Sabtu, 19 Juli 2014

THE MIRACULOUS JOURNEY OF EDWARD TULANE: THE TALE ABOUT LOST & FOUND LOVE

Judul: The Miraculous Journey of Edward Tulane (Perjalanan Ajaib Edward Tulane)
Pengarang: Kate DiCamillo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Dini Pandia
Jumlah halaman: 188
Cetakan kedua, April 2014
Segmen: Anak-anak, semua umur
Genre: Dongeng
Harga: Rp 40.000 (20% off, bisa beli di Grazera, Gramediaonline)
Rate: ★★★★★

Akan kuceritakan sebuah kisah padamu tentang boneka kelinci. Edward adalah sebuah boneka kelinci yang amat cantik. Telinga dan ekornya terbuat dari bulu kelinci asli. Selebihnya seperti tangan, kaki, badan dan kepala Edward terbuat dari porselen. Edward selalu menganggap dirinya sangat istimewa, karena dirinya memang istimewa, pertama Edward dipesan khusus, kedua sebagai boneka, Edward sangat dimanjakan karena ia memiliki banyak koleksi baju-baju bagus lengkap dengan topi dan sepatu yang bisa dipakainya berganti-ganti. 

Edward dimiliki oleh seorang anak perempuan bernama Abilene. Sama seperti Edward, Abilene juga mengganggap Edward istimewa. Abilene sangat menyayangi Edward, gadis kecil itu selalu berbicara pada Edward sebelum berangkat sekolah, saat sedang makan malam dan sebelum tidur. Abilene menghujani Edward dengan kasih sayang, pelukan dan ciuman. Tapi Edward hanyalah boneka porselen yang tahu bahwa dirinya istimewa, Edwad tidak tahu apa itu cinta dan rasa sayang. 

Hingga suatu hari Edward hilang. Dan dimulailah kisah perjalanan si kelinci porselen menemukan cinta lalu kehilangan cinta dan kembali menemukannya.


Tadinya saya bermaksud memakai ringkasan di halaman terakhir buku sebagai sinopsis, tapi tampaknya bakal spoiler kalau saya pakai ringkasan halaman terakhir tersebut, walau cara penceritaannya sangat subtle. 

Perjalanan ajaib Edward Tulane ini adalah sebuh buku anak-anak yang ringan, sederhana dan menyenangkan untuk dibaca. Namun yang saya suka dari Kate DiCamillo, meski pengemasannya ringan, tapi pesan ceritanya tidak pernah ringan, karena itu meski bacaannya ringan dan sederhana namun juga terasa sedih dan pahit. Buku yang memakai tokoh utama sebuah boneka ini seolah perumpamaan akan kehidupan manusia.

Dalam hidup, manusia akan mengalami berbagai jenis emosi. Apakah itu rasa sedih, rasa marah, rasa takut, kesepian hingga cinta. Edward yang semula hanya boneka porselen yang angkuh dan tak pernah memikirkan orang lain selain dirinya sendiri, baru benar-benar merasakan apa itu rasa sayang saat rasa sayang itu hilang. Terkadang manusia juga begitu, hidup yang serba enak terkadang membuat manusia lupa bersyukur dan baru benar-benar merasakan pentingnya sesuatu saat sesuatu itu hilang.

"Bagaimana cerita bisa berakhir bahagia kalau tidak ada cinta?"
Pelajaran lain adalah tentang patah hati, kadang patah hati membuat perasaan seseorang menjadi hampa. Dan terkadang patah hati atau sakit hati membuat manusia membangun dinding yang tinggi untuk melindungi hatinya supaya tidak terluka lagi. Namun bagaimana bila yang datang bukan hanya luka tapi juga rasa bahagia? Dan kebahagiaan tidak bisa dinikmati kalau pintu hati manusia tertutup untuk merasa bahagia.

"Buka hatimu,"
"Akan ada yang datang. Akan ada yang datang menjemputmu. Tapi kau harus membuka hatimu dulu."
Dalam hidup ada rasa kecewa, tapi dengan rasa kecewa, kau akan tahu apa apa itu rasa bangga.
Dalam hidup ada penderitaan tapi dengan menderita, kau tahu apa itu bahagia.
Dalam hidup ada kesedihan tapi dengan kesedihan, kau tahu apa itu kegembiraan.

Untuk ceritanya sendiri saya memberikan 4 bintang, tapi karena ilustrasi vintage dalam buku ini kece badai, saya genapi menjadi 5 bintang. Saya penasaran apa ada postcardnya?





Review ini juga untuk RC:

Lucky No 14 Reading Challenge: Favorite Author

1 komentar:

  1. Permisi, buku Perjalanan Ajaib Edward Tulane ini masih tersedia di sini: http://www.aksiku.com/2014/12/jual-novel-perjalanan-ajaib-edward.html

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...