Kamis, 24 Oktober 2013

BOOK REVIEW: THIRTEEN REASONS WHY

✮✮✮✮
Judul Buku: Thirteen Reasons Why
Pengarang: Jay Asher
Penerbit: Matahati
Penerjemah: Mery Riansyah
Jumlah Halaman: 287 Halaman
Segmen: Dewasa Muda
Genre: Realistic Fiction, Drama

Apa yang akan kau lakukan bila tiba-tiba kau menerima sebuah paket dari seorang teman yang baru saja meninggal akibat bunuh diri?
Paket itu berisi 7 kaset rekaman yang menuturkan 13 alasan mengapa temanmu bunuh diri.
Dan kau adalah salah satu dari 13 alasan tersebut.
Kau bingung, karena kau merasa kau tidak pernah menyakitinya.
Kau sungguh-sungguh tidak pernah menyakitinya, karena kau menyukainya.
Tapi, apa kau sungguh-sungguh yakin bahwa kau tidak pernah menyakitinya?
Lalu mengapa namamu bisa ada dalam 13 alasan tersebut?
Hanya ada satu cara untuk memastikannya.
Kau harus mendengar sendiri rekaman kaset-kaset tersebut.

Review secara teknis, logis dan tidak peka dahulu :

Boleh dibilang ini pertama kalinya saya membaca buku yang temanya sangat serius dan kelam. Bunuh diri. Saya rasa itulah salah satu alasan saya juga membelinya. Penasaran akan tema yang tidak pernah saya sentuh. Yah, selalu ada saat pertama untuk segala sesuatunya kan?

Narasi dalam buku ini unik. Ada 2 POV, taitu POV Hannah dan POV Clay. Masing-masing POV menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi bukan jenis yang bab 1 POV Hannah dan bab 2 POV Clay. Semuanya langsung bercampur jadi 1. Hanya dibedakan berdasarkan paragraf. Lebih seperti Hannah bercerita dan Clay bereaksi. Tapi sejauh ini, syukurlah saya tidak merasa karakter Hannah dan Clay mirip. Selain itu terjemahannya juga baik. 

Bunuh diri tidak pernah dibenarkan dalam ajaran agama manapun. Tidak dibenarkan dalam moral manapun. Sekiranya sebelum bunuh diri pikirkanlah mereka yang akan ditinggalkan. Dalam hal ini keluarga, seperti orang tua. 

Ada orang yang berpendapat bunuh diri adalah tindakan egois dan pengecut. Mereka tidak salah. Setiap manusia punya masalah dan itu diluar kendali kita. Tetapi bagaimana mereka menghadapinya itu yang berbeda-beda. Ada yang tegar dan tidak putus asa dan terus mencari solusinya. Ada yang terus menerus mengasihani diri dan menganggap orang lain takkan pernah mengerti hingga akhirnya pasrah dan menyerah. Intinya bunuh diri adalah tindakan salah. 

Saat berpikir untuk bunuh diri, pikirkan juga, mereka yang tergeletak di rumah sakit  dan berjuang melawan berbagai jenis penyakit hanya untuk tetap bertahan hidup, pikirkan para tentara di medan perang yang berjuang untuk tetap hidup agar dapat pulang. Intinya ada orang lain yang mau hidup, jadi janganlah melakukan tindakan bunuh diri.

Selain itu, sangat disayangkan di sini, penulis tidak memberikan gambaran hubungan Hannah dan keluarganya. Jadi bagi sebagian pembaca, motif Hannah untuk bunuh diri kurang kuat. Dengan kata lain, penjelasan latar belakang Hannah, terasa kurang atau tanggung. 

Review dengan empati dan simpati dan hati

Surat untuk Hannah :

Dear Hannah,

Aku tahu hidup itu berat. Aku mengatakan ini bukan hanya sekedar basa basi, karena aku pun mengalaminya. 
Terkadang-kadang aku bertanya, mengapa semua orang membenciku. Mengapa semua orang menjauhiku. 
Sekalinya mereka baik, ternyata ada maksudnya, karena aku hanya dimanfaatkan, diberi harapan palsu lalu ditipu. 
Kadang aku merasa hidupku hanya jadi beban bagi keluargaku. Mungkin akan lebih baik bila aku menghilang atau tidak ada.
Keluargaku baik, tapi mereka tidak memahami aku. 
Mereka menyediakan apa yang kuinginkan dan kuperlukan tapi mereka tidak menyediakan apa yang kubutuhkan.
Bila tak ingat dosa, akupun ingin mengambil jalan pintas. Seperti kata monster Frankenstein, "Sebab dalam hidup aku selalu merasakan penderitaan, sedangkan dalam kematian aku merasakan kedamaian."
Tapi Hannah, pikirkan 1 hal saja. Bahwa kau tidak sendirian. Ada banyak yang mengalami hal yang sama dengan yang kau rasakan. 
Mereka juga putus asa dan depresi. 
Bagaimana kalau kita saling membantu dan berjuang bersama? 
Menanggung masalah sendiri memang berat, karena itu mari kita berjuang bersama. Kita tanggung masalah kita bersama. 
Aku tahu, suratku sudah terlambat. 
Tapi seandainya ada Hannah-Hannah lain, aku cuma ingin memberitahukan, kau tidak sendirian. Karena aku akan berjuang bersamamu. 
Aku takkan menghakimimu, aku akan membelamu, aku akan memberimu pelukan.  
Bersama-sama kita ciptakan sebuah harapan. 
Harapan bahwa hidup akan menjadi baik pada akhirnya.
Tidak mudah, tapi selama harapan itu ada, aku yakin kita bisa. 

Surat untuk lingkungan :

Dear Parents,

Jangan tuntut dan paksa anak-anakmu melebihi apa yang mereka sanggup.
Kadang materi saja tidak cukup, mereka juga perlu kebutuhan emosional.
Jangan hakimi mereka.  
Beritahu mereka, apapun yang terjadi kalian akan tetap mendukung mereka dan menerima mereka apa adanya. 

Dear Society,

Kalian kejam.
Kalian penuntut. 
Bahkan saat ada seseorang yang butuh bantuan.
Kalian bilang, mereka hanya cari perhatian. 
Benar, mereka memang meminta perhatian. 
Perhatian, agar kalian tidak terus menerus menyakiti mereka.
Perhatian, agar kalian lebih peka akan tindakan dan ucapan kalian. 
Kalian pikir itu sepele. 
Tapi, bagi mereka tidak. 
Apa sulitnya bersikap baik. 
Mereka tidak menuntut diperhatikan lebih. 
Mereka hanya ingin kalian tidak menindas mereka. 
Mereka hanya ingin kalian menerima mereka. 
Mereka hanya ingin kalian menghargai mereka. 
Cobalah berusaha lebih keras

Salam,
XXX

6 komentar:

  1. aaaaah mbak dapet bukunya, ya? aku udah lama nyari buku ini tapi di semua tempat yg kutanyain udah nggak ada. mana Matahati udah tutup lagi. orz orz

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah lama yu. Iya matahati sekarang diambil alih sama Mahda. Beberapa seri matahati masih ada yg lanjut kok macam Nicholas Flamel. Cuma emang yg lama2 mau di sale.

      Hapus
  2. menerima 'kenyataan' harus kehilangan seseorang untuk selama2nya, terutama orang yang kita sayangi, itu aja udah berat yaa.. kebayang ngga sih, kalau ternyata kita adalah salah satu alasan kenapa orang itu sampai menghabisi nyawanya sendiri? hiii.. ngeri ngebayanginnya :(

    btw, Linaa.. terlepas dari isi ceritanya.. gua suka gaya review elo yang ini ^o^

    and mengenai 'pesan' yang elo sampaikan buat Hannahh.. beberapa waktu lalu gua juga kembali 'disadarkan' bahwa dalam menjalani hidup ini.. we're all alone.. tapi kita sendirian bersama2, hahaha.. *bingung ga sih ma bahasa gua? :p* jadi yaahh.. we're not really that alone juga yaa.. yang harus ditepis itu memang lonely-nya yaa.. ngerasain sih perlu, tapi perlu usaha juga supaya ngga tenggelam di dalamnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena itu, manusia disebut mahluk sosial. Mereka butuh partner untuk support saat lagi down.
      Makasih Indah.

      Hapus
  3. Mbak, gak mau jual novelnya ke aku? Lagi nyari nih 😂

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...