Sabtu, 31 Agustus 2013

ARASSI

✭✭
Judul Buku : Arassi (Kumpulan Cerpen Fiksi Fantasi dari Pemenang Lomba Sayembara UFUK)
Penulis : Various
Penerbit : UFUK Fiction
Jumlah Halaman : 245 Halaman
Segmen : Remaja
Tahun Terbit : Januari 2013
Harga : Rp 31.450 (15% off from 37.000, bought at www.bukabuku.com)

Jadi ini adalah kumcer fantasi lokal ke-3 yang saya baca di bulan Agustus. Namun tidak seperti 2 buku sebelumnya, kali ini saya merasa agak kecewa dengan bukunya. Lebih tepatnya beberapa cerpennya yang menurut saya eksekusinya sangat poor (IMO). Langsung saja saya mulai dan sekalian penjelasan mengenai rate yang saya pakai untuk menilainya :
  • Exceed Expectation (E) artinya cerita cukup baik, plotnya terstruktur, gaya bahasa mudah dimengerti dan yang terutama saya tetap bisa mengingat ceritanya sesudah saya selesai membacanya. Istilahnya cukup well written deh
  • Acceptable (A) artinya cerita dan plot sudah oke, penuturannya mudah dipahami hanya saja seharusnya cerita bisa lebih baik. 
  • Poor (P) artinya cerita lemah, penuturannya ngejelimet (please CMIIW the spelling), plot ngga rapih karena terlalu banyak adegan kutu loncat. Dengan kata lain, cerpen perlu ditulis ulang
Troll? yah saya tergelitik untuk memberikan nilai itu, tapi sudahlah, bagaimana pun sekiranya bagi yang sudah mencoba menulis, selesai, dan mengirimkannya ke penerbit, apa pun hasilnya, menurut saya tidak selayaknya diberi nilai T. 

Pertama : Cover
Sepertinya UFUK gemar sekali memakai kaver yang berbau malaikat. Mungkinkah ini karena seri terbitan UFUK yang mengandung unsur malaikat laris manis (Halo, Hush.Hush)? yah bisa jadi, karena biasanya pembaca (terutama cewek) selalu suka sama mahluk-mahluk fantasi yang berbau malaikat. Mungkin karena penggambaran malaikat itu cantik, tampan, bersayap, apalagi kalau malaikat cowoknya bertelanjang dada dan six pack pokoknya keren githu lah.  

OR NO


Lalu hmmm, lho kok ngga ada daftar isi? mana daftar isinya? #BolakBalikHalaman, yah terpaksa buka per bab deh. 

1. Nora Antoine, penulis Icha Azania.
Nggg, saya bingung sama ceritanya. jadi si tokoh sudah tau kalau dia akan xxx. Trus kemudian dia ditaruh dalam sebuah tempat yang mirip sekolahan. Saya merasa cerpennya rada aneh saja sih. Seperti berusaha menggabungkan unsur time travel dan high school setting, ngga masalah sih selama eksekusinya wajar, cuma yang ini terkesan maksa gitu. Plotnya juga terasa kurang sinkron sama ceritanya.  Terlalu banyak editing kah?
Rate : Poor

2. Kembali, penulis Sani Nurahayu.
Tema nya sih klise dan agak mirip sama salah satu tema dari FF 2011. Tapi yang saya permasalahkan bukan tema klise tapi pengemasannya. Sejak awal cerpen sudah dibuka dengan tone mellow si tokoh utama, entah apa karena memang karakternya datar atau penuturannya yang melankolis. O ya cuma saya bingung sama adegan yang kekasihnya suka menggoda sepanjang perjalanan waktu berkendara di motor, apa ngga bahaya yah naik motor sambil menggoda orang yang dibonceng? Orang misterius itu siapa? Everything feels so flat. 
Rate : Poor

3. 83845, penulis Angela Oscario.
Cerpen bertema dystopia. Secara penuturan sudah cukup enjoyable. Suasana depresi ala dunia dystopia juga langsung tersampaikan ke pembaca. Cuma yah, saya lebih suka kalau ceritanya nggak ada unsur romens sama sekali. Misal dia hanya ingin bebas dan penasaran akan dunia di luar sana. Trus siapa yang mengajari membaca dan memberikan buku harian? Cukup berpotensi untuk berkembang kalau saja plotnya dipoles lebih dalam. 
Rate : Acceptable 

4. Biru, penulis Nastiti Denny.
Sebenarnya tokoh utama di sini itu siapa sih? Setelah dikisahkan mendapatkan item berharga itu, Marta bermaksud menggunakan item berharganya untuk rencana A, tapi ternyata dipakai untuk tujuan B, terus untuk rencana C terus tahu-tahu semuanya bersih dalam sekejap. Hmmm, tapi kok kesannya repot dan ribet banget yah. Sepertinya penulis terlalu  memikirkan banyak cerita waktu menulis cerpen ini. Ceritanya sudah klise, pengemasannya juga klise. 
Rate : Poor

5.  Mutiara Mimosa, penulis Chen-Chen.
Ini salah satu yang paling aneh dan buruk. Rasanya seperti membaca cerita abstrak. Gaya bahasanya bermaksud puitis dengan kalimat berbunga-bunga, tapi jatuhnya malah menjadi jargon-jargon yang bikin kening berkerut. Juga banyak narasi ngga penting yang tidak memberikan pengaruh bagi jalan cerita. Selain itu saya benar-benar tidak mengerti ceritanya tentang apa? questnya tentang apa? tujuannya apa? Sama sekali tidak ada struktur dalam plotnya. Lalu ada kalimat aneh, misal, "Pada musim dingin, suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius." Mungkin musim dinginnya berbeda, I dunno. 
Rate : Poor 

6. Wina The Witch, penulis Ria Tumimomor.
Ceritanya sangat teenlit. High school setting, wannabe popular genk, naksir cowok. Untung penuturannya masih enak dibaca walau saya bingung, apa maksud dari ceritanya. No offense, but the story it's forgettable. 
Rate : Poor 

7. Apa Arti Kebebasan? penulis Susanty Tandra.
Salah satu cerpen yang cukup enjoyable dari segi penuturan dan cerita. Adegan actionnya cukup ditunjukkan dengan baik dan terarah. Mulai dari kejar-kejarannya sampai endingnya. Entah mengapa tema sains fiksi ini agak mengingatkan saya sama buku ini
Rate : Acceptable

8. Gelang Lelyard, penulis Alexia DeeChen.
Yah sebenarnya sih tema ceritanya klise mirip sama Solomon Ring. Tapi penulis mengemasnya dengan plot yang rapih dan teratur. Penuturan pun lugas tanpa melupakan detil yang perlu jadi cerita terasa padat terisi meski hanya dibatasi beberapa halaman saja. 
Rate : Exceed Expectation
 
9. Jack & Unicorn, penulis Rickman Roedavan.
Ceritanya simpel, plotnya juga linear. Gaya bahasanya sederhana. Saya rasa cocok untuk cerita anak-anak juga. Ceritanya sudah ketebak sih endingnya bakal bagaimana. Rupanya ini kali kedua saya membaca karya penulis, tampaknya settinngnya masih berhubungan dengan universe dari cerpen yang sebelumnya.
Rate : Acceptable

10.  Jantung Naga, penulis Feby Anggra
Another familiar name for fantasy author, so I think the story should decent at least. Mulanya saya kira cerita ini akan seperti cerita lain yang serius dan kelam. Tapi ternyata di pertengahan, cerita berubah menjadi komedi. Yah lumayan lah, it's just like breath of fire, I mean breath of fresh air. Ceritanya sendiri standar, tapi cukup menghibur.
Rate : Acceptable. 

11. Malaikat Pemberi Luka, penulis Ginanjar Teguh Iman
Waduh, multiple 1st person POV. Walau agak membingungkan sepanjang membacanya, karena saya harus tebak-tebak, siapa narasi siapa. Tapi secara keseluruhan saya paham sih sama ceritanya. Yah kalau suka sama kalimat-kalimat galau, sendu, melankolis, dan agak puitis mungkin bakal suka sama cerpen ini. Tapi berhubung saya selalu mengharapkan hal lebih dari setiap tema Angel daripada sekedar romens, jadi....
Rate : Poor

12. Ray of Light, penulis Fay Shalamar
Saya baca cerita ini kok berasa rempong. Sama seperti cerpen no. 4, berasa alurnya berkelok-kelok padahal intinya sederhana. Terus yang menggangu itu adegan atau kata-kata yang lebih cocok untuk video game, comic atau anime tapi dituang secara mentah-mentah oleh penulis. Padahal konseptual novel itu berbeda dengan video games. Dan memaksakan suatu hero's journey dalam cerpen 2000-an kata. Please, just no. 
Rate : Poor

13. Sang Pemanah Fajar, penulis Alfian Daniear
Pembukaan awal cukup menarik, sayang eksekusi ke titik permasalahan itu seperti kebingungan. Kalau memang mau perang, beritahukan saja sejak awal, terus buat heronya mencoba menyelamatkan atau memperingatkan seseorang akan perang itu. Saya rasa itu lebih reasonable. In the end, it's feel nothing. 
Rate : Poor

14. The Jin, penulis Aoi Shinji dan Shine Cyrus
Kenapa hanya cerita dengan tema jin saja yang paling mendingan di kumcer ini? Saya suka sama karakter-karakternya. Baik itu si jin yang tidak sabaran, sang kakak yang tegas dan tentu saja sang adik yang polos. Penuturan ceritanya sudah oke. Ide ceritanya juga agak berbeda dari ide cerita pemanggilan jin pada umumnya. Endingnya kok githu yah ._.
Rate : Exceed Expectation

15. Arassi, penulis Anggari Purnama Dewi
Diletakkan di akhir cerita, dan karena judul yang dipakai di cerpen juga merupakan judul yang dipakai di kaver utama, saya berasumsi, mungkinkah ini pemenangnya? Dan ceritanya disimpan terakhir dengan maksud save the best for the last? Sayangnya selesai saya membacanya, saya malah menjadi jengkel dengan semua tema malaikat dan cinta yang dibahas dalam buku. Entahlah, mungkin saya sudah capek membaca tema malaikat yang jatuh cinta. Padahal sepertinya cerita ini mempunyai jumlah halaman yang paling tebal dibanding cerpen lain, tapi ceritanya tidak jauh-jauh dari malaikat yang ingin merasakan cinta. I think if the story is just romance without the whole angel things, I might be like it. No need Angel, there are a lot of human who are not ready to fall in love even though they have found the right person. Yah, tapi saya coba obyektif. Gaya bahasa, standar. Cerita, standar. 
Rate : Acceptable

Sekarang akumulasi :
2 E + 5A + 8P = 3 STARS

E = 8
A = 6
P = 4

Khusus yang A (Acceptable) ada beberapa A+ sebenarnya. 

Lalu soal ilustrasi dalam halaman-halaman bukunya, saya tidak tahu diambil dari mana, sepertinya dari internet atau deviantart seseorang, biasanya saya suka sama ilustrasi, tapi untuk kali ini justru terasa disturbing dan terlihat maksa. Menurut saya, lebih baik tidak usah ada ilustrasi sekalian. 

Akhir kata, sayang sekali dibandingkan FF, kumcer di sini agak down. Saya tidak tahu apakah hal ini disebabkan keterbatasan jumlah kata (yang kurang lebih 2000-an kata jadi terpaksa banyak cerita yang diedit dengan sadis dan menyebabkan plot yang kurang nyambung) atau memang fiksi fantasi butuh ditangani orang-orang yang memang betul-betul paham dan mengerti bagaimana cara menilai fikfan? Meskipun suatu cerita itu fantasi dan memakai logika ala fantasi, tetap perhatikan hal-hal yang membuat cerita menjadi reasonable dan believable.  (I'm talking about the stories I rate poor)

4 komentar:

  1. loh aku kira yang ikutan beginian biasa nulis fanfic (?)

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh, UFUK adain sayembara menulis cerpen bertemakan fantasy dan 15 finalis yg terpilih, karyanya akan diterbitkan dalam bentuk kumpulan cerpen.

      Hapus
  2. Chen-Chen penulis darimana ya? Cerpennya dimuat di Majalah GOOD HOUSEKEEPING bulan ini (mei 2014).

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu nama penanya saja. Tidak tahu apakah Chen Chennya sama.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...