Jumat, 18 Oktober 2013

BOOK REVIEW : HOLD ME CLOSER, NECROMANCER (NECROMANCER #1)

✭✭✭
Judul Buku : Hold Me Closer, Necromancer
Pengarang : Lish McBride
Penerbit : Atria
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penyunting : Pujia Pernami
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
Jumlah Halaman : 448 Halaman
Segmen : Dewasa-Muda, Remaja
Genre : Fantasy, Urban Fantasy

Masalah bermula dari :

Permainan hoki kentang. Hidup Sam biasa-biasa saja, walau tidak bisa dibilang menyenangkan. Bagaimana mungkin bekerja di restoran siap saji, memanggang daging dan harus melayani pelanggan-pelanggan cerewet yang sering mengeluh bisa menyenangkan? tapi pilihan apa lagi yang Sam punya, terutama setelah ia drop out dari kuliahnya. 

Tapi akibat ulah Sam yang suka bermain hoki kentang sembarangan (yaitu permainan lempar kentang dengan gagang sapu), ia mendapat masalah serius. Karena ulahnya ini telah membuat berang seseorang, dan sialnya lagi orang tersebut bukan orang sembarangan. Perkenalkan Douglas, seorang Necromancer yang sangat populer di dunia paranormal, ahli ilmu hitam yang berkaitan dengan mayat dan dunia kematian. 

Berkat Douglas, Sam tahu kalau dirinya bukanlah manusia biasa, tapi manusia dengan bakat istimewa yang sama dengan Douglas, yaitu Necromancy. Masalahnya Douglas tidak suka saat tahu kalau ada Necromancer lain di wilayahnya, dan Douglas menganggap Sam sebagai ancaman. Gawat, apa yang harus dilakukan oleh Sam, karena tampaknya Douglas sangat serius untuk menyingkirkan setiap ancaman yang dianggap dapat menggangu bisnis paranormalnya dan Sam bukanlah pengecualian. 

My thought :

Saya sedang berada pada titik di mana saya merasa stuck dalam mereview, tapi sudahlah abaikan curhat saya

Sekarang pembahasan buku ini. Salah satu alasan saya membeli buku ini, selain karena rating yang cukup baik di goodreads, juga karena tema paranormal yang ditawarkan di buku ini agak lain daripada yang lain. Bukan vampir, bukan werewolf, bukan penyihir (sebenarnya semua mahluk tersebut juga ada sih di buku ini, hanya pembahasannya tidak banyak) dan jelas bukan Angel. Tapi Necromancer

Apa yang terpikir kalau mendengar kata Necromancer?

Untuk saya pribadi, yang langsung terlintas adalah sihir hitam yang berhubungan dengan kematian,  mayat dan penggunaan mayat hidup atau zombie. Dibanding vampir, werewolf atau pun sihir biasa, kata Necromancer, terkesan seram, gelap dan serius bagi saya. Dan memang dugaan saya soal Necromancer dalam buku ini benar, tapi ternyata pengemasannya tidak seseram dan seserius yang saya kira.

Penulis mengemas cerita dengan penuturan yang penuh humor. Selain itu banyak lelucon khas sitkom yang biasa ada di serial barat yang mengurangi kesan serius dalam buku. 

BTW, ada yang pernah nonton serial TV Reaper? Entah mengapa saya merasa penulis mendapat inspirasi cerita dalam buku ini dari serial TV tersebut (mengapa saya bilang buku ini yang terinspirasi? karena serial TV tersebut tayang pada tahun 2007 dan buku ini terbit pada tahun 2010) begitu pun dengan karakter-karakter utamanya. 

Hal tersebut sukses membuat saya membayangkan, Sam si Necromancer sama dengan Sam dalam serial Reaper. Keduanya sama-sama bernama Sam, sama-sama putus kuliah dan mempunyai pekerjaan yang tidak enak. Selain itu Sam dalam serial Reaper maupun Sam si Necromancer sama-sama punya 2 orang sahabat (1 berdarah latin dan 1 kulit putih). Sam dalam seri Reaper dan Sam di buku ini sama-sama baru tahu kekuatan mereka saat dewasa dan kedua-duanya memiliki orang tua yang suka menyembunyikan rahasia dengan alasan yang sama (yaitu ingin melindungi anak) → banyak miripnya kan?

Selain itu serial TV Reaper dan buku Hold Me Closer, Necromancer sama-sama konyol dan penuh humor. Untuk yang masih bingung dengan serial TV Reaper, saya kasih sedikit gambarannya. 

REAPER TV SERIES

Tokoh Sam dalam Reaper

Sam dan kedua temannya yang konyol dan jenaka. 

Bahkan saya membayangkan Douglas (musuh Sam si Necromancer) dengan wajah tokoh The Devil dalam Reaper (sama-sama bergaya necis) walau tokoh Devil di Reaper itu jauh lebih simpatik. 

Eniwei, saya ngga bilang kalau penulis meniru lho, karena biar bagaimana pun eksekusinya berbeda. Tapi beberapa hal terasa begitu mirip. 

Alasan mengapa saya kasih bukunya bintang 3? Jujur saja, banyak beberapa bagian awal yang agak membosankan dan cara penulis mengeksekusi adegan-adegannya terasa datar (IMO), cerita baru terasa seru saat Sam mulai mencari asal-usul tentang dirinya. Dari 31 bab, ada beberapa yang dari POV Brid (agak membosankan) dan ada beberapa yang dari POV Douglas. Selain itu terjemahan juga kurang luwes dan sering beberapa nama macam Sam, Ramon dan Frank tertukar. Spoiler, highlight to view Selain saya merasa kematian Douglas kurang dramatis dan kurang reaktif, sebagai antagonis kejam yang sudah terlatih, saya merasa dia itu nggak sepintar yang berusaha ditampilkan penulis, walau licik, tapi tindakannya cenderung gegabah. Kalau saya jadi Douglas, saya tidak akan menyatukan Brid dan Sam dalam penjara yang sama. 

Meskipun sebenarnya banyak adegan sadis dan ada kalanya vulgar, namun seperti yang saya tulis di awal, beberapa adegan juga dibuat ala komedi-situasi, menjadikan buku ini tidak serius. Satu hal yang saya suka dari buku ini adalah konsep dunia paranormalnya. Di mana dalam dunia paranormal juga terdapat dewan pengawas. 

2 komentar:

  1. Mikirnya sama. Kurang dramatis bagian matinya XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Tam, mungkin ada hubungannya sama sekuel, tapi tetep aja gimana githu

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...