Sabtu, 05 Maret 2016

REVIEW FILM: PRIDE + PREJUDICE + ZOMBIE

Judul film: Pride and Prejudice and Zombie
Pemain: Lily James, Sam Riley, Jack Huston, Bella Heathcote, Douglas Booth
Sutradara: Burr Steers
Studio: Screen Gems, Lionsgate

Ternyata bukan hanya dongeng yang ditulis ulang, kisah klasik pun bisa ditulis ulang. Seharusnya saya tidak merasa aneh. Jangankan kisah klasik yang memang fiktif, tokoh sejarah terkenal macam mantan presiden Amerika Serikat, alm Abraham Lincoln pun bisa dibuat kisah rekaannya atau plesetan lebih tepat (iya, saya bicara Abraham Lincoln Vampire Hunter), jadi mengapa kisah klasik tidak? Selain Pride and Prejudice and Zombie ada beberapa kisah klasik lain yang juga diplesetkan. Mungkin berikutnya bisa saja ada Jane Eyre - The Ghost Whisperer atau Tom Sawyer the werewolf slayer. Siapa tahu?

Sebelumnya saya tekankan dahulu kalau saya belum pernah membaca Pride and Prejudice asli alias yang ditulis oleh Jane Austen (semoga ada yang bersedia meminjamkan atau bahkan menghadiahkan pada saya) namun garis besar ceritanya saya sudah pernah dengar. Novel Pride and Prejudice sendiri sangat fenomenal sehingga banyak menginspirasi tema-tema dalam novel romance kontemporer atau hisrom. Bahkan tokoh utama pria, Mr Darcy banyak digunakan sebagai gambaran role model tokoh alpha male novel-novel romance pada umumnya. Eh ini kok jadi bahas Pride and Prejudie ya, maafkan (_ _')

Penekanan kedua, saya juga belum pernah baca buku Pride and Prejudice and Zombie yang ditulis oleh Seth Grahame Smith. Jadi saya nonton filmnya tanpa ekspektasi apa pun. 

Dalam film Pride and Prejudice and Zombie, dikisahkan para zombie berusaha mengivansi kota-kota di Inggris (saya lupa apa penyebab wabah zombie, sepertinya tidak terlalu dibahas dalam film). Jadi manusia berperang dengan zombie, berusaha melindungi tanah mereka dari serbuan zombie. 

Film dibuka dengan adegan Kolonel Darcy mendatangi rumah seorang bangsawan karena curiga ada orang yang terinfeksi zombie dalam rumah itu. Cara Mr Darcy memeriksanya dengan menggunakan lalat yang sengaja ia bawa. Sebab lalat-lalat tersebut akan menempel ke tubuh orang yang terinfeksi zombie karena daging mereka sudah busuk.

Ternyata lalat-lalat itu hinggap di tubuh seorang laki-laki tua dan tanpa banyak cingcong, langsung saja slash, Mr Darcy membunuh orang itu dengan menebasnya, lalu menggorok lehernya dan menginjak kepalanya. Eh kok sadis banget ya? Ya namanya juga film zombie, tentu harus main bunuh-bunuhan dan tebas-tebasan.

Setelah itu adegan beralih ke jagoan cewek kita, Ms Elizabeth Bennet alias Lizzy. Rupanya di film PPZ ini, Lizzy dan saudara-saudaranya telah dilatih ayah mereka untuk bisa bertarung. Yaitu dengan mengirim mereka ke Shaolin. Karenanya cewek-cewek ini sangat badass. Ke pesta pun selain dandan cantik, mereka juga menyimpan senjata di dalam baju mereka.


Seperti lazimnya abad victoria, para tuan tanah dan bangsawan gemar mengadakan pesta dan kesempatan itu sering digunakan oleh para gadis-gadis untuk mencari pasangan terutama para pria bujangan kaya. Di pesta itulah Mr Darcy dan Lizzy saling bertemu. Namun berbeda dengan adik (atau kakaknya), Jane yang langsung menarik perhatian Mr Bingley yang juga teman baik Mr. Darcy dan tanpa ragu keduanya menunjukkan ketertarikan, Sebaliknya Lizzy dan Mr Darcy justru tampak saling tidak suka, karena Mr Darcy menganggap Lizzy sama sekali tidak menarik sebagai perempuan dan sebaliknya Lizzy menganggap Mr. Darcy terlalu arogan. 

Sam Riley as Mr "alphamale" Darcy & Douglas Booth as Mr Bingley
Sayangnya pesta tidak berlangsung mulus, karena tiba-tiba saja para zombie muncul dan melakukan serangan dalam ruang ballroom. Segera saja para pendekar The Bennet Sister beraksi dan menunjukkan ilmu bela diri mereka dengan menebas para zombie.


Oke, cerita saya stop sampai sini dulu sebelum reviewnya menjadi terlalu panjang. Kalau kesan saya untuk film Pride and Prejudice and Zombie sendiri cukup menyenangkan alias it's quite entertain. Film ini menggabungkan cerita Pride and Prejudice dengan zombie apocalypse dan jadinya adalah komedi horror. Karena aslinya ini dari novel romance, maka ceritanya pun tetap dibumbui love-hate relationship antara Lizzy Bennet dan Mr. Darcy. 

Untuk zombienya sendiri tidak seram menurut saya, karena zombie dalam PPZ ini cenderung manusiawi yang mengingatkan saya akan zombie dalam novel dan film warm bodies. Mungki bagi penonton yang suka film horror, film PPZ ini tidak seram sama sekali, namun bagi saya yang tak menyukai adegan kaget-kagetan, film ini tetap dapat kok rasa tegangnya. 

Untuk akting, Lily James cukup sukses membawakan Lizzy versi PPZ ini sebagai cewek yang tidak gampang tunduk sama pesona cowok. Untuk pemeran lain, standar saja menurut saya. Meski Sam Riley terbilang tampan, namun saya kurang mendapat kharismanya sebagai Mr Darcy yang sinis dan romantis (apakah memang Mr Darcy seperti itu?) namun aktingnya cukup berhasil sebagai zombie killer yang gahar dan tanpa ampun (terutama suara serak-seraknya). 

Eniwei, film ini suskses bikin saya mau membeli dan membaca buku aslinya , bukan buku PPZ lho. Tapi buku aslinya yang ditulis oleh Jane Austen. Dan yah, film ini sepertinya akan ada sekuelnya.

I enjoy the movie with 3 popcorns out of 5.


1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...