeen seharusnya jadi peristiwa membahagiakan dalam hidup Liv. Tapi alih-alih bahagia, hari ultahnya malah terasa buruk. Bagaimana tidak? pertama-tama ayahnya sendiri lupa mengucapkan selamat ulang tahun padanya, lalu kelasnya kena semprot seorang guru akibat ulah jahil seorang murid dan keadaan tambah parah dengan penampakan sosok ganjil di toilet sekolah.
Mulanya Liv tidak pernah menyangka kalau dia akan memiliki kekuatan untuk melihat mahluk halus. Liv sempat mengira semua yang dilihatnya hanyalah halusinasi sesaat karena Liv sedang dilanda stress. Sahabat baiknya sendiri, tidak percaya pada pengakuannya tentang melihat roh dan mahluk halus. Namun akhirnya Liv tahu kalau apa yang ia lihat bukanlah khayalan semata. Sebab mama Liv memberitahu bahwa dalam keluarganya, setiap anak sulung perempuan yang telah berusia 17 tahun akan mewarisi kemampuan untuk melihat mahluk halus atau arwah.
Bagi Liv, kemampuan istimewa ini sama sekali tidak menyenangkan. Bagaimana bisa menyenangkan bila banyak sosok berwujud ganjil dan seram tiba-tiba menampakkan diri setiap saat di mata Liv. Namun sebenarnya apakah kemunculan mahluk-mahluk tersebut hanya sekedar untuk menakut-nakuti Liv? ataukan ada maksud lain, seperti meminta bantuan Liv untuk menolong mereka?
My thought :
Rasanya sudah nyaris setahun saya nggak menyentuh genre horror atau thriller. Terakhir genre horror yang saya baca mungkin seri demonatanya Darren Shan. Kisah tentang hantu sendiri sebenarnya sudah sering saya baca, tapi berhubung bukunya lebih banyak yang ke genre pararom macam seri mediatornya Meg Cabot, maka alih-alih seram, justru jatuhnya malah romantis.
Karena itulah saya kangen sama genre fantasi yang lebih ke thriller atau horror, macam Goosebumps. Saya kangen untuk merasakan feel tegangnya. Pas tahu kalau dari 10 buku yang Gagas berikan saat ultah ada buku bertema hantu, maka tanpa ragu langsung saya masukkan ke daftar reading-list saya untuk short term.
Saya suka sama cerita ATKH ini, misteri dan suspense-nya cukup terasa. Faktor misterinya itu yang bikin saya betah untuk baca buku ini terus menerus tanpa henti (kecuali jeda makan, minum dan mandi) dan kebetulan saya baca pas weekend. Ilustrasi "hantu" yang ada di tiap beberapa bab sukses bikin saya mengambil kertas untuk menutupinya karena ketakutan sendiri. Saya akui, saya emang penakut akan gambar-gambar seram.
Saya juga suka dengan covernya yang bergambar mawar merah. Mulanya saya bingung, kok buku horror, covernya bunga mawar. Tapi perhatikan deh bunga mawarnya, tepatnya di bagian tengahnya, bentuknya mirip tengkorak. Sedangkan warna merah yang menghias kelopaknya seperti bercak darah.
Hanya saja ada untuk ukuran novel horror, saya merasa kurang plot twist di sini. Penulis cukup sukses mengeksekusi ketegangan, hanya saja menjelang 3/4 cerita, saya justru merasa ketegangan menurun. Karena sejak awal, pembaca sudah digiring untuk menebak tokoh antagonisnya dan saya sebenarnya berharap tebakan saya salah atau meleset, tapi ternyata memang begitulah adanya. Untuk motifnya sendiri juga standar (bully), bukan suatu hal yang baru. Spoiler, highlight to view: coba pembunuh sebenarnya Dani, yang mempunyai motif sebagai syarat masuk genk Stefan dkk.
Adegan rumah kosong yang awalnya seram, mendadak jadi tidak seram akibat pestanya pecah. Dan saya lebih berharap antagonis yang cool-psikopat alih-alih yang malah berubah jadi brutal - gila dan suka teriak-teriak. Trus hantu-hantunya sendiri, saya ngerti misi utama Liv adalah Frans, cuma saya berharap hantu-hantu lain juga dibahas, penasaran dengan hantu penunggu bilik di toilet anak perempuan di sekolah.
Buku ini sebagai buku baca bareng BBI untuk tema buku debut.
Karena itulah saya kangen sama genre fantasi yang lebih ke thriller atau horror, macam Goosebumps. Saya kangen untuk merasakan feel tegangnya. Pas tahu kalau dari 10 buku yang Gagas berikan saat ultah ada buku bertema hantu, maka tanpa ragu langsung saya masukkan ke daftar reading-list saya untuk short term.
Saya suka sama cerita ATKH ini, misteri dan suspense-nya cukup terasa. Faktor misterinya itu yang bikin saya betah untuk baca buku ini terus menerus tanpa henti (kecuali jeda makan, minum dan mandi) dan kebetulan saya baca pas weekend. Ilustrasi "hantu" yang ada di tiap beberapa bab sukses bikin saya mengambil kertas untuk menutupinya karena ketakutan sendiri. Saya akui, saya emang penakut akan gambar-gambar seram.
Saya juga suka dengan covernya yang bergambar mawar merah. Mulanya saya bingung, kok buku horror, covernya bunga mawar. Tapi perhatikan deh bunga mawarnya, tepatnya di bagian tengahnya, bentuknya mirip tengkorak. Sedangkan warna merah yang menghias kelopaknya seperti bercak darah.
Hanya saja ada untuk ukuran novel horror, saya merasa kurang plot twist di sini. Penulis cukup sukses mengeksekusi ketegangan, hanya saja menjelang 3/4 cerita, saya justru merasa ketegangan menurun. Karena sejak awal, pembaca sudah digiring untuk menebak tokoh antagonisnya dan saya sebenarnya berharap tebakan saya salah atau meleset, tapi ternyata memang begitulah adanya. Untuk motifnya sendiri juga standar (bully), bukan suatu hal yang baru. Spoiler, highlight to view: coba pembunuh sebenarnya Dani, yang mempunyai motif sebagai syarat masuk genk Stefan dkk.
Adegan rumah kosong yang awalnya seram, mendadak jadi tidak seram akibat pestanya pecah. Dan saya lebih berharap antagonis yang cool-psikopat alih-alih yang malah berubah jadi brutal - gila dan suka teriak-teriak. Trus hantu-hantunya sendiri, saya ngerti misi utama Liv adalah Frans, cuma saya berharap hantu-hantu lain juga dibahas, penasaran dengan hantu penunggu bilik di toilet anak perempuan di sekolah.
Buku ini sebagai buku baca bareng BBI untuk tema buku debut.
hap hap saya berharap kakak bakal ngasih rating bagus, klo nunggu ada yang minjemin/pinjeman aja deh klo gitu :3
BalasHapus3.5 kayaknya cukup bagus deh. Kalau dibawah 3 baru jelek. Cuma yah itu karena plot akhirnya ketebak, makanya gak kukasih 4. Novel misteri kan harusnya ada plot twist gimana githu
Hapustapi aku penasaran ama buku ini... :))
BalasHapussebagai teenlit genre misteri bagus kok
HapusAku baru nyadar kalau Eve Shi itu ternyata momod di forumnya NaNoWriMo ,, aku tahu dia dari dua tahun yang lalu, cuma kayaknya bukunya belum terbit. Baru nyadar tahun ini pas liat bio dia :))
BalasHapusJadi penasaran nih, tapi aku suka parnoan sama cerita hantu XD
Wah... Ren ikutan NaNoWriMo :O
HapusGudlak ya, aku tahun lalu baru 3 hari aja udah nyerah karena ga ada waktu nulis XD
good luck buat semua yg ikutan kegiatan menulis apa apun itu (NaNoWriMo, PSA).
HapusSaya memperkuat ide dan plotnya dulu ajah #GakKelarKelar
aku pasti takut deh baca buku ini apalagi ada ilustrasinya segala haha...tapi bagus juga variasi untuk novel lokal ya :)
BalasHapusgak seseram itu kok Kak Astrid. Paling nanti jadi takut ke WC #eh
Hapusiyaa aku jiper juga katanya ilustrasinya serem. plus ceritanya yg nyeremin. jadi parno ._.
BalasHapusAku juga enggak berani baca cerita horor xD
BalasHapusTapi kayaknya sekarang mulai beragam ya genre dari penulis lokal, bagus juga sih biar gak monoton :D