Rabu, 30 Oktober 2013

BOOK REVIEW: ALANNA - SONG OF THE LIONESS (SONG OF THE LIONESS #1)


★★★
Judul Buku: Alanna - Song of The Lioness 
Pengarang: Tamora Pierce
Penerbit: Ufuk Press
Penerjemah: Leinofar Bahfein
Jumlah Halaman: 312 Halaman
Segmen: Remaja, Anak-anak
Genre: Fantasi, High Fantasi

Pada suatu hari :

Hiduplah sepasang anak kembar. Yang laki-laki bernama Thom dan yang perempuan bernama Alanna. Meskipun kembar Thom dan Alanna memiliki sifat dan cita-cita yang sangat berbeda. Thom lebih suka sihir dan bercita-cita untuk menjadi penyihir hebat, sedangkan Alanna lebih suka olahraga fisik seperti berkuda dan memanah dan juga bercita-cita menjadi seorang kesatria atau pejuang wanita. 

Sayangnya, ada suatu peraturan di dunia tempat Thom dan Alanna tinggal. Peraturan itu mewajibkan setiap anak-anak kaum ningrat yang sudah berusia 10 tahun dikirim ke suatu tempat untuk menjalani pelatihan.  Anak laki-laki dikirim ke istana untuk dilatih fisik seperti bela diri dan berpedang agar menjadi kesatria. Sedangkan anak perempuan dikirim ke konvensi untuk belajar tata krama agar bisa menjadi seorang lady. 

Masalahnya si kembar memiliki keinginan yang sangat bertentangan dengan peraturan tersebut. Thom tidak suka latihan fisik dan lebih suka sihir, sementara Alanna sangat suka latihan fisik dan ingin menjadi pejuang wanita. Akhirnya Alanna memutuskan untuk bertukar tempat dengan saudara kembarnya dengan menyamar sebagai anak laki-laki. 

Sesampainya di istana, Alanna langsung menjalani pelatihan sebagai kesatria. Mula-mula Alanna akan menjadi asisten bangsawan, lalu saat umurnya 14 tahun ia akan menjadi pengawal kesatria, dan saat usianya menginjak 18 tahun barulah ia akan dilantik menjadi kesatria. 

Tapi ternyata pelatihan sebagai kesatria tidak segampang yang Alanna bayangkan. Karena ia ditempa dengan berbagai macam tugas berat yang membuat Alanna terkadang ingin menyerah. Jadi sanggupkah Alanna menjalani pelatihannya untuk menjadi seorang pejuang wanita?

Mengapa 3 bintang?
Karena
  1. Too much tell. Dari segi plot buku ini lumayan enak dibaca. Masalahnya saya tidak suka penuturan pengarang yang lebih banyak tell, tell and tell. Sedangkan salah satu pelajaran penting dalam mengarang atau menulis kreatif adalah 'show it, don't tell'. Terlepas apakah memang hal tersebut sengaja dimaksudkan penulis, mengingat segmen buku ini lebih untuk anak-anak (maksudnya supaya kalimatnya nggak terlalu ribet). Tapi saya rasa penceritaannya akan terasa lebih seru apabila penulis lebih banyak menggunakan show daripada tell (lagian anak-anak sekarang pada pintar-pintar kok). Contoh penggunaan 'tell' pada hal. 134: Alanna mendinginkan ramuan yang dibuatnya, lalu meneteskannya ke tenggorokan Jonathan. → Saya sedang membayangkan cara Alanna 'mendinginkan' ini bagaimana? apa ramuannya dicemplungin es batu, atau dikipas-kipas, atau ditaruh dekat jendela supaya kena hembusan angin. 
  2. Too perfect character. Kalau ini mungkin lebih ke masalah selera. Tapi saya merasa Alanna terlalu sempurna untuk anak berumur pra-remaja. Penulis membuat orang dewasa terlihat bodoh dalam buku ini. Sepertinya hampir semua masalah bisa diatasi oleh Alanna sendiri. Mulai dari saat Alanna menolong Coram yang hampir jatuh dari kuda, melakukan tindakan pertama untuk menyelamatkan Jon, lalu menolong Jon dari kematian, dll.
  3. Too much coincidence. Lagi, apakah karena ini buku anak-anak, jadi segala sesuatunya dibuat jadi serba mudah. Mulai dari Alanna kebetulan dipilih oleh Dewi Pertiwi (saya nggak masalah sih sama ide cerita the choosen one tapi tetap kasih alasan kenapa githu). Alanna bisa langsung disukai George secara tiba-tiba, padahal George katanya tidak suka dengan kaum bangsawan. Lalu Alanna tidak sengaja bisa membuka ruang bawah tanah, lalu Alanna kebetulan menemukan pedang yang pas untuknya. Lalu Alanna tiba-tiba mendapat suntikan kekuatan. Bahkan  di halaman 268, ada kalimat, 'Sebelum subuh, Alanna mendadak terbangun." Yup, semua serba kebetulan mendadak. 
  4. Saya benci dengan ringkasan di cover belakang buku (saya tahu ini lebih karena ulah penerbit lokal). Lebih tepatnya ada 1 kalimat yang bikin saya jengkel yaitu, "Kepada siapakah akhirnya pilihan hatinya bermuara, Pangeran Jonathan ataukan George yang selalu setia membantunya?" FYI, buku ini tidak ada romens kok. Mungkin tanda-tanda ke arah sana ada, tapi sangat sedikit dan hanya tanda-tanda. Satu gadis dan 2 anak laki-laki, tipikal YA. Tapi masalahnya hal tersebut bahkan tidak ada dalam buku (dan saya lega karena tidak ada), jadi mengapa harus ikut-ikutan diangkat? 
  5. Typo hal. 135 : Timom, harusnya Timon. Lalu hal. 241, orang-orang kan belum tahu kalau Alanna itu perempuan, tapi mereka malah memanggilnya 'Alanna' alih-alih Alan. 
Mungkin seandainya saya lebih muda, katakan saja ABG #KanEmangUntukABG mungkin saya bisa kasih rating buku ini lebih tinggi. Inti ceritanya sih sederhana, tentang kesetaraan gender. 

Memorable quote :
"Kau ingin ini. Kau ingin itu. Di sini memang berbeda. Inilah yang disebut 'disiplin'. Kau tidak bisa berbuat seenaknya. Kau harus belajar berdisiplin." ~hal. 64
"Kita, kaum bangsawan, diajarkan untuk menerima segala sesuatunya tanpa memprotes. Bangsawan tidak boleh bergantung pada orang lain. Well, kita manusia. Dan manusia tidak dilahirkan untuk hidup sendirian." ~hal. 87
"Tidak dalam kasus ini. Persoalan moral tidak bisa dijawab dengan ya atau tidak." ~hal.121
"Alanna, kau hanya akan merasa bahagia apabila kau menerima dirimu apa adanya." ~hal.152
Cover, kali ini saya suka dengan cover yang dipilih Ufuk. Namun, ternyata itu bukan cover asli disain penerbit tapi mengambil cover Alanna versi Prancis. 
Masih soal cover, ternyata Alanna ini, punya banyak sekali cover. Karena tiap negara tampaknya menerbitkan cover versi masing-masing. 


Nah, kalau untuk favorit saya, yang 4 versi cover di bawah ini : 

WISHFUL WEDNESDAY #18

Happy Wednesday and Happy Hallowen :D

Indonesia memang tidak merayakan Hallowen secara khusus, tapi bukan berarti kita tidak bisa mengambil Hallowen sebagai tema. Nah, berhubung hari Rabu ini kebetulan jatuhnya hampir bersamaan dengan Hallowen (saya lupa tanggal 30 Oktober atau 31 Oktober) jadi WW saya pun untuk kali ini mengambil tema Hallowen. Selain itu, saya mau ucapkan Happy Birthday to all Scorpion.
CERITA HANTU KLASIK
Penerbit : BIP
Harga : Rp 215.000 
Reaksi saya saat melihat harganya : 
Sebenarnya, horror dan hantu bukan jenis bacaan saya #SayaKanPenakut. Tapi covernya cantik #bancikaver dan halamannya pun banyak yang full color, tapi yah apa mau dikata, dompet saya masih belum bisa menerimanya #pukpukdompet. Jadi untuk saat ini saya cuma bisa memimpikannya. Buku kedua yang saya mau yaitu : 

Orang-Orang Tanah
Pengarang : Poppy D. Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Rp 42.000
Yang ini tampaknya masih realistis dengan kondisi kantong. Mbak Poppy adalah salah satu penerjemah favorit saya, dan sebelumnya juga sudah menulis beberapa buku. Yang yah #sayamalu belum ada yang saya baca. Tapi untuk kali ini saya tertarik karena kesan cerita yang gloomy dan dark.

Tertarik ikutan Wishful Wednesday juga, ini caranya :
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Please click MR LINKY and add your link :)

O ya, selamat ulang tahun buat Cizu chan dari blog Cizu di Pulau Buku. Saya bantu promosi blog aja via WW :P

Senin, 28 Oktober 2013

BOOK REVIEW: PRINCESS OF THE MIDNIGHT BALL (PRINCESS #1)


★★★
Judul Buku : Princess of The Midnight Ball
Pengarang : Jessica Day George
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 391 Halaman
Penerjemah : Ferry Halim
Segmen : Remaja
Genre : Fantasi, Dongeng

So, let me tell you a story :

Pada suatu hari, hiduplah seorang raja dan ratu di sebuah kerajaan bernama Westfallin. Raja & ratu telah lama menikah, namun mereka belum dikarunia anak sama sekali. Sang ratu yang putus asa akhirnya meminta bantuan dari penguasa kegelapan yang bernama Raja Understone dengan mengadakan suatu perjanjian. Di mana Raja Understone berjanji akan mengabulkan keinginannya untuk mempunyai anak dan juga mengakhiri perang berkepanjangan di negaranya.

Maka dalam waktu 12 tahun, ratu mendapatkan 12 putri yang dinamakan dengan nama-nama bunga. Yang tertua adalah Putri Rose, lalu yang kedua adalah Putri Lily dan seterusnya hingga yang paling bungsu bernama Putri Petunia. Tapi karena mereka di dapat dengan cara mengadakan kesepakatan dengan iblis atau Raja Understone, maka ada harga mahal yang harus dibayar ratu, yaitu ratu harus turun ke dunia bawah dan berdansa setiap malam dan juga kedua belas putrinya akan dinikahkan dengan anak-anak Raja Understone. 

Namun Karena ratu meninggal tidak lama setelah kedua belas putrinya lahir, maka putri-putrinya lah yang menggantikan tugas tersebut. Tidak peduli, bagaimana keadaan para putri, apakah mereka lelah, menderita atau sakit, setiap malam mereka harus turun ke dunia bawah dan menari. 

Hingga suatu hari datanglah seorang prajurit muda yatim piatu yang baru pulang dari medan perang bernama Galen, dia bertemu pamannya dan bekerja sebagai asisten tukang kebun istana. Galen baik hati, tampan dan sopan membuat salah seorang putri yaitu Putri Rose jatuh cinta padanya dan ternyata Galen pun jatuh cinta pada Putri Rose. Tapi sebelumnya Galen harus menolong Putri Rose dan adik-adiknya dahulu dari kutukan Raja Understone. Jadi bagaimana cara Galen menolong mereka?

I thought :

Princess of The Midnight Ball adalah 'retelling fairy tale' atau dongeng yang ditulis ulang yang aslinya berjudul 'Twelve Dancing Princess' karya penulis dongeng terkenal asal Jerman yaitu Grimm bersaudara.

Untuk kisahnya sendiri, mungkin kalau dibandingkan dengan Cinderella, Rapunzel, Snow White, Sleeping Beauty, dongeng ini kurang populer. Jujur, saya saja baru dengar dongeng ini, makanya tertarik beli. Apalagi waktu saya baca sinopsisnya ada karakter prajurit (ksatria) dan putri. Dan kebetulan saya lagi cari kisah romantisme yang mengangkat percintaan The Princess & His Knight. 

Tapi ternyata, ini bukan jenis cerita yang saya harapkan. Hero dan heroinenya klasik dan tradisional. Heronya digambarkan tipe cowok tetangga sebelah, yang sopan, baik hati, dan pintar merajut, sedangkan ceweknya digambarkan lembut & cerdas. Jenis karakter yang perfect, cocok untuk pembaca anak-anak dan remaja tapi untuk bukan pembaca dewasa muda yang lebih menyukai imperfection & kompleksitas. And I think both Rose and Galen kind of shallow or one dimensional characters.  

Karakter lain ada seperti Poppy (putri favorit saya) yang agak liar dan berani, lalu Hyacinth yang sangat religius, Violet yang suka musik dan Lily yang lembut. Hanya sayangnya mereka kurang ada penceritaan dan lebih seperti tempelan. 

Sebenarnya, entah mengapa saya merasa kasihan sama villainnya di sini. Karena sejak awal, semua kemalangan mereka akibat ulah sang ratu. I mean, you've made a deal with the demon, and there are certain price you must pay but in the end you can free from that. If the story is serious or not romance or not Young Adult, I think it will be better, such as, they cannot run from their obligation. 

Cover: Untuk kali ini saya suka cover lokal (Atria). Karena cover aslinya mirip cover Historical Romance. Walau sebenarnya cover asli dan lokal mirip, yaitu gambar seorang wanita dalam balutan gaun panjang dengan model klasik. Bedanya Atria menggunakan ilustrasi lukisan tangan, sedangkan cover aslinya foto orang. Dan saya memang tidak suka dengan cover yang bergambar foto orang :D
  

Minggu, 27 Oktober 2013

BOOK REVIEW : NO ONE TO SOMEONE

★★★½
Judul Buku : No One To Someone (The Story of Gogirl! Magazine and Friends)
Penulis : Nina Moran
Penerbit : Bentang Pustaka (Mizan grup)
Jumlah Halaman : 194 Halaman
Segmen : Dewasa-Muda, Pembaca Gogirl!
Genre : Inspirasi, Motivasi, Biografi
Harga : Rp 59.500 (off 15%) jadi Rp 50.575 (edisi bertanda tangan beli di bukabuku)

Siapa di sini yang membaca majalah Gogirl! ? Saya baca. Hah? gak ketuaan? Yah, kalau saya sih selama ada isi majalah yang masih nyambung dengan selera atau kondisi kepengin-tauan saya, mengapa tidak? Walau jujur, akhir-akhir ini saya memang berasa sepertinya sudah terlalu tua untuk baca majalah yang lebih ditujukan untuk kaum remaja dan dewasa-muda ini. Selain itu saya juga bukan tipe fashionista and stylish. I choose to spend my money on another stuff (yeah, as everyone knows, I spend it on books). Tapi seperti yang saya bilang, kadang ada artikel di Gogirl! yang masih suka saya baca. Kok jadi review selera saya terhadap majalah sih.

Semua bermula dari passion dan mimpi.  
"What if, we can actually make it work? What if it can actually come true?"
Nina, Anita dan Githa Moran adalah 3 bersaudara yang cinta mati sama majalah. Sejak kecil hingga dewasa mereka sudah membaca ratusan (atau mungkin ribuan) majalah. Segala jenis majalah mereka lahap. Meski begitu mereka tetap merasa ada yang kurang akan majalah-majalah yang selama ini mereka baca. 

Berawal dari ketidakpuasan akan banyak majalah-majalah yang mereka baca inilah, Anita (adik Nina) mulai mencoba-coba membuat dan merancang sebuah konsep dan disain majalah sesuai dengan yang mereka inginkan. Sedangkan Nina yang memang berlatar belakang bisnis, iseng-iseng mencoba membuat proposal mengenai bisnis majalah ini. Ternyata proposal iseng-iseng itu tidak sengaja dibaca oleh ayah mereka dan diluar dugaan mendapat respon positif.

Sejak itu, Nina jadi kepikiran untuk membuat majalah sendiri. Tapi bagaimana caranya? Mereka memang punya passion tapi untuk berbisnis, jelas passion saja tidak cukup. Harus ada modal uang yang cukup besar untuk mendanai operasional bisnis. Sedangkan mereka semua masih muda dan belum memiliki banyak uang. Jadi bagaimana mereka bisa memperoleh uang untuk modal tersebut?

Nah bagaimana caranya, semua cerita lengkapnya ada di buku. Kalau saya tulis di sini, nanti nggak seru lagi, hehehe. 

Buku ini tidak membahas mengenai proses kreatif dalam membuat majalah. Buku ini ini menceritakan tentang jatuh-bangun perjuangan dalam membangun bisnis majalah. Jadi, untuk bisa sampai hingga seperti sekarang ini, perjuangannya itu tidak main-main. 

"Membuka mata bahwa keberhasilan itu kadang cuma terasa semenit, dan sisanya pergumulan, kerja keras, kesedihan, air mata, dan kemauan untuk terus maju."
Penulis menuturkan setiap masalah yang muncul secara gamblang. Mulai dari bagaimana cara meraih pengiklan untuk majalah baru. Sebab, iklan itu sangat penting untuk pemasukan sebuah majalah. Sedangkan Gogirl! adalah majalah baru yang bahkan masih pada tahap pengenalan. Jadi bagaimana membuat pengiklan tertarik untuk memasang iklan mereka di Gogirl! Nah di buku inilah Mbak Nina memberitahukan rahasianya. 

Setelah majalah terbit dan bisnis mulai berjalan, apakah berarti segala sesuatunya sudah beres dan selesai? sama sekali tidak. Justru masalah datang terus menerus. Mulai dari masalah dengan percetakan yang tidak mencetak kualitas majalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, lalu kemudian banyak karyawan Gogirl! yang pada mendadak keluar hingga sangat menggangu operasional pengerjaan majalah, belum selesai hingga disitu, ternyata karyawan yang keluar membuat majalah pesaing yang konsepnya sangat mirip Gogirl! (mmm, saya tidak tahu, tapi dulu seinget saya ada majalah namanya B'G*rl, mirip banget, tapi ini sih cuma dugaan saya) hingga masalah financial karena harus menanggung kerugian akibat ulah pihak percetakan.


Yang saya salut, para pendiri Gogirl! selain kreatif dalam membuat konten dan disain majalah, juga kreatif dalam mengakali bonus. Mengakali dalam artian in a good way. Karena untuk memberi bonus di majalah jelas ada biaya tambahan, sedangkan dana mereka terbatas. Namun berkat kejelian dalam berpikir dan melihat peluang, keterbatasan itu malah dijadikan suatu kesempatan atau opportunity untuk menarik minat para pembaca membeli majalah. Maksudnya? silakan baca sendiri karena panjang kalau saya tulis. Hehehe. 

Nina Moran juga banyak memberi tips-tips soal dunia wirausaha, Tips-tips di sini bukan hanya sekedar tips sukses secara garis besar seperti yang sering saya dengar, tapi benar-benar tips nyata yang bersifat strategi, berikut dengan contohnya. 

Tapi isi buku tidak melulu soal membangun bisnis majalah. Dari 194 halaman, hanya 95 halaman yang menceritakan mengenai perjuangan membangun Gogirl!. Lalu sisanya? sisanya adalah wawancara dengan berbagai pengusaha muda yang juga baru dalam hal merintis usaha. Karena Nina menyadari mereka pun masih muda dan yang namanya belajar itu seumur hidup. Berikut ini beberapa pengusaha yang di wawancara dalam No One To Someone:
  1. Dian Kenanga, seorang ahli totok aura dan juga pendiri dari Dian Kenanga Totok Aura. Pelajaran yang dipelajari disini menurut saya, ialah selalu jaga kualitas dalam setiap usaha yang kita jalankan. Bahkan dalam hal paling sepele sekalipun.
  2. Nancy Margried, pemilik dan pendiri batik fractal (batik yang motifnya dari rumus-rumus matematika fractal). Yang saya higlight di sini sih, jangan pernah remehkan jaringan alumni kampus meskipun telah lulus :D
  3. Nadya Saib, pengusaha kosmetik herbal, Wangsa Jelita. 
  4. Jenahara, desainer baju-baju muslim yang merancang hijab stylish dengan label Jenahara.
  5. Dian Noeh Abubakar, pemilik perusahaan PR. Gaya komunikasinya bener-bener khas anak PR yang banyak menggunakan istilah bahasa Inggris bisnis. Jujur saja, untuk saya yang otak, ilmu dan bahasa inggrisnya tidak pintar-pintar amat, agak susah mengerti isi wawancaranya. Agak berharap sih penuturannya bisa lebih sederhana (atau penjelasan singkat istilah-istilah bisnis)
  6. Diana Rikasari,  pengusaha sepatu merek UP. 
  7. Indasari Mastuti. Penulis dan pendiri Indscript Creative dan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Mungkin dari semua interview, ini yang paling menarik perhatian saya, karena tema usahanya adalah 'menulis'. Dan saya tahu banyak blogger yang juga bercita-cita jadi penulis. Dan saya baru tahu kalau di Indonesia ada agency naskah. Biasanya yang saya tahu cuma penulis langsung kirim naskah ke penerbit. Tapi pembahasan utamanya bukan pada agency naskah sih tapi personal branding agency. Kalau saya nangkepnya ini, seperti bahasa profesional untuk pencitraan :P
  8. Ira Hanira, pengusaha sepatu merek Adorable. Saya suka dengan cara pandang Ira dalam menghadapi karyawan-karyawannya. Hal 152 ada kalimat 'sayapinjami', seharusnya 'saya pinjami'. Lalu 'sayamemakai', seharusnya 'saya memakai'. Hal. 153 ada typo, 'maklun', saya rasa harusnya 'maklum'.
  9. Hannifa dan Afi, pendiri dari situs Female Daily Network. Sesuai namanya situs yang ditujukan untuk kebutuhan wanita seperti fashion dan keperluan ibu. 
Selanjutnya halaman diisi dengan foto-foto Gogirl! dari masa ke masa, termasuk para crew-nya. And this is only friendly suggestion from me, tapi saya rasa daripada menaruh foto-foto di beberapa halaman akhir, lebih baik menambah konten isi, misalnya tips-tips mengajukan pinjaman ke bank, tips-tips melayani customer cerewet, tips-tips cara memperluas networking. Karena pada dasarnya kertas untuk buku ini tidak ditujukan untuk cetak hasil foto. Jadi bagi saya foto-foto di belakang terlihat buram dengan warna tinta yang kurang enak dilihat oleh mata. 

Saya bukannya tidak suka dengan foto-foto para crew Gogirl! tapi saya rasa lebih baik dimuat di beberapa halaman khusus majalah Gogirl! (mungkin edisi behind the scene) yang memang kualitas kertasnya glossy dan cocok untuk cetak halaman warna. Karena jujur saja, bagi saya dengan jumlah 194 halaman dan harga seperti yang tertera pada keterangan di atas, buku ini termasuk mahal. Biasanya dengan harga di atas saya bisa membeli buku-buku (lokal/terjemahan) yang jumlah halamannya antara 300-500 halaman. 

Kalau memang penyebabnya karena ada beberapa halaman yang berwarna jadi harus menambah tinta warna, seperti yang saya tulis sebelumnya, karena buku ini bukan majalah, melainkan buku inspirasi. Saya lebih ingin melihat isi artikel atau isi cerita daripada gambar-gambarnya. Yah, gambar dan foto tidak mengapa selama relevan dengan bagian pembahasannya. Tapi diletakkan pada bagian belakang justru jadi terkesan sebagai pelengkap jumlah halaman. 

Akhir kata, saya suka dengan bukunya dan semoga majalah Gogirl! terus mekar berkembang. 

Kamis, 24 Oktober 2013

A TALE DARK AND GRIMM (A TALE DARK AND GRIMM #1)


★★★
Judul Buku : A Tale Dark and Grimm
Pengarang : Adam Gidwitz
Penerbit : Atria
Penerjemah : Khairi Rumantati
Ilustrasi Sampul : Lala Bohang
Jumlah Halaman : 244 Halaman
Segmen : Remaja, Dewasa-muda
Genre : Dongeng, Fantasi

Alkisah hiduplah seorang pelayan yang bernama Johannes. Pelayan tersebut dikenal dengan julukan Johannes yang Setia. Karena dia memang setia. Bagaimana tidak setia? Johannes telah mengabdi pada Raja, sejak jaman ayah Raja, lalu kakeknya Raja, lalu kakek buyutnya. Dan sekarang  Raja sudah tua dan sebentar lagi akan mangkat. Maka ia pun meminta Johannes mengabdi juga pada anaknya, sama seperti Johannes mengabdi pada ayahnya, kakeknya dan kakek buyutnya. Dan kesetiaan Johannes pun berlanjut. 

Sebelum mangkat, Raja berpesan, ada 1 ruangan dalam istana yang tidak boleh dimasuki anaknya, karena ruangan tersebut menyimpan lukisan seorang putri cantik. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta pada Sang Putri. Raja khawatir hal itu akan membawa petaka. 

Akhirnya Raja meninggal. Setelah itu, Sang Pangeran pun dilantik menjadi Raja yang baru. Johannes yang Setia mendampingi Raja yang baru dan menjelaskan mengenai peraturan dan seluk beluk istana. Mereka sampai di suatu ruangan yang pintunya selalu tertutup. Raja pun bertanya, mengapa pintu itu selalu ditutup. Johannes pun menjelaskan alasannya dengan jujur pada Raja muda. 

Yah, namanya manusia, makin dilarang, justru makin penasaran. Raja yang baru pun masuk ke ruangan tersebut dan menemukan lukisan putri cantik berambut emas. Singkat cerita, Sang Raja jatuh cinta dan ingin menikahi putri emas tersebut, tidak peduli apabila Sang Putri membawa kutukan. 

Akhirnya setelah melakukan perjalanan dan menggunakan sedikit 'trik', Sang Putri emas bersedia menikah dengan Raja yang baru. Dan mereka pun hidup bahagia selama-lamanya.

Itu saja? Oh, tenang, saya tidak spoiler kok. Itu cuma permulaan doank. Karena cerita sebenarnya berkisah tentang anak-anak hasil pernikahan Raja dan Ratu emas. Benar, dari pernikahan mereka, lahirlah sepasang anak kembar yang bernama Hansel dan Gretel. 

My thought :

Hmm, lagi-lagi kisah retelling fairy tales. Saya pernah dengar, kalau dongeng-dongeng anak-anak yang biasa kita dengar itu sebenarnya aslinya tidaklah semanis dan seunyu yang kita dengar. Manis dan unyu itu karena diceritakan ulang lewat Disney. Aslinya dongeng itu cenderung gelap dan ada kalanya berdarah-darah, penuh pengorbanan dan jauh dari happily ever after. Jadi karena itulah biasanya saat dongeng diceritakan kembali pasti ada bumbu yang ditambah dan bumbu yang dikurangi agar rasanya pas dengan target penerimanya (anak-anak). 

Begitu pula dengan kisah Hansel dan Gretel dalam buku ini. Awalnya saya kira buku ini sejenis 'The Book of Lost Things' yaitu kisah rekaan yang dituturkan ala dongeng yang gelap dengan adegan-adegan sadis dan vulgar. Bahkan cerita yang terasa nyeleneh. 

Yah, soal nyeleneh memang ada benarnya. Hanya saja mengenai adegan sadis dan berdarah-darah, hmmm tidak segitunya sih kalau menurut saya. Malah yang saya rasakan tentang buku ini adalah ANNOYING.  
Nggak tau kenapa, buku ini terasa menyebalkan saat saya membacanya. Bukan tokoh-tokoh di dalamnya yang menyebalkan, tapi si naratorlah yang menyebalkan. Jadi cara penuturan cerita dalam buku ini seperti narasi dalam narasi, di mana seorang narator yang membacakan dongeng terhadap anak kecil dan berapa kali narator tersebut memberi peringatan bahwa cerita berikutnya akan mengerikan, sadis dan berdarah-darah, seolah kita akan ketakutan dan bersembunyi di bawah kolong tempat tidur seperti anak kecil.

Kisah dalam buku ini sendiri memang gelap dan sadis karena ada adegan-adegan mutilasi, tapi karena dibumbui dengan humor, jadinya kisah ini terasa konyol dan tidak serius. Mungkin itu juga yang membuat saya menganggap buku ini hanya sekedar bacaan pengisi waktu. Karena kalau ditanya apa moral dari buku ini, jawabnya, ini hanya sekedar dongeng belaka, nothing important. 

Saya rasa seharusnya buku ini stand-alone, karena secara story-arc sudah tamat, tapi ternyata ada sambungan dongeng lain. Whew, sekarang kenapa semua buku jadi berseri?

BOOK REVIEW: THIRTEEN REASONS WHY

✮✮✮✮
Judul Buku: Thirteen Reasons Why
Pengarang: Jay Asher
Penerbit: Matahati
Penerjemah: Mery Riansyah
Jumlah Halaman: 287 Halaman
Segmen: Dewasa Muda
Genre: Realistic Fiction, Drama

Apa yang akan kau lakukan bila tiba-tiba kau menerima sebuah paket dari seorang teman yang baru saja meninggal akibat bunuh diri?
Paket itu berisi 7 kaset rekaman yang menuturkan 13 alasan mengapa temanmu bunuh diri.
Dan kau adalah salah satu dari 13 alasan tersebut.
Kau bingung, karena kau merasa kau tidak pernah menyakitinya.
Kau sungguh-sungguh tidak pernah menyakitinya, karena kau menyukainya.
Tapi, apa kau sungguh-sungguh yakin bahwa kau tidak pernah menyakitinya?
Lalu mengapa namamu bisa ada dalam 13 alasan tersebut?
Hanya ada satu cara untuk memastikannya.
Kau harus mendengar sendiri rekaman kaset-kaset tersebut.

Review secara teknis, logis dan tidak peka dahulu :

Boleh dibilang ini pertama kalinya saya membaca buku yang temanya sangat serius dan kelam. Bunuh diri. Saya rasa itulah salah satu alasan saya juga membelinya. Penasaran akan tema yang tidak pernah saya sentuh. Yah, selalu ada saat pertama untuk segala sesuatunya kan?

Narasi dalam buku ini unik. Ada 2 POV, taitu POV Hannah dan POV Clay. Masing-masing POV menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi bukan jenis yang bab 1 POV Hannah dan bab 2 POV Clay. Semuanya langsung bercampur jadi 1. Hanya dibedakan berdasarkan paragraf. Lebih seperti Hannah bercerita dan Clay bereaksi. Tapi sejauh ini, syukurlah saya tidak merasa karakter Hannah dan Clay mirip. Selain itu terjemahannya juga baik. 

Bunuh diri tidak pernah dibenarkan dalam ajaran agama manapun. Tidak dibenarkan dalam moral manapun. Sekiranya sebelum bunuh diri pikirkanlah mereka yang akan ditinggalkan. Dalam hal ini keluarga, seperti orang tua. 

Ada orang yang berpendapat bunuh diri adalah tindakan egois dan pengecut. Mereka tidak salah. Setiap manusia punya masalah dan itu diluar kendali kita. Tetapi bagaimana mereka menghadapinya itu yang berbeda-beda. Ada yang tegar dan tidak putus asa dan terus mencari solusinya. Ada yang terus menerus mengasihani diri dan menganggap orang lain takkan pernah mengerti hingga akhirnya pasrah dan menyerah. Intinya bunuh diri adalah tindakan salah. 

Saat berpikir untuk bunuh diri, pikirkan juga, mereka yang tergeletak di rumah sakit  dan berjuang melawan berbagai jenis penyakit hanya untuk tetap bertahan hidup, pikirkan para tentara di medan perang yang berjuang untuk tetap hidup agar dapat pulang. Intinya ada orang lain yang mau hidup, jadi janganlah melakukan tindakan bunuh diri.

Selain itu, sangat disayangkan di sini, penulis tidak memberikan gambaran hubungan Hannah dan keluarganya. Jadi bagi sebagian pembaca, motif Hannah untuk bunuh diri kurang kuat. Dengan kata lain, penjelasan latar belakang Hannah, terasa kurang atau tanggung. 

Review dengan empati dan simpati dan hati

Surat untuk Hannah :

Dear Hannah,

Aku tahu hidup itu berat. Aku mengatakan ini bukan hanya sekedar basa basi, karena aku pun mengalaminya. 
Terkadang-kadang aku bertanya, mengapa semua orang membenciku. Mengapa semua orang menjauhiku. 
Sekalinya mereka baik, ternyata ada maksudnya, karena aku hanya dimanfaatkan, diberi harapan palsu lalu ditipu. 
Kadang aku merasa hidupku hanya jadi beban bagi keluargaku. Mungkin akan lebih baik bila aku menghilang atau tidak ada.
Keluargaku baik, tapi mereka tidak memahami aku. 
Mereka menyediakan apa yang kuinginkan dan kuperlukan tapi mereka tidak menyediakan apa yang kubutuhkan.
Bila tak ingat dosa, akupun ingin mengambil jalan pintas. Seperti kata monster Frankenstein, "Sebab dalam hidup aku selalu merasakan penderitaan, sedangkan dalam kematian aku merasakan kedamaian."
Tapi Hannah, pikirkan 1 hal saja. Bahwa kau tidak sendirian. Ada banyak yang mengalami hal yang sama dengan yang kau rasakan. 
Mereka juga putus asa dan depresi. 
Bagaimana kalau kita saling membantu dan berjuang bersama? 
Menanggung masalah sendiri memang berat, karena itu mari kita berjuang bersama. Kita tanggung masalah kita bersama. 
Aku tahu, suratku sudah terlambat. 
Tapi seandainya ada Hannah-Hannah lain, aku cuma ingin memberitahukan, kau tidak sendirian. Karena aku akan berjuang bersamamu. 
Aku takkan menghakimimu, aku akan membelamu, aku akan memberimu pelukan.  
Bersama-sama kita ciptakan sebuah harapan. 
Harapan bahwa hidup akan menjadi baik pada akhirnya.
Tidak mudah, tapi selama harapan itu ada, aku yakin kita bisa. 

Surat untuk lingkungan :

Dear Parents,

Jangan tuntut dan paksa anak-anakmu melebihi apa yang mereka sanggup.
Kadang materi saja tidak cukup, mereka juga perlu kebutuhan emosional.
Jangan hakimi mereka.  
Beritahu mereka, apapun yang terjadi kalian akan tetap mendukung mereka dan menerima mereka apa adanya. 

Dear Society,

Kalian kejam.
Kalian penuntut. 
Bahkan saat ada seseorang yang butuh bantuan.
Kalian bilang, mereka hanya cari perhatian. 
Benar, mereka memang meminta perhatian. 
Perhatian, agar kalian tidak terus menerus menyakiti mereka.
Perhatian, agar kalian lebih peka akan tindakan dan ucapan kalian. 
Kalian pikir itu sepele. 
Tapi, bagi mereka tidak. 
Apa sulitnya bersikap baik. 
Mereka tidak menuntut diperhatikan lebih. 
Mereka hanya ingin kalian tidak menindas mereka. 
Mereka hanya ingin kalian menerima mereka. 
Mereka hanya ingin kalian menghargai mereka. 
Cobalah berusaha lebih keras

Salam,
XXX

Rabu, 23 Oktober 2013

SCENE ON THREE #7

Rasanya sudah lama banget absen dari meme So3. Sebenarnya ide sudah ada, cuman terkadang suka lupa tanggal. Tahu-tahu pas mau ngepost sudah lewat dari tanggal yang ada angka 3-nya. Nah mumpung hari ini tgl 23 dan saya masih ingat adegan yang mau saya So3, langsung saja.

    Lalu kau sadar bahwa kau sedang menciptakan gunung-gunung penuh lubang. Menyadari betapa piciknya dirimu. Sudah tentu kau mungkin merasa tak bisa mengendalikan kota ini. Rasanya seolah setiap kali ada yang mengulurkan tangan kepadamu, mereka akan melepaskanmu sehingga kau terpuruk semakin jauh. Tapi kau harus berhenti menjadi pesimis, Hannah, dan belajar memercayai sekelilingmu. 
            Jadi begitulah aku. Sekali lagi. 
           Dan kemudian...yah...pemikiran tertentu perlahan muncul. Apakah aku akan bisa mengontrol kehidupanku? Apakah aku akan selalu dibenci dan dijauhi orang-orang yang kupercayai?

Adegan di atas dari buku yang saat ini masih saya baca, yaitu Thirteen Reasons Why. Ada sejenis rasa yang sama saat saya membaca buku tersebut. Karena terakhir saya juga mengalami kejadian ditipu. Mengapa orang-orang jahat padaku, mengapa orang-orang menikamku. Apa salahku? Dan yang paling parah mungkin, justru korban yang dipersalahkan. Apa rasanya air susu dibalas oleh air tuba? 

Saya selalu bingung sama sama mereka yang suka jahat dan menyakiti orang lain, apa yang ada dalam pikiran mereka? Sebut saya polos dan naif, tapi saya butuh jawaban. Saya penasaran sama criminal and evil's mind. Why you do this?

Maaf kalau So3 saya kali ini agak mebingungkan. 

Apa itu Scene on 3. So3 adalah meme yang di host oleh mbak Bzee. Caranya :
  1. Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
  2. Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
  3. Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee
  4. Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
  5. Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).
Please click MR LINKY and add your link :)

WISHFUL WEDNESDAY #17

Hari Rabu, 
Kulempar sepotong coin ke dalam sumur
Kutautkan kedua tanganku
Dan
Kuucapkan keinginan bukuku

Terkabul atau tidak
Alam semesta sudah mengetahuinya
Kesampaian atau tidak
Alam semesta sudah mengetahuinya

Buku anak-anak, sering. Buku dewasa-muda, sering. Buku dewasa, pernah. Buku kipas, kan sudah minggu kemaren. Rasanya pengakuan saya sebagai omni reader belum lengkap apabila belum menuliskan buku puisi untuk Wishful Wednesday.

Baru-baru ini, saya sering lihat beberapa puisi indah di tumblr, ini salah satu contoh kutipannya :

Ada yang bisa tebak, buku puisi apa? jawabnya di bawah ini :

Love & Misadventure by Lang Leav
Saya belum pernah baca 1 pun buku puisi tapi justru melalui puisi kadang kita mendapatkan makna yang lebih dalam karena makna abstrak yang terkandung di dalamnya memiliki banyak penafsiran. 

Ada 1 lagi puisi yang saya mau dan kebetulan bukunya baru cetak ulang dengan hardcover dan gambar hujan. Hujan, ah saya selalu merasa sesuatu bila berhubungan dengan hujan. Buku puisi kedua yang saya mau adalah :
Hujan Bulan Juni oleh Sapadi Djoko Damono

Dari judulnya saja romantis, Hujan Bulan Juni. Walau saya sempat bertanya, mengapa tidak Hujan Bulan Desember. Mungkinkah karena Desember terdiri dari 3 suku kata? #sotoy #abaikan

Semoga saya bisa memiliki 2 buku di atas, minimal salah satunya, mungkin yang Hujan Bulan Juni. 

Kalian mau ikutan Wishful Wednesday juga? Apa itu Wishful Wednesday? WW adalah sejenis meme yang di host oleh Kak Astrid. Caranya :
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Click MR LINKY and add your link. 

Minggu, 20 Oktober 2013

BOOK REVIEW: PRINCESS ACADEMY (PRINCESS ACADEMY #1)

✭✭✭
Judul Buku : Princess Academy
Pengarang : Shannon Hale
Penerbit : Atria
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Jumlah Halaman : 361 Halaman
Segmen : Remaja, Anak-anak
Genre : Fantasy, Dongeng

Sinopsis singkat :

Miri, berasal dari keluarga kecil sederhana. Sama seperti kebanyakan warga di lereng Gunung Eskel. Keluarganya (ayah dan kakaknya) bekerja sebagai penambang batu linder. Miri sendiri ingin ikut membantu mencari nafkah namun ia tidak diizinkan sang ayah, karena badan Miri terlalu kecil untuk bekerja sebagai penambang. 

Pada suatu hari ada seorang pangeran yang ingin mencari istri dan ramalan mengatakan kalau istri sang pangeran akan berasal dari daerah Gunung Eskel. 

Namun sebelum pangeran menentukan pilihannya, para gadis2 gunung Eskel harus dilatih dulu untuk menjadi seorang putri agar layak mendampingi pangeran. Maka dikirimlah mereka ke sebuah akademi untuk diajari segala macam pelajaran, tata krama dan persiapan untuk menghadapi kehidupan istana. 

Tentu saja, Miri pun tidak terkecuali. Bersama beberapa gadis-gadis lain dari Gunung Eskel Miri harus tinggal di asrama, memelajari tata cara ala istana yang rumit dan aturan-aturan ketat yang harus dipatuhi dengan guru pembimbing yang galak. Meskipun menjadi putri, tinggal di istana dan tentu saja menjadi pasangan pangeran sangatlah menggiurkan dan membanggakan, namun sesungguhnya dalam hati kecil Miri, ia tidak menginginkan hal tersebut. Miri tidak suka tinggal berjauhan dengan keluarganya dan terlebih lagi, sudah ada seorang pemuda dari Gunung Eskel yang Miri suka.  

Jadi siapakah yang akhirnya terpilih jadi putri?

My thought :

Waktu baca sinopsisnya, saya pikir ini tipikal teenlit (high school drama, mean girls group, boys) dan setelah selesai baca ternyata memang yah mirip teenlit. Karena tokoh-tokohnya sendiri disini remaja, cuma bedanya setting dunia yang mirip fairy tale atau dongeng, karena ada putri dan pangeran, terus gunung-gunung yang dapat menyampaikan pesan (alamnya hidup). Terus karena asrama cewek, pastinya yah ada yang namanya catfight

Ceritanya sendiri menurut saya terlalu goody-goody. Bagaimana yah menjelaskannya? ngga terasa unsur atau feel yang bikin saya up. Penuturan Shannon Hale sendiri lumayan mengalir isitilahnya well-written deh, cuma untuk ceritanya saya merasa mungkin terlalu lemah lembut atau hambar. Penyelesaian konfliknya terkesan terlalu mudah. 

Begitu pula dengan karakter-karakternya, baik Miri atau teman-teman Miri yang lain, termasuk love interestnya semuanya biasa saja. Nggak ada yang saya suka dan juga nggak ada yang saya benci. Baru tahu kalau buku ini ternyata ada sekuelnya. Kirain cuma satu buku saja, secara story arc kan sudah selesai. 

BTW, cover-cover di bawah adalah cover dari terbitan luar. 

Untuk gambar yang paling kiri, menurut saya classy, yang tengah mirip buku anak-anak, dan yang paling kanan terkesan glamour dan modern. Tapi menurut saya cover Atria lumayan bagus kok, cukup mewakili isi bukunya. 

Sabtu, 19 Oktober 2013

BOOK REVIEW : AKU TAHU KAMU HANTU


✭✭✭½
Judul Buku : Aku tahu Kamu Hantu
Pengarang : Eve Shi
Penerbit : Gagas Media
Editor : Alit Tisna Palupi
Jumlah Halaman : 208 Halaman
Segmen : Remaja
Genre : Horror, Paranormal, Thriller
Special Note : Kado untuk Blogger dari Gagas Media #unforgotTen

Cerita bermula saat :

Ulang tahun ke-17 Liv. Sweet Seventeen seharusnya jadi peristiwa membahagiakan dalam hidup Liv. Tapi alih-alih bahagia, hari ultahnya malah terasa buruk. Bagaimana tidak? pertama-tama ayahnya sendiri lupa mengucapkan selamat ulang tahun padanya, lalu kelasnya kena semprot seorang guru akibat ulah jahil seorang murid dan keadaan tambah parah dengan penampakan sosok ganjil di toilet sekolah. 

Mulanya Liv tidak pernah menyangka kalau dia akan memiliki kekuatan untuk melihat mahluk halus. Liv sempat mengira semua yang dilihatnya hanyalah halusinasi sesaat karena Liv sedang dilanda stress. Sahabat baiknya sendiri, tidak percaya pada pengakuannya tentang melihat roh dan mahluk halus. Namun akhirnya Liv tahu kalau apa yang ia lihat bukanlah khayalan semata. Sebab mama Liv memberitahu bahwa dalam keluarganya, setiap anak sulung perempuan yang telah berusia 17 tahun akan mewarisi kemampuan untuk melihat mahluk halus atau arwah. 

Bagi Liv, kemampuan istimewa ini sama sekali tidak menyenangkan. Bagaimana bisa menyenangkan bila banyak sosok berwujud ganjil dan seram tiba-tiba menampakkan diri setiap saat di mata Liv. Namun sebenarnya apakah kemunculan mahluk-mahluk tersebut hanya sekedar untuk menakut-nakuti Liv? ataukan ada maksud lain, seperti meminta bantuan Liv untuk menolong mereka?

My thought :

Rasanya sudah nyaris setahun saya nggak menyentuh genre horror atau thriller. Terakhir genre horror yang saya baca mungkin seri demonatanya Darren Shan. Kisah tentang hantu sendiri sebenarnya sudah sering saya baca, tapi berhubung bukunya lebih banyak yang ke genre pararom macam seri mediatornya Meg Cabot, maka alih-alih seram, justru jatuhnya malah romantis. 

Karena itulah saya kangen sama genre fantasi yang lebih ke thriller atau horror, macam Goosebumps. Saya kangen untuk merasakan feel tegangnya. Pas tahu kalau dari 10 buku yang Gagas berikan saat ultah ada buku bertema hantu, maka tanpa ragu langsung saya masukkan ke daftar reading-list saya untuk short term. 

Saya suka sama cerita ATKH ini, misteri dan suspense-nya cukup terasa. Faktor misterinya itu yang bikin saya betah untuk baca buku ini terus menerus tanpa henti (kecuali jeda makan, minum dan mandi) dan kebetulan saya baca pas weekend. Ilustrasi "hantu" yang ada di tiap beberapa bab sukses bikin saya mengambil kertas untuk menutupinya karena ketakutan sendiri. Saya akui, saya emang penakut akan gambar-gambar seram. 

Saya juga suka dengan covernya yang bergambar mawar merah. Mulanya saya bingung, kok buku horror, covernya bunga mawar. Tapi perhatikan deh bunga mawarnya, tepatnya di bagian tengahnya, bentuknya mirip tengkorak. Sedangkan warna merah yang menghias kelopaknya seperti bercak darah. 

Hanya saja ada untuk ukuran novel horror, saya merasa kurang plot twist di sini. Penulis cukup sukses mengeksekusi ketegangan, hanya saja menjelang 3/4 cerita, saya justru merasa ketegangan menurun. Karena sejak awal, pembaca sudah digiring untuk menebak tokoh antagonisnya dan saya sebenarnya berharap tebakan saya salah atau meleset, tapi ternyata memang begitulah adanya. Untuk motifnya sendiri juga standar (bully), bukan suatu hal yang baru. Spoiler, highlight to view: coba pembunuh sebenarnya Dani, yang mempunyai motif sebagai syarat masuk genk Stefan dkk. 

Adegan rumah kosong yang awalnya seram, mendadak jadi tidak seram akibat pestanya pecah. Dan saya lebih berharap antagonis yang cool-psikopat alih-alih yang malah berubah jadi brutal - gila dan suka teriak-teriak. Trus hantu-hantunya sendiri, saya ngerti misi utama Liv adalah Frans, cuma saya berharap hantu-hantu lain juga dibahas, penasaran dengan hantu penunggu bilik di toilet anak perempuan di sekolah. 

Buku ini sebagai buku baca bareng BBI untuk tema buku debut. 

BOOK REVIEW: WHY ALWAYS ME

✭✭✭½
Judul Buku : Why Always Me
Pengarang : Orinthia Lee
Penerbit : de TEENS (Diva Press)
Editor : Rina
Jumlah Halaman : 220 Halaman
Segmen : Remaja
Genre : Teenlit
Special Note : Hadiah giveaway dari Biondy dengan special tanda tangan dari Orinthia Lee

"Hal yang paling menakutkan di dunia ini adalah kebohongan"

Setiap orang yang melihat Bianca, pasti akan berkata dia gadis yang cantik dan imut. Bianca memiliki kulit putih pucat, rambut hitam lurus dan mata besar berbentuk setengah lingkaran, membuat parasnya terlihat elok seperti boneka. Namun sayangnya dibalik penampilan luarnya yang elok, hal tersebut tidak diikuti dengan kepribadiannya. Bianca menyimpan banyak kepahitan dan kemarahan dalam kehidupannya, sehingga membuat emosinya cenderung meledak-ledak. Baginya lebih baik berkata jujur dan blak-blakan daripada berbohong. 

Gara-gara sifat galaknya itu, banyak teman-teman sekelasnya tidak suka dengan Bianca. Hanya Anne, satu-satunya orang yang memahami dan tahan menghadapi sifat judes Bianca. Namun suatu hari akibat kesalahpahaman, Anne pun menerima tusukan dari mulut tajam Bianca dan kali ini tusukan tersebut benar-benar melukai hatinya dan membuat Anne memusuhi Bianca. 

Bianca selama ini tidak pernah peduli dengan ucapan yang keluar dari mulutnya, namun ia sadar bahwa apa yang ia katakan terhadap Anne sangat keterlaluan. Tapi Bianca terlalu gengsi untuk meminta maaf pada Anne, jadi bagaimana kelanjutan persahabatan mereka? Akankah tersambung kembali atau justru selamanya berakhir?

My thought :

Sudah lama saya nggak baca teenlit dan sejujurnya bahkan saat remaja pun saya jarang baca teenlit. Kalaupun baca teenlit, biasanya ada embel-embel fantasi. Selain karena saya emang udah lewat dari masa teen, cerita-cerita dalam teenlit biasanya agak keju atau ringan untuk selera saya. Kenapa sih Lin, elu demen banget yang kelam, masokis dan angst. Elu mau saingan sama Bianca dalam hal kepahitan?

Sebelumnya, saya ucapkan selamat untuk Orinthia, atas kelahiran anak pertamanya, hehehe, maksud saya buku pertamanya. Menulis itu bukan hal mudah, selain ide dan ngayal juga perlu ketekunan dan fokus, karena itu saya ucapkan selamat dulu kepada Orin karena sudah berhasil menerbitkan buku pertamanya. Semoga terus produktif dan saya nantikan buku selanjutnya. 

Saya mulai dari yang saya suka dulu mengenai WAM :
  1. Penuturannya. Saya suka cara penulis merangkai kalimat demi kalimat yang terasa simpel dan down to earth dalam Why Always Me. Gaya bahasanya sederhana khas remaja dan juga apa adanya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Tidak ada kalimat yang terkesan dilebih-lebihkan. Tatanan kalimat terasa enak saat dibaca dan prosa pun cukup mengalir dengan luwes. 
  2. Karakterisasi. Ada 3 POV di sini. Yaitu POV Bianca, Anne dan Irina. Semuanya memakai 1st person POV, tapi kentara sekali penulis sudah  sangat menguasai dan paham dengan para karakternya. Meski sama-sama memakai 1st POV, tapi terlihat jelas perbedaan mereka semua. Bianca yang cenderung lugas dan tanpa basa-basi. Sedangkan Anne terkesan lembut dan simpatik. Sementara si kecil Irina (dari semua karakter, fave saya adalah Irina) itu polos namun di satu sisi juga terasa mature. Menurut saya, buku ini salah satu buku yang berhasil mengeksekusi penggunaan multiple 1st person POV.
  3. Cerita sederhana tanpa muter-muter tapi tidak melupakan unsur emosi.  

Nah, sekarang sedikit harapan saya saja sih untuk cerita ini :

  1. Saya suka unsur persahabatannya, tapi saya kurang suka unsur romensnya. Dan saya berharap ada lebih banyak unsur drama keluarga. Alasan saya tidak suka unsur romensnya bukan karena saya tidak suka romens, saya justru suka romens, tapi sepertinya buku ini akan lebih terasa feelnya bila fokusnya lebih ke drama keluarga dan persahabatan. Selain itu Travis terlalu sempurna di mata saya dan saya merasa Travis kurang believable. Dia sepertinya terlalu baik, pengertian, nrimo dan tidak sombong #eh. Saya sebenarnya bingung apa yang membuat Travis bisa suka dengan Bianca, lha sebagai pembaca aja, kadang-kadang saya sebel sama dia. Maap yah, tapi saya ngga percaya cinta pada pandangan pertama, biasanya ada sesuatu yang membuat kita suka dan sebaliknya, ilfil dengan seseorang. Lain ceritanya kalau memang sudah dalam tahap hubungan serius, saya ngerti kalau logika sudah tidak bisa dipercayaSoal masalah pendeskripsian fisik Travis yang terlalu gampang, saya sepakat sama teman-teman yang lain.
  2. Ignorant Mother? Ini mungkin perasaan saya saja, tapi saya merasa peran mama Bianca di dalam buku ini hanya sebagai plot device terutama untuk bagian pendahuluan. Jujur saja, saya masih inget pertanyaan Biondy untuk GA buku ini, yaitu apakah kamu pernah punya teman yang mulutnya setajam Bianca (kurang-lebih)? jawaban saya, "sejauh ini kalaupun kenal tapi tidak separah Bianca dan bukan teman dekat, malah mungkin sayalah yang kalau lagi marah mulut saya bisa tajam seperti Bianca, karena dari dalam, emosi saya ini cenderung meledak-ledak dan tipe yang forgive but not forget." Tenang, saya sudah belajar untuk mengontrol emosi. Oke, balik ke peran seorang mama dalam pembentukan karaker anak. Tapi mamanya Bianca ini apa tidak pernah menegur anaknya untuk lebih menjaga lidahnya? yang saya tangkap cuma Anne saja yang suka menasehati Bianca soal itu, Karena jujur, mama saya saja selalu ingetin saya untuk jangan galak dan hati-hati kalau berbicara, nanti orang bisa tersinggung dan sakit hati. Oke, saya stop curhat di sini. Kan mamanya pasti tahu perlakuan Bianca sama mboknya di rumah, tegur dan omelin donk anaknya supaya bisa lebih jaga ucapan. Saya berharap lebih ada unsur hubungan ibu-anak di sini. 
  3. Balik ke point nomor 1, kadang kala saat saya lagi asyik masuk ke konflik keluarga, macam kejadian Bianca saat ketemu sama papanya di bonbin, tiba-tiba konflik itu berakhir cepat dan meluap begitu saja, lalu secara kebetulan bisa ada Travis, yang menurut saya malah bikin tensi turun. 
  4. When Bianca met Irina. Saya merasa agak janggal baik secara situasi maupun faktor kekerabatan dalam keluarga Bianca. Aneh saja bagi saya kalau Bianca tidak tahu siapa Irina, mengingat mereka itu kan.... dan apakah hal ini karena mamanya terlalu ignorant  untuk menjelaskan pada Bianca? Trus reaksi Bianca saat ketemu Irina, kalau saya mungkin pertama tanya sama Irina dan kalau belum ada jawaban, saya nggak akan push Irina, tapi saya akan tanyakan langsung ke orang rumah, "Ini siapa?" Tapi sekali lagi, saya dan Bianca kan berbeda, tentu reaksi saya dan dia terhadap orang asing berbeda. 
  5. Kalimat metafora/hiperbolis yang justru mengacaukan feel. Di halaman 197, harusnya kan feelnya sedih, cuma gara-gara kalimat, "air mataku seperti air bah yang mengalir tanpa henti," saya malah pengin ketawa.  
Notable Quote : 
"Aku tidak pernah memikirkan perasaan orang-orang yang kubentak karena aku merasa akulah yang benar." ~hal.171

Sampai sini dulu, sebenarnya buku ini mau saya sertakan untuk Posbar anak-anak BBI sebagai baca bareng bertema buku penulis baru atau debut yang memang menjadi tema untuk bulan Oktober. Cuma berhubung buku selanjutnya Orinthia akan segera keluar, mungkin sudah tidak termasuk kategori debut penulis baru yah :P

Jumat, 18 Oktober 2013

BOOK REVIEW : HOLD ME CLOSER, NECROMANCER (NECROMANCER #1)

✭✭✭
Judul Buku : Hold Me Closer, Necromancer
Pengarang : Lish McBride
Penerbit : Atria
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penyunting : Pujia Pernami
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
Jumlah Halaman : 448 Halaman
Segmen : Dewasa-Muda, Remaja
Genre : Fantasy, Urban Fantasy

Masalah bermula dari :

Permainan hoki kentang. Hidup Sam biasa-biasa saja, walau tidak bisa dibilang menyenangkan. Bagaimana mungkin bekerja di restoran siap saji, memanggang daging dan harus melayani pelanggan-pelanggan cerewet yang sering mengeluh bisa menyenangkan? tapi pilihan apa lagi yang Sam punya, terutama setelah ia drop out dari kuliahnya. 

Tapi akibat ulah Sam yang suka bermain hoki kentang sembarangan (yaitu permainan lempar kentang dengan gagang sapu), ia mendapat masalah serius. Karena ulahnya ini telah membuat berang seseorang, dan sialnya lagi orang tersebut bukan orang sembarangan. Perkenalkan Douglas, seorang Necromancer yang sangat populer di dunia paranormal, ahli ilmu hitam yang berkaitan dengan mayat dan dunia kematian. 

Berkat Douglas, Sam tahu kalau dirinya bukanlah manusia biasa, tapi manusia dengan bakat istimewa yang sama dengan Douglas, yaitu Necromancy. Masalahnya Douglas tidak suka saat tahu kalau ada Necromancer lain di wilayahnya, dan Douglas menganggap Sam sebagai ancaman. Gawat, apa yang harus dilakukan oleh Sam, karena tampaknya Douglas sangat serius untuk menyingkirkan setiap ancaman yang dianggap dapat menggangu bisnis paranormalnya dan Sam bukanlah pengecualian. 

My thought :

Saya sedang berada pada titik di mana saya merasa stuck dalam mereview, tapi sudahlah abaikan curhat saya

Sekarang pembahasan buku ini. Salah satu alasan saya membeli buku ini, selain karena rating yang cukup baik di goodreads, juga karena tema paranormal yang ditawarkan di buku ini agak lain daripada yang lain. Bukan vampir, bukan werewolf, bukan penyihir (sebenarnya semua mahluk tersebut juga ada sih di buku ini, hanya pembahasannya tidak banyak) dan jelas bukan Angel. Tapi Necromancer

Apa yang terpikir kalau mendengar kata Necromancer?

Untuk saya pribadi, yang langsung terlintas adalah sihir hitam yang berhubungan dengan kematian,  mayat dan penggunaan mayat hidup atau zombie. Dibanding vampir, werewolf atau pun sihir biasa, kata Necromancer, terkesan seram, gelap dan serius bagi saya. Dan memang dugaan saya soal Necromancer dalam buku ini benar, tapi ternyata pengemasannya tidak seseram dan seserius yang saya kira.

Penulis mengemas cerita dengan penuturan yang penuh humor. Selain itu banyak lelucon khas sitkom yang biasa ada di serial barat yang mengurangi kesan serius dalam buku. 

BTW, ada yang pernah nonton serial TV Reaper? Entah mengapa saya merasa penulis mendapat inspirasi cerita dalam buku ini dari serial TV tersebut (mengapa saya bilang buku ini yang terinspirasi? karena serial TV tersebut tayang pada tahun 2007 dan buku ini terbit pada tahun 2010) begitu pun dengan karakter-karakter utamanya. 

Hal tersebut sukses membuat saya membayangkan, Sam si Necromancer sama dengan Sam dalam serial Reaper. Keduanya sama-sama bernama Sam, sama-sama putus kuliah dan mempunyai pekerjaan yang tidak enak. Selain itu Sam dalam serial Reaper maupun Sam si Necromancer sama-sama punya 2 orang sahabat (1 berdarah latin dan 1 kulit putih). Sam dalam seri Reaper dan Sam di buku ini sama-sama baru tahu kekuatan mereka saat dewasa dan kedua-duanya memiliki orang tua yang suka menyembunyikan rahasia dengan alasan yang sama (yaitu ingin melindungi anak) → banyak miripnya kan?

Selain itu serial TV Reaper dan buku Hold Me Closer, Necromancer sama-sama konyol dan penuh humor. Untuk yang masih bingung dengan serial TV Reaper, saya kasih sedikit gambarannya. 

REAPER TV SERIES

Tokoh Sam dalam Reaper

Sam dan kedua temannya yang konyol dan jenaka. 

Bahkan saya membayangkan Douglas (musuh Sam si Necromancer) dengan wajah tokoh The Devil dalam Reaper (sama-sama bergaya necis) walau tokoh Devil di Reaper itu jauh lebih simpatik. 

Eniwei, saya ngga bilang kalau penulis meniru lho, karena biar bagaimana pun eksekusinya berbeda. Tapi beberapa hal terasa begitu mirip. 

Alasan mengapa saya kasih bukunya bintang 3? Jujur saja, banyak beberapa bagian awal yang agak membosankan dan cara penulis mengeksekusi adegan-adegannya terasa datar (IMO), cerita baru terasa seru saat Sam mulai mencari asal-usul tentang dirinya. Dari 31 bab, ada beberapa yang dari POV Brid (agak membosankan) dan ada beberapa yang dari POV Douglas. Selain itu terjemahan juga kurang luwes dan sering beberapa nama macam Sam, Ramon dan Frank tertukar. Spoiler, highlight to view Selain saya merasa kematian Douglas kurang dramatis dan kurang reaktif, sebagai antagonis kejam yang sudah terlatih, saya merasa dia itu nggak sepintar yang berusaha ditampilkan penulis, walau licik, tapi tindakannya cenderung gegabah. Kalau saya jadi Douglas, saya tidak akan menyatukan Brid dan Sam dalam penjara yang sama. 

Meskipun sebenarnya banyak adegan sadis dan ada kalanya vulgar, namun seperti yang saya tulis di awal, beberapa adegan juga dibuat ala komedi-situasi, menjadikan buku ini tidak serius. Satu hal yang saya suka dari buku ini adalah konsep dunia paranormalnya. Di mana dalam dunia paranormal juga terdapat dewan pengawas. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...