Jumat, 15 Maret 2013

DIVERGENT (DIVERGENT #1)

✮✮✮½
Judul Buku : Divergent
Pengarang  : Veronica Roth
Penerbit     : Mizan Fantasy (Mizan Group)
Penerjemah: Anggun Prameswari
Jumlah Halaman: 543 Halaman
Segmen: Remaja, Dewasa Muda
Genre: Dystopia, Science Fiction
Harga: Rp 41.300 (beli di www.mizan.com, promo 30% off)

"Kami yakin akan tindakan yang berani, dalam keberanian yang mendorong seseorang untuk membela yang lainnya." ~ Will, hal 235

"Tapi, kita hanya perlu membiarkan rasa bersalah itu menjadi pengingat agar kita menjadi lebih baik." ~ Four, hal 354

Jadi ceritanya :

Dengan bersetting di Chicago era setelah kehancuran akibat perang nuklir, sistem pemerintahan dan politik terbagi atas lima faksi yang dibuat berdasarkan sifat-sifat terbaik manusia, lima faksi tersebut adalah :

Amity : Bagi mereka yang cinta damai
Erudite : Bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan
Candor : Bagi mereka yang menghargai kejujuran dan tidak suka berbohong
Abnegation : Bagi mereka yang ingin membantu sesama dan tidak egois
Dauntless : Bagi mereka yang pemberani

Beatrice Prior berasal dari faksi Abnegation dan selama hidupnya dia diajarkan untuk selalu bertindak tanpa pamrih, tidak egois dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Namun selama ini Beatrice selalu merasa tidak yakin bahwa dia adalah seorang Abnegation, karena dia merasa dalam dirinya ada sifat egois yang justru sangat bertentangan dengan prinsip Abnegation yang tanpa pamrih. 

Sebelum upacara pemilihan, Beatrice di test terlebih dahulu untuk melihat faksi mana dia cocok, namun hasilnya sangat mengejutkan, karena Beatrice mempunyai sifat 3 faksi yaitu Abnegation, Erudite dan Dauntless yang juga menunjukkan dia seorang Divergent, yang menurut pengawas testnya, hal itu sangat berbahaya apabila sampai diketahui oleh orang lain dan menasehati Tris untuk menyimpan rapat-rapat rahasianya. 

Saat upacara pemilihan, Beatrice pun memilih untuk meninggalkan Abnegation dan bergabung bersama Dauntless dan mengganti namanya menjadi Tris. Setiap anak yang telah memilih faksi akan menjalani suatu ujian inisiasi dan baru benar-benar diterima oleh faksi-faksi tersebut apabila telah lulus ujian inisiasinya. Tris tak pernah mengira kalau ujian inisiasi Dauntless ternyata sangat berat, keras dan brutal. Namun pilihan Tris hanya dua, apabila ia mundur dan menyerah, maka dia akan menjadi factionless dan pilihan lainnya tentu saja berusaha sekuat tenaga untuk meyelesaikan inisiasi Dauntless yang kadang kejam dan tak kenal ampun. 

Kesan saya :

Jadi ini toh novel distopia yang heboh itu dan katanya memiliki cita rasa The Hunger Games. Yang kalau menurut saya ngga sepenuhnya tepat. Kalau menurut saya Divergent ini 3/4 cita rasa Harry Potter dan 1/4 cita rasa The Hunger Games. Mengapa saya bilang cita rasa Harpot? karena mungkin faksi-faksi di Divergent ini mengingatkan saya akan asrama-asrama di Hogwarts. Dauntless, alih-alih mirip Griffyndor, lebih mirip seperti Slytherin, karena pakaian mereka yang hitam-hitam dan markas mereka yang remang-remang gelap. Bahkan sifat dingin para Dauntless juga mengingatkan saya akan Slytherin. 

Kalau secara selera pribadi, saya lebih berharap Tris memilih faksi lain macam Erudite secara saya mungkin bosan akan faksi yang sifat kekuatannya lebih ke fisik, karena sepertinya latihan dan kekuatan fisik sudah terlalu sering dipakai dalam genre YA, namun saya rasa pengarang sengaja memilihkan faksi Dauntless untuk Tris agar kita mendapatkan kick-ass heroine yang bisa berantem dan tidak sampai menjadi Damsel in Distress yang bergantung pada heronya. 

Awal-awal saya sempat bingung saat baca-baca review mengenai Divergent, karena rasanya aneh melihat pemerintahan yang dibentuk berdasarkan prinsip 5 sifat terbaik manusia, karena  sifat dan karakteristik manusia itu kan jauh lebih rumit dan kompleks daripada sekedar, cinta damai, cerdas, jujur, ngga egois dan pemberani. Namun anggap saja 5 sifat faksi tersebut mewakili garis besar dari sifat positif manusia dan juga nantinya berguna dalam mencari pekerjaan yang cocok berdasarkan sifat faksi.

Oke, balik ke Tris dan Dauntless. Ternyata sifat pemberani bagi Dauntless itu  berarti tindakan nekad, kekerasan, penampilan ala punk dengan banyak tato dan tindikan di badan plus baju hitam. Waktu baca mengenai inisiasi Dauntless, saya langsung tau kalau faksi Dauntless itu ngga beres.  Dan karena itulah novel ini disebut Distopia, ada sistem yang tidak beres dan sebagian orang-orang yang tidak puas dengan sistem dan keadaan tersebut. Bukan cuma Dauntless saja, bahkan faksi lain macam Abnegation, dalam beberapa hal saya rasa sangat berlebihan dalam menjalankan prinsipnya (macam dilarang melakukan sesuatu yang sifatnya menyenangkan diri sendiri seperti bercermin untuk melihat penampilan). Sedangkan Erudite, yah saya belum terlalu mendalami Erudite secara dibuku pembahasannya juga ngga banyak, selain daripada mereka berusaha membuat diri mereka terlihat pintar dengan memakai kacamata dan Tris menggambarkan mereka sombong dan serakah. Saya rasa negatifnya Erudite, mungkin karena mereka menganggap diri mereka sekumpulan orang cerdas, maka mereka berpikir bisa manipulatif terhadap faksi lain. Highlight to view spoiler jadi dari sini kita bisa mengambil kesimpulan kalau permasalahan faksi-faksi ini adalah pengertian Erudite, Abnegation, dan Dauntless yang dalam cerita ini diartikan secara dangkal dan lebih digambarkan sebagai tampilan luar.   Untuk Amity dan Candor, saya belum tau karena baru akan dibahas di buku berikutnya, Insurgent.

Secara karakter, Divergent, oke-oke saja menurut saya, saya tidak merasa suka atau benci tapi biasa saja (tidak merasa empati maupun simpati) dan tidak berkesan apa-apa, namun justru saya menangkap kesan tidak konsisten dari cara pengarang menggambarkan Tris dan Four. Terutama Tris yang penggambarannya tidak konsiten, sebentar rapuh, sebentar kuat, sebenar dendam, sebentar simpati. sebentar kangen keluarga, sebentar senang meninggalkan rumah, yah mungkin maksud pengarang Tris ini emosi dan pikirannya labil karena terlalu banyak mikir ini dan itu. Sedangkan Four ini sebentar hot dan sebentar cold, mungkin maksud pengarang karena Four ini harus memainkan kartunya dengan baik sebagai pacar Tris sekaligus instrukturnya. Four ini sedikit mengingatkan saya sama Dimitri dari Vampire Academy-nya Richelle Mead, mungkin karena sama-sama pengajar dan love interest dari heroine-nya. 

Untuk karakter lain highlight to view spoiler sebenarnya saya agak menyayangkan fungsi mereka yang hanya sebatas pengisi hari-hari Tris selama inisiasi Dauntless. Saya suka Albert yang rapuh dan saya sempat mengira kalau dia itu gentle giant tapi ternyata saya salah, karena pengarang membunuh karakternya dan agar pembaca tidak merasa simpati, pengarang membuatnya melakukan perbuatan tercela. Sedangkan dua teman Tris yang lain, Christina dan Will, tadinya saya berpikir, mereka ini akan menjadi Ron dan Hermione-nya Tris (Christina sebagai Ron dan Will sebagai Hermione) ternyata lagi-lagi pengarang tega membunuh salah satunya dan cara matinya pun begitu saja. Padahal akan seru kalau Tris, Christina dan Will tetap bersama secara mereka berasal dari latar belakang faksi yang berbeda-beda. 

Sekarang untuk cerita atau story arc buku pertamanya. Saya suka cara pengarang menuturkan ceritanya yang membuat saya selalu penasaran akan halaman berikutnya, hanya saja cara pengungkapan misteri atau story arc-nya menurut saya agak predictable. Yaitu mengenai 1. highlight to view spoiler  Apa itu Divergent? yang bila pembaca cukup jeli maka akan menyadarinya saat ujian inisiasi Tris tahap 2. Karena disini dikatakan kalau Divergent itu bisa memanipulasi simulasi  dan lebih diperjelas saat Tris tak sengaja mencuri dengar pembicaraan Eric dan Jeanine, yang menyebut Divergent sebagai pemberontak (hal 313) . Dan simulasi ini diberikan lewat suntikan serum. Bagi mereka yang Divergent maka mereka tidak terpengaruh oleh simulasinya dengan kata lain para Divergent ini memiliki keistimewaan berupa immune atau kekebalan terhadap serum pengendali otak yang diciptakan oleh faksi Erudite. 

Yang ke-2. highlight to view spoiler perang antar faksi atau lebih tepatnya saat faksi yang satu tidak puas dengan faksi lain yang memimpin mereka. Awalnya saya kira Dauntless yang akan mengkudeta pemerintahan Abnegation secara Dauntless ini ibaratnya militer atau departemen pertahanan, jadi mereka yang paling punya modal(skill, fisik, senjata) buat memberontak, namun ternyata Dauntless di sini lebih cenderung fisik gede tapi otak gampang dimanipulatif. Jadi musuh atau faksi antagonis disini adalah Erudite alih-alih Dauntless. 

Overall, Divergent buku yang bagus, mungkin beberapa plot dalam buku memang masih perlu dipertanyakan tapi saya rasa tidak ada buku yang sempurna. Veronica Roth membangun ceritanya dengan baik dan bisa membuat pembacanya penasaran, sehingga saya tidak menemui kendala kebosanan yang bikin saya lambat baca atau menunda-nunda untuk melanjutkan, bagi saya itu saja sudah mendapat 3 bintang. Sedangkan 1/2 bintang lagi karena buku ini memiliki cukup banyak kutipan-kutipan menarik serta element ketegangan dan emosi yang tidak datar. 

Dan sudah pasti saya akan membaca sequel lanjutannya Insurgent. 

4 komentar:

  1. Bisa jadi panduan buat nonton filmx maret besok nih resensinya,

    http://duniawawasanku.blogspot.com/2014/02/film-baru-divergent.html

    BalasHapus
  2. sayang seri berikutnya makin ga jelas

    BalasHapus
  3. waks... Insurgent paling rada nyebelin menurutku dari empat novel Veronica Roth... rada bertele2 dan la la... mungkin karena yang insurgent bacanya versi pdf inggris jadi kerasa banget feelnya nyebelinya...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...