Rabu, 13 Agustus 2014

GIRLS IN THE DARK: STILL DARK TILL THE END

Judul Buku: Girls in The Dark (Ankoku Joshi)
Pengarang: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Editor: Nona Aubree
Proofreader: Dini Novita Sari
Desain Cover: Kana Otsuki
Jumlah halaman: 279 halaman
Cetakan 1, Mei 2014
Segmen: Remaja, dewasa muda
Genre: Misteri, psikologis, detektif, kumpulan cerpen
Harga: Rp 44.200 (15% off dari Rp 52.000) bisa dibeli di owl bookstore
Rate: ★★★


Sekolah khusus putri elite itu dikejutkan oleh berita kematian mendadak salah seorang muridnya yang bernama Shiraishi Itsumi. Kematian Itsumi sangat mengejutkan seisi sekolah, karena Itsumi terkenal sebagai murid yang populer, cantik, pandai dan dikagumi oleh hampir seluruh siswi SMU Santa Maria. Banyak yang berspekulasi kalau kematian Itsumi bukan karena bunuh diri, melainkan dibunuh oleh teman-teman Itsumi yang tergabung di klub sastra yang dibentuk dan diketuai oleh Isumi sendiri. Klub sastra adalah klub istimewa dan elite di mana anggotanya hanya bisa masuk bila diundang oleh Shiraishi Itsumi sendiri. Siapa sajakah keenam orang anggota klub sastra tersebut (with imaginary cast of young talented Japanese actress and some uniforms):

1. Sumikawa Sayuri yang juga merangkap sebagai wakil ketua klub sastra. Sayuri adalah sahabat dekat Itsumi. Mereka sudah berteman sejak kecil, persahabatan Sayuri dan Itsumi saling melengkapi satu sama lain. Sayuri digambarkan mempunyai rambut hitam panjang dan berkulit putih mulus serta tidak suka memakai make-up.

Mayu Matsuoka (19) as Sumikawa Sayuri
2. Takaoka Shiyo, anggota pertama yang diterima klub sastra. Shiyo juga seorang penulis profesional. Ia satu-satunya anggota klub sastra yang sudah berhasil menerbitkan buku. Shiyo juga sangat menjunjung tinggi bahasa Jepang, karena ia tidak mau karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa lain, yang dianggap akan mengurangi esensi cerita. Gaya bahasa Shiyo ini ngepop dan remaja banget. 
Honoka Miki (17) as Takaoka Shiyo

3. Kominami Akane, si imut Akane yang mirip boneka sangat pandai memasak dan membuat kue. Akane adalah koki di klub sastra, ia sering membuat kue untuk menemani anak-anak klub sastra minum teh saat sedang ada pertemuan. Namun berbeda dengan anak-anak lain yang mengagumi Itsumi, Akane justru tidak suka pada Itsumi dan menganggapnya tidak terlalu istimewa, selain itu Akane juga tidak terlalu suka membaca buku, lantas mengapa Akane memutuskan bergabung dengan klub sastra?

Haruna Kawaguchi (19) as Kominami Akane 
4. Koga Sonoko, murid berotak encer yang senang matematika dan bercita-cita menjadi dokter sama seperti almarhum ayahnya. Sonoko sangat mengagumi Itsumi karena selain pandai dalam menulis, Itsumi juga pintar dalam bidang IPA. Yang pasti, cara mereview buku ala Sonoko sangat unik yaitu: WHEN, WHO, WHOM, WHERE, HOW, WHAT, WHY. Sonoko digambarkan berkacamata dan terambut pendek. 

Nanami Sakuraba (21) as Koga Sonoko
5 Diana Detcheva, murid international dari Bulgaria yang diundang bersekolah di SMU Putri Santa Maria. Diana tidak hanya mengagumi Itsumi, ia juga menyimpan perasaan spesial pada ketua klub sastra tersebut. 

Isabelle Fuhrman (17)  has Slavik beauty, that's way I choose her as Diana Detcheva

6. Nitani Mirei, murid penerima beasiswa. Sebagai murid penerima beasiswa, Mirei sering tidak percaya diri dengan kondisi keluarganya yang miskin, sedangkan teman-teman sekolahnya semua orang kaya. Namun berkat Itsumi yang mengundangnya untuk bergabung dengan klub sastra, Mirei akhirnya merasa diterima di lingkungan elite sekolah Santa Maria.

Emi Takei (20) as Nitani Mirei
Dan tentu saja pemeran utama atau bintang pertunjukkan dari semua naskah para anggota klub sastra, yaitu Shiraishi Itsumi.


Ai Hashimoto (19) as Shiraishi Itsumi

Untuk mengenang mengenai Shiraishi Itsumi, klub sastra mengadakan pertemuan di mana setiap anggota membuat cerita mengenai pandangan mereka akan kematian Itsumi. Satu persatu para anggota membacakan pandangan mereka mengenai kematian Shiraishi Itsumi yang mulai mengungkap rahasia gelap antar anggota. 


Teruslah menebak siapa pembunuh Itsumi. Itulah yang saya rasakan saat membaca Girls in The Dark. Saya banyak mendengar review-review bagus mengenai buku ini dari beberapa blogger dan memang, buku ini salah satu yang cukup enjoyable saat dibaca, terutama yang suka genre misteri.

Buku ini bisa juga masuk dalam jenis buku kumpulan cerpen atau anthology. Karena setiap bab terdiri atas cerita pendek yang saling berhubungan namun juga berbeda.

Cerpen dibuat dalam format seperti jurnal, jadi cerita terjadi di masa yang sudah berlalu dan setiap karakter seolah menceritakan kembali kisah mereka. Yang menarik adalah cerpen setiap karakter itu sangat berbeda dalam artian ceritanya saling bertolak belakang. Sehingga sebagai pembaca, kita jadi dibuat menebak-nebak mana yang sesungguhnya benar, mana yang bohong?

Dan tentu saja yang seru dari cerita misteri itu adalah plot twistnya yang bikin pembaca tak mengira. Sesuai judulnya, tema buku maupun cerita hingga karakternya semua terasa gelap dan suram. Kalau yang suka cerita yang ceria dan menghangatkan hati, maka jangan berharap untuk menemukannya di buku ini.

Karena ini cerita misteri, saya tidak ingin spoiler terlalu banyak mengenai ceritanya. Karena paling asyik menikmati cerita tanpa tahu apapun. Yang pasti bagi yang suka cerita Jepang khas Yandere, saya menyarankan untuk membaca buku ini.

Untuk terjemahannya sendiri, sudah oke menurut saya, walau untuk awal-awal, entah apa karena memang narasi karakternya yang formal, saya merasa terlalu berhati-hati dan beberapa kalimat terasa kurang luwes. Tapi karena saya belum pernah membaca buku Jepang yang lain, saya tidak tahu karena tidak ada perbandingan. Dan ada sedikit typo, misal di halaman 120 di mana nama Takaoka ditulis Takaona.  

1 komentar:

  1. Aaa... jadi makin penasaran kan?
    Udah lama ngincer buku itu. Ke Gramed waktu itu belom muncul--ato akunya yg nggak liat. Terus mesen aja di Haru mumpung promo.
    Jadi nggak sabar pengen cepet nyampe & baca. :D

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...