Rabu, 10 Desember 2014

INSURGENT: FULL IN ACTION BUT WEAK STORYLINE AND BORING PLOTLINE

Judul: Insurgent (Divergent #2)
Pengarang: Veronica Roth
Penerbit: Mizan Fantasi 
Penerjemah: Nur Aini
Editor: Esti Budihabsari
Proofreader: Emi Kusmiati
Jumlah halaman: 551 halaman
Cetakan 2, Mei 2013
Segmen: Remaja, dewasa muda
Genre: Dystopia
Harga: Rp 59.000, bisa di beli di bukukita
Rate: ★★½

"Insurgent = Orang yang bertindak sebagai oposisi terhadap otoritas yang mapan, yang tidak selalu dianggap sebagai orang yang suka berperang." ~ hal 478

 Dari Amity ke Candor, kembali ke Dauntless, berkumpul di Abnegation dan menuju Erudite ( this review contain spoiler).


Amity

Setelah berhasil selamat dari penyerangan simulasi yang dilakukan oleh pemimpin faksi Erudite, Tris dkk (Tobias, Caleb, Peter dan Marcus) melarikan diri ke faksi Amity dan mereka berharap faksi Amity bisa membantu mereka dalam melawan faksi Erudite. Meski kedatangan Tris dkk diterima dengan baik oleh faksi Amity namun faksi Amity tidak mau terlibat dalam peperangan antar faksi antara Erudite - Abnegation - Dauntless. Sebab faksi Amity lebih memilih sikap untuk menjaga perdamaian dengan faksi mana pun sesuai dengan prinsip Amity yang berarti perdamaian. Selain itu di sini Tris mengetahui bahwa ada sebuah rahasia penting yang hanya diketahui oleh para pemimpin faksi Abnegation, sebuah rahasia yang bahkan membuat para pemimpin faksi Abnegation rela mempertaruhkan nyawanya agar rahasia tersebut dapat diungkap. Sayangnya rahasia tersebut jatuh ke tangan pemimpin faksi Erudite. Jadi rahasia apakah itu?

Factionless - Candor

Dari sini, para pengungsi Abnegation maupun Dauntless yang loyal memutuskan untuk pergi meninggalkan faksi Amity yang ternyata tak bisa diharapkan untuk membantu mereka dan pergi ke markas faksi Candor. Namun sebelum sampai di Candor, Tris dan Tobias (Four) mampir ke tempat yang banyak dihuni oleh para factionless dan di sini diketahu kalau ibu Tobias ternyata masih hidup

Sesampainya di markas faksi Candor, Tris dan Tobias diinterogasi mengenai motif mereka dengan memaksa mereka berdua minum serum kejujuran. Tidak seperti faksi Amity yang bersifat lepas tangan atau apatis terhadap perselisihan antar faksi, faksi Candor yang berprinsip kejujuran lebih mengutamakan jalur diplomasi dan ingin mengetahui setiap permasalahannya dari masing-masing pihak yang berseteru. 

Meski Tris dan Tobias sudah berusaha meyakinkan Candor akan niat dan motif faksi Erudite,  Jack Kang, sang pemimpin faksi Candor memutuskan untuk bertanya langsung pada pemimpin faksi Erudite dengan mengadakan pertemuan dengan Jeanine. Dan seperti yang sudah diduga oleh Tris dan Tobias, pertemuan itu berjalan kacau dan berantakan, yang membuat banyak jatuh korban dari pihak Dauntless yang mengawal pertemuan tersebut. 

Back to Dauntless

Akhirnya Tris dkk memutuskan untuk kembali pulang ke rumah mereka di markas Dauntless, sayangnya mereka tidak bisa berlama-lama di markas Dauntless karena lagi-lagi faksi Erudite mengadakan serangan simulasi mendadak yang mengorbankan nyawa para Dauntless dan mengancam akan terus melakukan serangan tersebut apabila para Divergent tidak menyerahkan diri mereka kepada faksi Erudite.

Jadi apa yang harus dilakukan oleh Tris dan Tobias sebagai Divergent? Karena menyerahkan diri ke faksi Erudite sama saja dengan bunuh diri, namun bila mereka tidak melakukannya berarti nyawa teman-teman Dauntless mereka akan terus terancam. Lalu rahasia penting apa yang harus dicari oleh Tris?

Cerita Insurgent saya sudahi dulu sampai sini karena kalau tidak, saya bisa menuliskan keseluruhan ceritanya hingga tamat.

Jujur saja sejak awal, konsep dunia dystopia dalam Divergent itu sudah saya cela-cela sejak buku pertamanya. Saya pernah baca kalau sang pengarang, Veronica Roth membuat Divergent karena terinsipirasi dari adegan topi seleksi di Hogwarts dalam cerita Harpot dan ada alasan mengapa sang pemeran utama, Tris dipilihkan faksi Dauntless, karena Roth menganggap bisa menantang marabahaya dan lompat dari kereta itu keren, walaupun dalam kenyataannya dia pernah berkata lebih memilih faksi Abnegation. 

Balik ke review Insurgent. Kesan saya tentang Insurgent adalah : Meh.

Cerita Insurgent terasa sangat bertele-tele dan melelahkan. Sepanjang yang saya ingat cerita berkisar di adegan lari, tembak dan simulasi. Makanya saya bilang sangat action oriented, mungkin bakal bagus kalau untuk film, karena di film, saya lebih menikmati visual. Tapi untuk buku, rasanya melelahkan. Saya paham sih alasan penulis muter-muter dulu ke Amity dan Candor, selain untuk mengenalkan pembaca ke faksi-faksi tersebut juga bagian dari skenario cerita agar faksi-faksi lain membantu para Abnegation dan Dauntless loyal dalam menghadapi faksi Erudite.

Walau kalau saya lihat masalah utama dalam buku ini lebih ke simulasi. Jadi inti utamanya, faksi Erudite ini pengen mencari cara untuk mengendalikan para Divergent yang kebal terhadap simulasi kontrol otak yang mereka ciptakan. Tapi entah mengapa susah sekali menangkap Divergent ini? padahal mereka kalah jumlah dibanding dengan faksi Erudite dan faksi-faksi lain yang bisa dikendalikan Erudite. Selain itu kenapa faksi Erudite tidak sejak awal saja menangkap para Divergent  dengan cara simulasi mengendalikan orang-orang Amity untuk menangkap Tris dkk daripada menyergap langsung? Yang dalam logika saya lebih buang waktu dan tenaga. Mengapa harus menunggu setengah buku baru berhasil menangkap Tris?

Selain itu plot Amity dan Candor berasa sia-sia. Terutama Candor yang seolah-olah digambarkan sebagai faksi yang tidak ada kepentingan sama sekali di Insurgent selain sebagai pelengkap. Dan sekali lagi saya berasa cerita ini sebagai salah satu dari sekian banyak fanfiction Harry Potter dalam bentuk dystopia. Karena setting tempat banyak di kisaran markas atau ruang pertemuan, macam asrama. Bahkan termasuk ide vilainnya yang mempunyai motif "for the grater good".

Characters

Saya tidak suka perkembangan karakter Tris dan Four di Insurgent. Mereka berdua seolah terkesan "paling tau apa yang terbaik buat masing-masing pasangan" padahal eksekusinya tidak. Roth mencoba menggambarkan Four sebagai tipe Alpha yang dapat melakukan apapun yang dia mau, tapi di mata saya Four jatuhnya arogan. Begitu pula Tris yang suka bikin rencana tersendiri (saat menyerahkan diri ke faksi Erudite dan bersekutu dengan ayah Four). Di luar itu sifat Tris dan Four menurut saya sebelas - dua belas alias mirip-mirip. Menurut pandangan saya pribadi, dalam perihal romens, pasangan yang karakternya mirip agak membosankan menurut saya, yang seru itu justru yang bertolak belakang. Dan saya dengar Allegiant nanti akan ada 2 POV, yaitu Tris dan Four, saya harap Roth tidak sampai membuat 2 POV yang mirip dan membuat pembaca merasa Tris = Four.

Tapi saya semakin bisa membaca konsep dystopia yang coba dibangun oleh Roth, yaitu di masa depan, otak manusia entah bagaimana dapat dikendalikan, kecuali mereka yang Divergent. Hanya saja belum ada penjelasan bagaimana sampai otak manusia dapat dikendalikan. Sebab berbeda dengan beberapa novel dystopia lain macam Uglies atau Delirium yang memberikan penjelasan dan pemahaman konsep dystopia yang lebih masuk akal, saya masih bingung akan sistem pembagian faksi. Selain itu Divergent menurut saya sama seperti kita semua, manusia normal dan rumit yang bisa bersikap pemberani, pengecut, cerdas, bodoh, egois, tidak egois, jujur, berbohong, dll. Sebaliknya bila dalam otak kita hanya ada salah satu dari perilaku di atas maka kita sama saja dengan robot.

Reviewed by:

1 komentar:

  1. Saya akan coba membelinya, belum tahu juga genrenya :D

    www.fikrimaulanaa.com

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...