Jumat, 01 Agustus 2014

SPEAK UP YOUR MIND: WHAT I LIKE ABOUT FANTASY

Dalam Speak Up Your Mind kali ini. saya mau memberitahu sedikit fakta yang tidak banyak orang tahu yaitu apa yang membuat saya suka genre fantasi. Kalau menurut goodreads sendiri, fantasi adalah jenis bacaan yang banyak menggunakan unsur-unsur supranatural dalam plot ceritanya, baik itu tema, setting, karakter dan lain-lain. Unsur supranatural sendiri bisa bermacam-macam, seperti sihir, sesuatu yang di luar kenyataan, sesuatu yang tidak alamiah, hal-hal yang gaib dan berbagai unsur paranormal lainnya.

Picture is taken from here
Walau banyak orang yang menyukai dan memfavoritkan genre fantasi tapi genre fantasi sendiri bukanlah jenis genre yang bisa masuk ke semua pembaca. Dan kali ini saya mau curhat seputar alasan saya demen sama genre fantasy. Iya, postingan saya masih nggak jauh-jauh dari curhatan, dan mungkin isinya tidak banyak membahas buku tapi lebih ke video games, tapi bukankah banyak video games yang menginspirasi suatu buku, macam Assassin's Creed, Diablo, Resident Evil, World of Warcraft, dll. Selain itu banyak penulis fantasi Indonesia yang juga penggemar video games, beberapa novel fiksi fantasi Indonesia macam Ther Melian dan Vandaria Saga juga terinspirasi dari game-game RPG. Selain itu, salah satu penulis favorit saya, Julie Kagawa adalah gamer dan juga penulis fiksi fantasi. 

It started from comic book.

Banyak anak yang awal suka membaca bermula dari buku komik. Saya pun salah satunya. Komik fantasi pertama saya adalah Doraemon. Semua pasti pada kenal sama si robot kucing dari masa depan ini yang kantongnya bisa mengeluarkan banyak benda-benda ajaib. Doraemon dan Nobita baik secara komik maupun anime sempat menjadi salah satu acara yang rutin saya saksikan setiap minggu pagi.

 

Masih inget nama tokoh-tokoh di atas? Saya masih lho tanpa harus nyontek gugel
Lalu saat mulai remaja, perlahan-lahan tontonan animasi saya mulai berganti dari robot kucing menjadi ksatria cewek dengan rok mini dan seragam pelaut yang mempunyai kekuatan bulan. Pasti juga sudah pada bisa nebak, kalau itu adalah Sailormoon. Dan gara-gara percintaan Sailormoon dan Tuxedo bertopeng, saya juga jadi demen sama yang romantis-romantis.

Sailor Moon anime

Sailor Moon manga
Siapa yang kangen sama 2 gambar di atas dan kalimat, "Dengan kekuatan bulan, aku akan menghukummu". Selain Sailormoon ada juga anime lain macam Magic Knight Rayearth. Walau Magic Knight Rayearth ini cukup populer tapi tetap tidak ada yang bisa menyaingi kepopuleran Sailormoon. Persamaan Magic Knight dan Sailormoon adalah dua-duanya tentang girl power tanpa mengurangi unsur klasik yaitu cinta dan romansa yang melibatkan pangeran, putri, ksatria dan unsur star-crossed lovers.

Magic Knight Rayearth manga
Magic Knight Rayearth anime
Then it continue to video games

Gara-gara komik dan anime Magic Knight ini, saya mulai paham konsep akan high fantasy dan saya juga kepengen mencoba main game RPG (Role Playing Game). Dan kebetulan, di masa saya SMP-SMU, Playstation itu sangat berjaya. Sewaktu di era nintendo, saya hanya tahu game-game seputar tembak-tembakan terus ketemu boss dan tamat. Tapi sejak masa jayanya PS1, saya jadi tahu game RPG dan di masa keemasannya, PS1 banyak melahirkan game-game bergenre RPG terbaik yang menurut saya bahkan hingga sekarang masih sulit ditandingi oleh game-game PS4.

Konsep RPG yang seperti petualangan bermain peran membuat saya seolah terbawa ke dunia lain, menjadi pahlawan, membasmi musuh, bertualang ke negeri lain dalam sebuah peta dunia alternatif, menginap di penginapan kuno, lalu karakter pahlawan akan bertambah kuat dan menyelamatkan dunia alternatif dari kehancuran.

Masa-masa senggang SMP dan SMU banyak saya habiskan untuk bermain games (mungkin ini salah satu alasan, mengapa nilai saya cuma rata-rata). Walau suka main games, tapi saya bukanlah gamer, karena saya cuma memainkan games yang saya suka dan 90% bergenre RPG. Beberapa games RPG sangat berkesan untuk saya sampai sekarang.

Some my old CD games collection, probably already damaged since it's not original.

Salah satu alasan saya suka naga dan shapeshifter naga karena game Breath of Fire.

Wild Arms, RPG dengan tema western.

Cerita yang penuh petualangan dan animasi yang sangat anime bikin  seri Tales ini sangat 'candu'' setiap dimainkan.

Brigandine, salah satu game RPG klasik strategi/taktik terbaik yang pernah saya mainkan

Legend of Mana, salah satu RPG yang artworknya menjadi favorit saya, karena mirip buku cerita anak. 

RPG-RPG di atas cukup populer dan juga punya gameplay yang asyik, tapi untuk kepopuleran, tidak ada yang bisa mengalahkan Final Fantasy series.

Opening megah Final Fantasy IV
FF7, serial FF paling populer menurut saya, karena satu-satunya FF yang ada film animasinya, yaitu Final Fantasy Advent Children. 
Coba ke youtube dan saksikan MV Eyes On Me FF8, sangat romantis. 
FF9 bagus, tapi mungkin karena karakternya banyak yang "kurang tampak manusia" jadinya kalah populer dibanding FF7 dan FF8
Kelebihan lain dari games Final Fantasy selain animasi grafis yang megah dan gameplaynya, juga ada pada musiknya. Saya mempunyai lengkap OST Final Fantasy mulai dari FF VII - XII plus FF Tactics. Walau kalau saya amati ada 1 pola khas dalam setiap karakter pada games-games Square (nama perusahaan pengembang games FF), yaitu wajah euroasia pada setiap karakternya. Mata boleh biru, hijau hingga emas, rambut boleh coklat, perak, pirang, merah tapi wajah tetap terlihat Asia daripada kaukasia, dan mungkin terkadang mengingatkan pada bintang-bintang boyband ala J-Pop dan K-Pop. 

Tapi dari semua games RPG di PS1 itu, RPG favorit saya sepanjang masa cuma 1, yaitu Genso Suikoden 2, bahkan dari semua serial Suikoden, favorit saya tetap Suikoden 2. 


Opening Suikoden II yang nostalgic bagi saya.

Genso Suikoden series adalah games yang ceritanya didasari dari novel klasik Tiongkok yang berjudul Water Margin atau Kisah 108 Pendekar.  Di Indonesia, salah satu novel adaptasinya yang beredar adalah serial Shin Suikoden-nya Eiji Yoshikawa. Yang saya suka dari serial Suikoden ini adalah jalan ceritanya yang seperti membaca novel. Rata-rata game-game RPG mempunyai premis 'sekelompok anak muda menyelamatkan dunia', tapi Genso Suikoden berbeda, karena RPG-nya tidak hanya punya unsur fantasi tapi juga hal-hal lain seperi politik, taktik perang dan somehow saya merasa cerita dan karakternya relate dengan dunia nyata, sangat berbeda dari game-game RPG lain. Sayangnya seri Genso Suikoden ini berhenti sampai di seri 5 dan sepertinya Konami belum ada niat untuk melanjutkannya kembali. 

Selain game-game di RPG PlayStation yang rata-rata made in Japan  (saya hanya punya PS1 dan PS2, karena PS3 apalagi 4, harganya sudah tidak cocok dengan kantong), saya juga bermain game di PC, untuk games PC kebanyakan buatan western developer. Dan pertama kali saya belajar mitologi tentang mahluk-mahluk fantasi macam Troll, Goon, Minotour, Baba Yaga, Wyvern, Rusalka, Domovoi itu bukan dari novel tapi dari sebuah games komputer yang bernama Quest for Glory. Video games juga membuat saya tahu akan job-job dalam dunia fantasi medieval, macam knight, archer, hunter, thief, paladin, wizard, dll


Seri Quest for Glory ini ada 5 seri dan tiap seri itu banyak mengambil inspirasi dari mitologi-mitologi di dunia. Quest for Glory (QFG) 1 yang mengambil cerita rakyat Eropa barat / mitologi skandinavia, QFG 2, mitologi timur tengah / arabian night, QFG 3, mitologi Mesir dan Afrika, QFG 4, mitologi eropa timur / slavik dan QFG 5, mitologi Yunani atau mediterania. Jadi siapa bilang games tidak mengajarkan sesuatu?

MMORPG

Seiring dengan berkembangnya iptek, maka internet mulai menjadi sesuatu yang wajib dan juga ikut merambah dunia games. Saat saya kuliah, warnet yang dikhususkan untuk game online sangat menjamur dan dikenal sebagai genre MMORPG (Multi Massive Online Role Playing Game), di mana pemain sudah tidak bermain sendirian tapi beinteraksi dengan pemain lain dari seluruh dunia dan bertemu dalam dunia virtual games.

Saya cuma pernah mencoba Gunbound dan Ragnarok saja untuk game online. Untuk Ragnarok, saya sempat aktif memainkannya, kebetulan rumah saya sudah pasang internet. Tapi bermain game online itu tidak gratis seperti di PS, di mana modal cukup membeli CD games dan kita bisa bermain sesuka hati. Dalam MMORPG Ragnarok Online, harus beli voucher dulu untuk bisa main. Saya bahkan masih menyimpan kartu yang juga vouchernya.


Asyiknya bermain game online ini mungkin bisa kenalan dan berinteraksi dengan sesama pemain lain dari berbagai penjuru Indonesia atau dunia tanpa harus dikatakan anti sosial karena sudah berinteraksi di dunia virtual tapi karena konsepnya open world, maka tidak ada jalan cerita. FYI di Ragnarok online, saya punya pekerjaan sebagai Priest (healer) dan Hunter.

Selesai kuliah dan masuk ke masa bekerja, saya meninggalkan video games, tapi rasa petualangan dan fantasi masih membekas dalam otak, hanya saja tidak mungkin terus bermain games dengan umur yang dituntut untuk terlihat serius dan dewasa, maka saya mengalihkan ke buku. Bukan hal baru sih, karena saya juga suka membaca sejak kecil, tapi buku-buku fantasi waktu dulu masih jarang.

Karena itu saya selalu semangat tiap ada buku dengan unsur fantasi yang terbit. Because it's can inspire me to escape to another world and maybe inspire me to re-write my own world. Maaf kalau SUYM kali ini agak melenceng pembahasannya. Saya cuma ingin sedikit nostalgia dengan masa kecil yang lebih lepas, sekaligus sebagai pengingat di mana bisa mendapat inspirasi untuk bacaan dan tulisan. 

2 komentar:

  1. agak sama juga sih kek saya, tapi saya gak suka sailormoom atau doraemon dan gak begitu suka main video game (karena gak punya, lol)

    tapi mostly tag GR emang fantasy sih, haw haw, ada juga moment2 ketika saya gak mood baca fantasy 😆

    BalasHapus
  2. halo, selamat siang.

    maaf sebelumnya, apakah masih aktif? jika iya, saya mau nanya dong, masih punya voucher ragnarok lyto jaman dulu ga??

    kalau ada, boleh kontak saya di DM instagram @bungerikmaitimu. saya mau beli kalau ada, terimakasih sebelumnya :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...