✮✮✮½
Judul Buku : The Strange Case of Dr. Jeckyll and Mr Hyde
Pengarang : Robert Louis Stevenson
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Siapa di sini yang ngga pernah dengar kisah klasik terkenal tentang seseorang dengan kepribadian ganda yang saling bertolak belakang? Sejujurnya saya sering mendengar mengenai pepatah, "sebentar dia jadi Jekyll yang baik dan sebentar jadi Hyde yang jahat." Meskipun saya belum pernah baca buku ini, namun dari judul dan sinopsisnya saya sudah tau gambaran ceritanya secara umum, yaitu tentang konflik batin seseorang antara pribadinya yang baik vs pribadinya yang jahat.
Dan memang begitulah cerita dalam buku ini, hanya saja buku ini diramu lewat penuturan ala detektif dan misteri. Saya tidak akan membuat ringkasan ceritanya karena bukunya sendiri pendek, cuma 128 halaman, jadi membuat ringkasan sama saja menceritakan seluruh isi kasusnya.
Saya ngga akan bahas apa itu multiple personality disorder, karena kalau saya bahas itu, nantinya review saya akan berubah menjadi kuliah psikologi. Tapi saya lebih melihat mengenai pergulatan atau konflik batin manusia antara kebebasan dan batasan moral.
Sebagai manusia kita semua punya berbagai macam konflik batin saat dihadapkan pada pilihan antara mengikuti kemauan pribadi atau mengalah demi hal lain. Mau enaknya aja atau memikirkan orang lain juga. Antara egois atau kerelaan berkorban. Nah sekarang bagaimana kalau semua itu bisa dipisahkan? Selama manusia masih mematuhi moralitas yang ada, mereka masih bisa dikontrol. Tapi ada kalanya manusia bermimpi di mana mereka bisa bebas melakukan semua yang mereka sukai tanpa harus berpikir mengenai batasan moral atau bebas bertindak sesuka hati tanpa takut tuntutan hukum atau pandangan masyarakat.
Saya pun kadang dalam keinginan tergelap saya pernah terlintas bisa bertindak kejam dan membalas dendam terhadap mereka yang pernah menyakiti saya, apakah itu membalas mereka secara verbal atau fisik atau hal-hal lain yang bisa membuat mereka merasakan apa yang telah saya rasakan akibat perbuatan mereka, namun pada akhirnya suatu hal yang disebut moralitas, agama, karma dan juga mungkin harga diri untuk tidak terjatuh dalam level yang rendah membuat saya dan juga mungkin manusia lain yang waras untuk membuang semua pemikiran tersebut dan menjalaninya sebagai bagian dari pengalaman hidup.
Nah sekarang balik, ke pertanyaan di atas, bagaimana kalau karakter kita bisa dipisahkan antara yang positif dan negatif. Terutama untuk karakter yang negatif, pasti enak rasanya bisa lepas melampiaskan semua nafsu dan dendam yang selama ini terpendam karena batasan moral dalam diri kita. Hanya tanpa disadari semakin kita nyaman dengan hal itu, semakin hal tersebut menjadi karakter asli kita. Because every human have their own's demon and is it up to you how you can keep the seal of your own's demon.
Hehehe, sejujurnya saya rada bingung bagaimana bikin review buku ini, jadinya malah terkesan sok filosofi. Mungkin yang agak kurang di buku ini adalah fisik Mr Hyde. Maksud saya, kenapa orang jahat fisiknya harus digambarkan jelek? maksud saya sangat stereotype, sama seperti stereotype kalau cowok melambai itu pasti gay.
PS : Tadinya saya mau masukkan buku ini ke dalam reading challenge tentang nama tapi berhubung jumlah halamannya terlalu tipis (cuma 128 halaman) akhirnya batal.
Dan memang begitulah cerita dalam buku ini, hanya saja buku ini diramu lewat penuturan ala detektif dan misteri. Saya tidak akan membuat ringkasan ceritanya karena bukunya sendiri pendek, cuma 128 halaman, jadi membuat ringkasan sama saja menceritakan seluruh isi kasusnya.
Saya ngga akan bahas apa itu multiple personality disorder, karena kalau saya bahas itu, nantinya review saya akan berubah menjadi kuliah psikologi. Tapi saya lebih melihat mengenai pergulatan atau konflik batin manusia antara kebebasan dan batasan moral.
Sebagai manusia kita semua punya berbagai macam konflik batin saat dihadapkan pada pilihan antara mengikuti kemauan pribadi atau mengalah demi hal lain. Mau enaknya aja atau memikirkan orang lain juga. Antara egois atau kerelaan berkorban. Nah sekarang bagaimana kalau semua itu bisa dipisahkan? Selama manusia masih mematuhi moralitas yang ada, mereka masih bisa dikontrol. Tapi ada kalanya manusia bermimpi di mana mereka bisa bebas melakukan semua yang mereka sukai tanpa harus berpikir mengenai batasan moral atau bebas bertindak sesuka hati tanpa takut tuntutan hukum atau pandangan masyarakat.
Saya pun kadang dalam keinginan tergelap saya pernah terlintas bisa bertindak kejam dan membalas dendam terhadap mereka yang pernah menyakiti saya, apakah itu membalas mereka secara verbal atau fisik atau hal-hal lain yang bisa membuat mereka merasakan apa yang telah saya rasakan akibat perbuatan mereka, namun pada akhirnya suatu hal yang disebut moralitas, agama, karma dan juga mungkin harga diri untuk tidak terjatuh dalam level yang rendah membuat saya dan juga mungkin manusia lain yang waras untuk membuang semua pemikiran tersebut dan menjalaninya sebagai bagian dari pengalaman hidup.
Nah sekarang balik, ke pertanyaan di atas, bagaimana kalau karakter kita bisa dipisahkan antara yang positif dan negatif. Terutama untuk karakter yang negatif, pasti enak rasanya bisa lepas melampiaskan semua nafsu dan dendam yang selama ini terpendam karena batasan moral dalam diri kita. Hanya tanpa disadari semakin kita nyaman dengan hal itu, semakin hal tersebut menjadi karakter asli kita. Because every human have their own's demon and is it up to you how you can keep the seal of your own's demon.
Hehehe, sejujurnya saya rada bingung bagaimana bikin review buku ini, jadinya malah terkesan sok filosofi. Mungkin yang agak kurang di buku ini adalah fisik Mr Hyde. Maksud saya, kenapa orang jahat fisiknya harus digambarkan jelek? maksud saya sangat stereotype, sama seperti stereotype kalau cowok melambai itu pasti gay.
PS : Tadinya saya mau masukkan buku ini ke dalam reading challenge tentang nama tapi berhubung jumlah halamannya terlalu tipis (cuma 128 halaman) akhirnya batal.
Ahh, review kedua tentang buku ini dr posbar BBI. jadi penasaran deh. tipis pula bukunya :D
BalasHapuskalau aku punya tanpa sinopsis sama sekali teh Astrid, lebih ke pandanganku aja.
Hapus