Minggu, 27 Maret 2016

REVIEW FILM: ALLEGIANT (DIVERGENT 3)


Judul Film: Allegiant (Divergent #3)
Pemain: Shailene Woodley, Theo James, Ansel Elgort, Zoe Kravitz, Miles Telles
Sutradara: Robert Schwentke

Sejujurnya saya sempat enggan nonton Allegiant. Jangankan film, bukunya saja saya tidak suka. Tapi rasanya tanggung kalau nggak dituntaskan sama sekali. Jadi pada hari Kamis, saya usahakan menonton film bagian pertama Allegiant (iya ini film dipecah 2, yang kedua nanti judulnya Ascendant). Beruntung Sunter 21 memutar film Allegiant, jadi saya tidak keluar uang kelewat mahal untuk film ini. 

Untuk mereka yang membaca novel, ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui:
1. Film Allegiant ini sangat berbeda dengan novelnya. Biasa semua film yang adaptasi buku juga nggak sama persis, tapi masih mirip kurang lebih 70-80% deh. Tapi khusus Allegiant tingkat perbedaan film dan buku saya rasa mencapai 60%. Jadi film ini lebih cocok disebut terinspirasi dari buku daripada adaptasi buku. 
2. Mengikuti trend kekinian film adaptasi buku seri terakhir, maka film Allegiant pun dipecah 2. Sama seperti Harry Potter & The Deadly Hallow, Breaking Dawn, dan Mockingjay. Judul kedua dari Allegiant adalah Ascendant. Walau menurut saya, dari semua film yang saya sebut di atas, cuma Harry Potter saja yang relevan dipecah 2, karena cerita Harpot 7 terlalu rumit dan panjang kalau hanya dibuat 1 film. Sementara yang lainnya menurut saya, cuma upaya pihak studio untuk mengeruk untung lebih banyak.
3. Berbeda dengan buku yang tidak mengedepankan teknologi, film Allegiant berlatar sangat futuristik

Silakan lihat juga review saya mengenai novel Allegiant

Film Allegiant dibuka dengan adegan persidangan para pengkhianat Erudite di hadapan para factionless. Tampaknya para factionless di bawah pimpinan Evelyn, nggak jauh beda dengan faksi Erudite. Sama-sama kejam juga dan kebanyakan pengkhianat ini dijatuhi hukuman mati. Tris tidak ingin terlibat persidangan para pengkhianat Erudite, meski kakak Tris, Caleb memohon ampun atas tindakannya. 

Tapi namanya juga Tris, dia ngga bisa tinggal diam melihat kemungkinan Caleb akan dibunuh dalam persidangan, jadi Tris minta tolong Four untuk menyelamatkan Caleb. Selain itu Tris, Four, Christina, Caleb dan Tori juga penasaran dengan dunia di balik tembok yang dilarang untuk dilintasi oleh Evelyn. Maka seperti biasa, Tris dkk pun berniat untuk melarikan diri dengan memanjat tembok. BTW, Peter juga ikut karena merasa tidak aman dengan pemerintahan Evelyn.

Ternyata dunia di luar tembok, tidaklah seperti yang mereka bayangkan. Dunia di luar tembok mirip dengan planet mati yang gersang (FYI, di buku itu dunia di luar tembok masih seperti kota yang utuh, cuma hancur dan berantakan saja, bukan planet mati). Mereka lolos tidak mudah, karena dikejar-kejar oleh anak buah Evelyn, hingga ke dunia di luar tembok.

Di sini mereka diselamatkan oleh sekelompok pasukan yang mempunyai peralatan canggih seperti drone yang bisa mendetekti musuh dan mengeluarkan gelembung pelindung yang membungkus Tris dkk dan mengangkut mereka ke sebuah tempat/gedung yang diketahui sebagai biro penelitian genetik. Di sini bakal ada adegan mandi (dari belakang) Shailene Woodley, Theo james juga ada sih, cuma sayang, durasinya banyakan Shailene. 

Dari sini, Tris dan Four bakal sering terpisah, karena pemimpin tempat penelitian tersebut, David hanya ingin berbicara berdua saja dengan Tris dan tidak melibatkan Four. Belakangan diketahui hal itu karena David menganggap Tris adalah gen murni atau gen yang sudah sembuh dari kerusakan akibat eksperimen genetik, sedangkan Four dianggap masih rusak. David juga menjelaskan mengenai asal usul ibu Tris yang lahir di luar tembok, bukan di Chicago seperti yang selama ini Tris sangka. David menjelaskan kalau mereka juga melakukan misi mulia, yaitu menyelamatkan anak-anak yang berada di luar gedung yang tempatnya sangat tidak layak hidup karena gersang dan miskin.

Sementara Tris tampak memercayai David dan banyak menghabiskan waktu bersama David, Four dan Christina ikut pelatihan untuk menyelamatkan anak-anak. Yang belakangan diketahui Four ternyata adalah kebohongan belaka, karena anak-anak tersebut bukan diselamatkan melainkan diculik untuk dijadikan eksperimen oleh pihak biro. Four pun segera memberitahukan hal ini pada Tris, sayangnya Tris tidak percaya dan malah ikut David untuk menemui dewan.

Sampai sini dulu saya STOP, karena selanjutnya adalah adegan kejar-kejaran lagi. Termasuk Tris dan Caleb yang tiba-tiba bisa mengendalikan pesawat meski mereka baru pertama kali melihat pesawat dalam hidup mereka. Tapi karena ini film fantasi (bukan sains fiksi), anggap saja pesawatnya sangat canggih, sehingga siapa pun bisa mengemudinya tanpa perlu belajar sama sekali.

Opini saya tentang film ini: 

Nikmatilah hanya sebagai hiburan belaka. Tidak usah mikir logika seperti masuk akal atau jalan cerita yang menarik atau akting yang mumpuni atau plot yang rapih, karena kalau Anda tipe yang melihat film dari setiap segi itu, Anda akan kecewa berat dengan Allegiant. Jika Anda tipe yang suka melihat gaya yang keren, wajah-wajah rupawan dan nggak ribet dengan berbagai macam hal-hal teknis seperti sinematografi atau visual efek yang seperti tempelan, mungkin Anda akan enjoy-enjoy saja dengan film ini.

Jangan samakan juga dengan Mockingjay, karena meski Mockingjay juga tidak bagus-bagus amat, namun menurut saya eksekusi Mockingjay masih smooth dan setia dengan buku, selain itu Katniss lebih mempunyai pesonanya daripada Tris.

Tapi kalau Anda tipe penonton yang punya "taste", maka Allegiant ini sebuah film yang terkesan dieksekusi asal-asalan. Seperti sebuah masakan yang penataannya lumayan cantik tapi saat dicoba di lidah tidak enak. Allegiant serasa seperti sebuah film mengenai simulasi militer atau unjuk aksi militer keren seperti mengejar dan menyergap, karena itu kalau Anda suka yang macho-macho mungkin menurut Anda film ini lumayan bagus, Tapi kalau Anda tipe yang berjiwa "nyeni-artistik" film ini jatuhnya meh.

Satu-satunya dari film Allegiant yang saya suka hanya karakter Four yang diperankan dengan klop oleh Theo James, dan saya justru suka karakter Four di film dibuat berbeda dengan di buku. Karena di buku, kesan Four itu alpha-hole, sementara di film, Theo James membuat Four menjadi alpha-male. Saya rasa, Four cocok untuk memerankan Leon Kennedy, meski saya sangsi rambutnya Leon bakal cocok dengan muka Theo. (Yang terakhir saya OOT membicarakan Resident Evil).

Rate: 5/10

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...