Minggu, 18 Januari 2015

EKSPEKTASI: HARAPAN PEMBACA SAAT MEMBELI BUKU | OPINI BARENG


Mulai tahun 2015 ini, pada setiap bulannya BBI ada penambahan tema baru untuk posbar, yaitu opini. Untuk bulan Januari ini, tema opininya adalah ekspektasi.

Jujur, saya sempat bingung mau menulis apa mengenai ekspektasi ini, karena ekspektasi itu sendiri artinya sangat luas. Ekspektasi ini awalnya saya mau tulis  mirip dengan Dare To Say-nya Chei tentang pembahasan overrated atau underrated suatu buku. Namun setelah melihat beberapa postingan BBiers, ternyata pembahasan ekspektasi yang dimaksud lebih luas. Seperti Kubikel Romance yang membahas ekspektasi film-film yang diangkat ke dalam buku atau yang paling umum, harapan kita akan suatu buku. 

Pembahasan saya kali ini mungkin tidak akan membahas suatu buku tertentu tapi lebih kepada ekspektasi apa yang membuat seorang pembaca ingin membeli suatu buku. Kalau untuk saya pribadi yang memutuskan saya ingin memiliki suatu buku adalah:

Desain sampulnya atau covernya. Jangan percaya dengan pendapat Don't judge a book bt its cover. Kenyataannya selama saya bergabung dengan BBI, desain sampul itu sangat penting dan cukup menentukan apakah pembaca mau membeli bukunya atau tidak karena coverlah yang pertama kali dilihat pembaca dari suatu buku. Contoh, novel Eleanor & Park itu masuk wishlist saya dan saya senang saat tahu kalau buku tersebut akan diterjemahkan. Namun saat melihat desain sampul versi terjemahannya, saya langsung tepok jidat karena ngga banget deh. Novel lain yang masuk bad translation book covers adalah Legend by Marie Lu. Padahal 2 buku itu cover aslinya keren, tapi terjemahannya sukses bikin saya melongo sambil bilang WTF #hush dan cover yang jelek bisa membuat pembaca lebih memilih buku importnya ketimbang terjemahannya. Memang lebih mahal tapi bagi seorang pembaca dan pengoleksi buku, kepuasan lebih penting (dan salah satu alasan saya lebih memilih Eleanor & Park versi asli).
(Kiri) versi asli, (kanan) versi terjemahan.
(Kiri) versi asli, (kanan) versi terjemahan
Sebaliknya kalau covernya menarik meski ceritanya biasa-biasa saja bahkan cenderung "yah githu deh", saya biasaya tetap beli, contohnya Bliss Bakery. Saya akui, saya ini emang banci soal cover.


BTW, selain itu pembaca juga terkadang sebal kalau melihat desain sampul yang tak sesuai dengan maksud ceritanya alias sok sexy, padahal kenyataannya ceritanya tidak sexy dan target pembacanya juga untuk pembaca muda. Ini kejadian pada buku Ilona Andrews dan yang terbaru pada novel Angelfall (cek reviewnya di sini). 

(Kiri) cover asli dan (kanan) cover terjemahan
Penerbit lokal tampaknya berusaha keras membuat cover yang sexy dengan tujuan menarik pembaca perempuan. Padahal tidak semua pembaca perempuan menyukai sampul cowok bertelanjang dada. Terlebih buku ini targetnya Young Adult atau remaja, karena desain sampul cowok telanjang dada memberi kesan kalau buku ini adalah novel romance atau yang lebih parah bisa disangka buku kipas (cek arti buku kipas di cakrawala gelinjang) #bantupromosi. Padahal adegan romance di Angelfall itu sedikit banget dan itu pun cuma sebatas cipokan doang, sisanya action, horror dan adegan sadis yang jauh dari romantis. 

Sinopsis dan review. Kalau sampul sudah oke, saya biasanya akan mencari sinopsis ceritanya dan melihat pendapat dari orang-orang yang sudah membaca buku tersebut. Meski bisa saja hal ini salah. Sinopsis sudah menarik, review bagus dan endorsement juga bagus, lantas apakah buku tersebut juga bagus? Kalau ini jawabnya tergantung selera masing-masing pembaca. Tahun 2014 kemaren, saya merasa selera saya anti-mainstream karena banyak buku yang saya baca tidak sesuai dengan penilaian banyak orang atau ekspektasi saya. Dari sini saya sadar, kalau saya tidak suka pada suatu buku belum tentu lantas bukunya jelek, bisa saja karena ceritanya ternyata bukan selera saya. Jadi menurut saya seorang penulis tidak perlu down apalagi marah bila beberapa pembacanya memberi bad review karena memang tidak ada review yang obyektif. Penulis sekelas J.K. Rowling atau John Green saja tetap mendapat review buruk dari beberapa pembacanya. You can't satisfy anyone.

Harga. Oke, kalau harga mungkin itu tergantung kondisi keuangan atau budget dari masing-masing pembaca. Namun saat harga buku terjemahan nyaris mendekati harga buku import, beberapa pembaca terpikir untuk, "mengapa tidak sekalian saja beli buku importnya." Tapi intinya pembaca pun akan berpikir dan membandingkan apakah suatu buku sudah sesuai dengan harganya? "Worth it kah buku setebal itu harganya semahal itu?" Biasanya soal harga ini bisa diakali dengan diskonan. Misal untuk buku-buku GPU, saya akan menunggu saat mereka promo diskon 30% baru saya beli buku-bukunya. Untuk buku-buku grup Mizan, saya selalu menunggu saat IBF (International Book fair) atau JBF (Jakarta Book Fair), karena diskonnya bisa sampai 50%. Karena itu jangan heran kalau buku dengan review jelek tetap ada yang membeli sepanjang harganya murah, misal goceng atau ceban. Heheheh

Pengarang. Ini balik ke selera pribadi. Misal, karena saya penggemar buku-buku J.K. Rowling, saya pasti akan memutuskan untuk membelinya, meski reviewnya biasa saja, karena J.K.R adalah pengarang favorit saya. 

Segitu saja mengenai ekspektasi, silakan kalau mau menambahkan :D

6 komentar:

  1. Ahh,, sependapat deh kalo sama cover buku. Apalagi yang Eleanor & Park, berasa diterbangin tinggi-tinggi terus di banting ke tanah, tahu ngga. Udah seneng-seneng diterjemahin malah covernya engga banget. Itu penerbit bikin kesel deh sumpah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah, karena penerbit ngasal waktu cetak cover

      Hapus
  2. Memang bikin gemes deh itu kover2 yang jatohnya bikin ilfil padahal bukunya keren! Yg bikin aq syok ya TFiOS. Mbok ya meng-hire desainer kover yang gk asal tempel2 gmbar saja ya >_<

    Btw nice post, Lina :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Dani. TFIOS yg terjemahannya pertama kali keluar juga bikin tepok jidat. Aku juga masukin dalam kaleidoskop top 5 worst cover.

      Hapus
  3. "Padahal tidak semua pembaca perempuan menyukai sampul cowok bertelanjang dada" Setuju nih kak, soalnya saya termasuk salah satu perempuan itu hahaha *Hi5*

    BalasHapus
  4. Ugh, aku kena jebakan tuh yang Eleanor & Park, biasanya aku gak beli buku lihat sampulnya aja sih, udah berbaiksangka aja buku terjemahan Eleanor & Park gak seaneh sampulnya, tapi ternyata terjemahannya juga.
    Aku bahas ini justrru di hal-hal yang jadi pertimbangan untuk beli buku, kalau ekspektasi aku ngambil subtema film dan buku^^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...