Kamis, 10 Maret 2016

20 BOOKISH FACTS ABOUT ME

Hari ini, saya iseng - iseng blogwalking dan mampir ke blognya Indah di  http://books-parade4indah.blogspot.co.id/2016/01/20-bookish-facts-about-me.html yang isinya tentang 20 bookish fact dan saya jadi kepengin juga buat postingan some bookish facts about me :D


Jadi inilah beberapa bookish facts about me:

  1. Bukan berasal dari keluarga yang suka baca atau suka buku atau pun peduli pada hobby. Tapi syukurlah, waktu kecil dulu, loper koran suka lewat depan rumah dan ada jual majalah Bobo. Jadi uang jajan saya sering saya belikan majalah Bobo. Saya menikmati membaca setiap konten dalam majalah anak-anak tersebut macam komik Bona dan Rong-rong, Okky dan Nirmala maupun cerpen-cerpennya. Karena saat itu toko buku masih jarang dan uang jajan belum cukup untuk beli buku, saat kehabisan hal untuk dibaca (maklum belum banyak hiburan waktu itu) saya juga membaca bonus poskota yang ada cerita tentang Doyoknya. Pas sudah dewasa, saya baru sadar kalau komik-komik di sana bukan untuk anak-anak. 
  2. Komik Jepang pertama yang saya baca itu Doraemon. Terus baru disusul sama Candy-Candy, Happy Mari Chan dan komik-komik Shoujo lainnya. Saya ingat, saya sudah SMP waktu komik-komik itu nge-hits. Sekarang komik yang masih rutin saya beli cuma Hai Miiko dan Topeng Kaca (walau gak yakin pengarang TK masih hidup).
  3. Buku anak-anak pertama yang saya baca itu buku-buku seri kumbangnya Enid Blyton. Dan itu pun pinjam punya sepupu saya. Tapi sejak saat itu jadi suka berimajinasi membayangkan tinggal di negeri Pangeran William, karena suka dengan tradisi minum teh-nya sambil makan kue-kue yang lezat di sore hari. 
  4. Sempet ngefans sama serial dan manga Sailor Moon :D. Saya rutin membeli komiknya setiap terbit baru. Dan rutin menonton serial animenya juga di Indosiar. Bahkan lagu opening Sailor Moon pun saya waktu itu rekam pakai alat recording yang bentuk tape :D
  5. Selain Sailor Moon, juga suka sama serial Magic Knight Rayearth. Tapi tetap yang paling berkesan itu kayaknya ngga ada yang bisa mengalahkan Sailor Moon atau Doraemon deh. 
  6. Back to novel. Waktu SMP - SMU saya menikmati membaca Goosebumps dan Fear Street. Namun untuk Fear Street, saya cuma membaca sedikit saja serinya dan dari seri-seri yang saya baca menurut saya biasa-biasa saja karena tidak ada yang berkesan. Namun berbeda dengan Goosebumps, meski tidak semua seri Goosebumps saya baca, beberapa sangat berkesan. Sebut saja Topeng Hantu dan Boneka Hidup Beraksi. Kalau paling seram menurut saya seri Living Dummy, karena sukses bikin saya punya fobia terhadap boneka Ventriloquist. Jadi kalau di TV ada acara boneka Tongki, saya langsung ganti channel, karena parno sendiri. Eniwei sepertinya banyak juga yang punya fobia sama boneka ventriloquist, karena iseng-iseng gugling, langsung keluar kata kunci, "Why ventriloquist dummy is so creepy?"
  7. Selalu bingung kalau ditanya siapa tokoh novel favorit. Mungkin karena saya punya beberapa tokoh. Salah satu yang favorit adalah Bartimaeus. Tokoh jin anti-hero super narsis. Lalu Katniss Everdeen, bukan karena dia tangguh, sebaliknya Katniss punya banyak flaws seperti insecure dan suka galau juga dan karenanya saya merasa mirip dia. 
  8. Kalau ditanya siapa book boyfriend saya. Mungkin jawabnya bisa beda-beda. Tergantung buku apa saja yang sudah saya baca. Dulu waktu SMU-kuliah karena banyak baca novel-novel berlabel Harlequin, saya sempat mengidolakan cowok bertipe alphamale (iya ini akhirnya ngaku). Tapi semakin tua, selera semakin berubah jauh dan sadar kalau tipe saya ini nggak bakalan cocok sama cowok-cowok model alphamale, alamat bakal ribut dan capek hati terus. Secara compatibility, saya cocok sama cowo-cowo betamale. Tokoh-tokoh book boyfriend saya kakek Nolan dalam novel Recipes for The Perfect Marriage, Park dari novel Eleanor & Park dan jangan lupakan Peeta Mellark dari The Hunger Games
  9. Genre favorit. Dulu sih bakal pede jawab fantasi dan romance (tapi jarang banget ada buku pararom yang bisa saya nikmati, ah mungkin memang kebetulan buku-buku pararom yang saya baca kurang bagus saja). Tapi sekarang saya omni reader. Bagi saya genre apa pun bisa saya suka sepanjang eksekusi atau storytelling-nya memang asyik. 
  10. Masih ada hubungan dengan nomor 9, saya pernah ada masanya bertingkah book snob alias meremehkan beberapa genre (termasuk buku lokal) dan lebih menyukai buku-buku luar karena menganggap mereka lebih bermutu. Syukurlah saya sudah sadar dan lebih menilai buku dari konten cerita, plot, karakter, storytelling, dll lepas dari genre atau penulis atau penerbit.
  11. Saya suka jenis ending yang bittersweet. Alasannya sederhana, lebih berkesan saja daripada Happily ever after. Selain itu ending bittersweet juga lebih realistis. 
  12. Ending dari buku fantasi yang paling bikin syok dan juga paling memorable itu Ptolemy's Gate dari seri The Bartimaeus Trilogy. Bagi saya itu ending cerita fantasy yang paling epic yang pernah saya baca. Yang kedua mungkin Darren Shan saga. 
  13. Meski suka cerita fantasi, namun semakin banyak jenis buku yang saya baca, justru semakin pemilih baca cerita fantasi. Dulu setiap ada buku yang punya unsur fantasi selalu bernafsu untuk beli. Sekarang I know how to stop it. Misal Rick Riordan, meski mengusung unsur mitologi yang selalu bikin saya penasaran, tapi dari membaca seri Percy Jacksonnya, gaya-gaya penceritaannya sudah ketebak dan saya justru tidak tertarik untuk membeli seri Magnus Chase meski saya tertarik dengan Norse Myth. Saya sekarang justru lebih tertarik buku high fantasy daripada urban fantasy atau paranormal romance. Mungkin karena saya ingin world building yang benar-benar di luar dunia nyata tapi memiliki emosi dan rasa dunia nyata.  
  14. Saya pernah bertanya di grup WA jabodetabek BBI, apakah lebih suka J.K Rowling melanjutkan kembali Harry Potter atau tidak atau bikin spin-off dengan menggali dunia Harry Potter yang luas? Untuk saya pribadi yang ketiga. Cerita Harry dkk sudah selesai dan tidak perlu ada lanjutan. Namun banyak hal dalam universe Harry Potter yang bisa diceritakan. Seperti mengapa bisa ada penyihir dan muggle? 
  15. Romance genre. Sempat suka banget dengan genre novel romantis, namun semakin tua semakin hilang rasa romantis dan ada masanya meremehkan novel romance (lihat bagian book snob). Namun tahun 2015 kemarin, ada 1 buku bertema romance yang sukses bikin saya booklag. Buku itu adalah Eleanor & Park. Tidak pernah menyangka bahwa saya akan kembali suka dengan buku bersegmen dewasa muda yang berlatar high school. Tapi saya tahu mengapa saya suka, karena kehidupan salah satu tokohnya, Eleanor mengingatkan akan kehidupan kacau yang pernah saya alami dan Eleanor bukanlah cewek populer. Dan Park, he is such dream boy friend. And I always feel myself as misfits. 
  16. Baru sekali membaca buku Agatha Christie yang berjudul Myserious Affairs at Styles. Tapi bulan depan rencana mau menghabiskan timbunan dengan baca buku-bukunya AC.
  17. Buku klasik favorit saya The Count of Monte Cristo, Anne of Green Gables dan Nobody's Boy. 
  18. Buku fantasi favorit saya adalah The Bartimaeus Trilogy, The Hunger Games Trilogy, The Hobbit, dan tentu saja seri Harry Potter. Mainstream amat yah. Kalau serial fantasi favorit saya yang kurang mainstream banyak bikin sakit hati. Bukan sakit hati sama ceritanya, tapi sakit hati sama penjualan buku terjemahannya yang bikin beberapa buku tersebut tidak dilanjut lagi sekuelnya. Kalau mau tahu apa saja, silakan search blog saya dengan keyword underrated. Dan malangnya mungkin daftarnya akan bertambah panjang. *TERIAK-TERIAK MANA UNWHOLLY, MANA THE SHADOW THRONE, MANA DREAMS OF GODS & MONSTERS.*
  19. Komik fantasi favorit saya adalah +Anima karangan Mukai Natsumi. 
  20. Sebagai seseorang yang ngaku blogger buku, jumlah buku yang saya baca itu termasuk sedikit sepanjang umur saya dan ini diperparah dengan reading slumps yang tak kunjung sembuh. 


2 komentar:

  1. hai lin! seru juga ya bikin bookish things kayak gini, jadi bisa saling mengenal :D aku juga kayaknya termasuk book snob deh dan masih sampe skrg belum bertobat hahaha... dan soal majalah Bobo, kayaknya samaa, itu salah satu yang bikin aku suka baca. ntar kapan2 kalo lagi rajin bikin ginian juga deh :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah Astrid, ditunggu bookish factsnya. Iya aku juga masih book snob benernya. Misal meremehkan genre dystopia kelas YA.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...