Rabu, 31 Juli 2013

Wishful Wednesday #5

Sudah beberapa minggu ini saya absen dari WW, bukan karena ngga ada buku yang saya mau tapi karena memang sibuk sama urusan lain, misal bikin ripiu, chit-chat di whatsapps, blogwalking, main games #bilangsajacarialesanpadahalmales. 
Wishful Wednesday saya kali ini masih sambungan dari WW saya yang ke-3 yaitu sekuel dari buku-buku yang pernah diterbitkan di Indonesia. Berhubung karena satu dan lain hal, sekuel dari buku-buku tersebut bernasib tidak jelas. Kali ini Wishful Wednesday saya adalah :
Buku 2 dan 3 dari lanjutan serial Demon's Lexicon karangan Sarah Rees Brennan. Sepertinya saya telat banget yah, Saat orang-orang mulai membicarakan bukunya Sarah Rees Brennan yang Unspoken, saya masih berpikir soal lanjutan Demon's Lexicon. Mungkin bisa saja saya mencari ebooknya tapi saya ini tipe yang tradisional kalau menyangkut buku, yaitu tipe yang suka buku yang dicetak. Yah, saya masih berharap suatu hari tetap ada penerbit yang bersedia untuk menerbitkan bukunya ke dalam bahasa Indonesia, mengingat buku ke-2 nya sudah selesai diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Mau ikutan Wishful Wednesday juga, ini caranya :
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Klik MR LINKY

FAITH

✮✮
Judul Buku : Faith
Pengarang : Ca
Penerbit : Grasindo
Jumlah Halaman : 255 Halaman
Segmen : Remaja

Seumur hidup saya (oke, emang terdengar lebay, tapi memang begitulah kenyataannya),tidak pernah saya memenangkan yang namanya buntelan atau giveaway. Tapi bulan Juli ini boleh dibilang bulan keberuntungan saya dalam hal buntelan buku, karena hingga post ini saya tulis, saya berhasil mendapatkan kesempatan untuk memperoleh 3 buntelan buku gratis dari 3 pihak pemberi giveaway yang berbeda. 

Untuk buntelan pertama, saya dapat dari angelnya buntelan BBI yaitu mas Dion Yulianto dari blog Baca Biar Beken untuk buntelannya sendiri kami diperkenankan memilih salah satu dari beberapa buku yang ditawarkan oleh Mbak Yudith dari GPU. Beberapa pilihan bukunya ada yang terjemahan, ada yang lokal. Berhubung buku-buku terjemahannya rata-rata sekuel atau sambungan (sedangkan saya belum baca seri pertamanya) maka saya putuskan untuk memilih buku lokal. Pilihan saya jatuh pada buku Faith, alasan saya memilih buku tersebut selain faktor yang tidak terlalu tebal (mengingat keadaan saya yang so many books, so little time), saya juga penasaran sama tulisan Hangul disamping judul buku, karena sejujurnya saya belum pernah sekali pun membaca genre berbau Korea. Apakah itu K-Lit asli yang ditulis oleh pengarang Korea atau pun fiksi berbau Korea yang ditulis oleh penulis lokal.  Karena itu saya sangat senang saat mengetahui bahwa saya berhasil mendapatkan bukunya. 

Beberapa hari kemudian, buku tersebut tiba di rumah, saya sama sekali tidak mengira kalau buku tersebut adalah fanfiction, sekiranya itulah label yang tercantum di sudut kiri atas buku. Saya tau akhir-akhir ini segala sesuatu yang berbau Korea sedang menjadi trend di Indonesia, mulai dari munculnya boyband dan girlband ala Korea hingga buku fiksi. Secara garis besar saya tau apa itu fanfiction, karena saya juga pernah baca fanfic di internet walaupun bukan yang berbau Korea. Karena sejujurnya secara pribadi saya biasa saja dengan K-Pop ataupun K-Drama. Bahkan boleh dibilang drama Korea terakhir yang saya tonton, sudah sejak 2 tahun yang lalu yaitu Boys Before Flower #gakadayangtanya.  Selanjutnya saya sudah tidak mengikuti lagi perkembangan drama Korea, sedangkan untuk musik atau artis pop, saya hanya sebatas menyukai lagu-lagunya saja kalau memang ada yang nyantel di telinga saya. 

Sekarang mari membahas bukunya. Melihat dari cover, buku ini mempunyai cover yang cantik, warna kuning lemon dengan ilustrasi-ilustrasi yang seolah dilukis cat air. Begitu pun sinopsis belakang buku mempunyai kalimat-kalimat premis yang tampak menjanjikan :
Ini bukan dongeng, tapi realita.Lupakan pangeran tampan berkuda putih, ibu peri, dan kurcaci. Ini cerita romansa beberapa pribadi beserta keunikan masing-masing.
Dari pencarian cinta sejati sampai pembuktian komitmen masa depan. Dari Seoul sampai London. Dari bus kota sampai tembok besar Cina. 
Cerita ini adalah mengenai orang-orang yang menemukan cinta mereka masing-masing. Seseorang yang berusaha mencintai kebodohan pasangannya. Seorang sahabat yang tak bisa melepaskan sahabatnya. Seseorang yang rela menggantikan orang lain. Seseorang yang tak bisa melupakan cinta sejati. Seseorang yang mencoba membahagiakan pasangannya dengan mengorbankan dirinya. 
Ini bukan dongeng, jadi mungkinkah tiap-tiap ceritanya berujung happily ever after?
Maka saya pun mulai membacanya dengan ekspektasi positif. Namun sayangnya, hingga bab 1 selesai, saya tidak bisa klik ataupun masuk dalam cerita buku ini. 

Buku ini mengambil banyak sudut pandang orang pertama. Banyak? yah banyak. Untuk bab 1 saja ada enam orang yang memakai 1st person POV. Sejujurnya menurut saya penuturan 1st person POV untuk banyak karakter itu sangat beresiko, terutama bila kepribadian antara 1 karakter dengan karakter lain itu mirip. Selama ini multiple 1st person POV yang pernah saya baca itu paling banyak 2 orang. Sedangkan buku ini mempunyai 6 sudut pandang orang pertama. Mereka adalah : 
*Note, warna biru untuk laki-laki, warna merah untuk perempuan
  1. Park Sungyeol
  2. Baek Hyunji
  3. Kim Jongwan
  4. Kyung Subin
  5. Oh Haeri
  6. Hoon Sejung
Sejujurnya, saya tak terlalu merasakan perbedaan dari multiple POV tersebut, kecuali mungkin Subin dan Kim Jong yang memiliki kepribadian meledak-ledak. Menurut saya pribadi, apabila ada banyak karakter yang ingin diceritakan, daripada memakai banyak sudut pandang orang pertama, mengapa tidak sudut pandang orang ketiga saja, di mana penulis adalah penguasa. Atau cukup satu karakter utama yang mendapat 1st person POV, sisanya memakai 3rd person POV.

Untuk segi cerita, saya merasa cerita ini tidak dibangun berdasarkan plot cerita yang utuh tapi lebih seperti cerita yang dibangun berdasarkan adengan-adengan dalam drama Korea atau sinetron. Karena itu saya merasa banyak sekali adegan atau setting yang lompat-lompat dari satu adegan ke adegan lain tanpa penjelasan lebih lanjut dari adegan sebelumnya, sehingga membuat saya lebih lama memahami cerita dalam buku. Saya tidak tau apakah hal ini disengaja mengingat genre buku ini adalah fanfiction (yaitu potongan-potongan cerita yang diambil dari adegan film atau drama Korea) atau memang kelolosan editor saat mengedit? Kalau memang hal tersebut adalah gaya penulisan fanfiction, sepertinya saya tidak akan menyentuh genre fanfiction lagi. 

Nah sekarang, kita bahas ceritanya. Buku ini berkisah mengenai 3 pasangan plus 2 pasangan tambahan yang saling mengenal satu-sama lain. 


Pasangan pertama yaitu Baek Hyunji dan Park Sungyeol. Hyunji ini dikisahkan hanyalah gadis biasa saja, tampangnya juga biasa saja, personalitynya cenderung Mary Sue dan sering bikin repot orang lain (anehnya bisa disukai sama 3 orang pria), namun karena dia biasa saja inilah, Sungyeol si pemuda paling populer, kaya, tampan, yah pokoknya sempurna tanpa cela deh dengan pemberitahuan berulang kali dari penulis mengenai kesempurnaan fisik Sunyeol yang tiada tara, yang sukses bikin saya ilang filing, jadi ceritanya Sungyeol ini jatuh hati kepada Hyunji, cinta pun bersambut, Hyunji juga suka sama Sungyeol dan mereka pun resmi pacaran. Trus sudah selesai kah cerita mereka? O belum, untuk menambah bumbu maka dibuat konflik tambahan (yang menurut saya ngga perlu) ala Romeo & Juliet, di mana ternyata keluarga Park dan keluarga Baek ini saling bermusuhan akibat perseteruan turun temurun dari kakek-kakek mereka --> penyelesaian masalahnya pun ngga jauh-jauh dari buktikan dahulu kemampuanmu baru boleh pacaran. 


Pasangan kedua yaitu Kyung Subin dan Kim Jongwan. Subin ini digambarkan jenius matematika yang tergila-gila pada angka, sedangkan Jongwan ini BFF Hyunji which turn into have a feeling more than just friend for Hyunji. Tidak terlalu dijelaskan apa yang membuat Subin suka sama Jongwan, mengingat seharusnya Subin ini jengkel sama Jongwan yang sudah seenaknya merusak TTS kesayangannya, tapi dia malah bantu Jongwan. Trus konfliknya apa? konfliknya Subin suka sama Jongwan tapi masalahnya Jongwan suka sama Hyunji meskipun Hyunji had been taken by Sungyeol. Saking sukanya sama Jongwan, Subin rela jadi pengganti Hyunji agar Jongwan bisa bahagia --> penyelesaian masalahnya sepertinya paling gampang yang ini, karena semua masalah seolah beres dan menguap. Kalau saya jadi Subin sih mungkin no second chance. 


Pasangan ketiga yaitu Sejung dan Zhaoyi. Awalnya konflik mereka karena LDR (Sejung di Korea, sedangkan Zhaoyi di China) namun masalah teratasi saat salah satu pergi meninggalkan negaranya untuk bertemu kekasihnya, selanjutnya cerita bergulir ala Endless Love dan Stairway To Heaven yang kisahnya sudah bisa ditebak dengan salah satu ilustrasi di cover belakang buku. Penyelesaiannya wokeh lah. 


Sedangkan 2 pasangan lain, saya tidak tahu, khususnya Sherry & Ricky, saya benar-benar bingung apa pointnya menambah halaman dengan cerita mereka? Just canon fodder I think. 


EDIT : Saya rasa daripada membuat kisah cerita romance antar pasangan, lebih baik pilih salah satu dari 3 kisah utama, misal yang Sejun dan Zhaoyi, itu kan berpotensi jadi sick lit yang sekarang ini lagi ngetrend macam The Fault in Our Star-nya John Green atau Me Before You-nya Jojo Moyes yang dengar-dengar sukses bikin banyak pembacanya mewek berjemaah. Atau cerita Subin dan Jongwan bisa dibuat jadi cerita yang fokusnya ke pengembangan karakter.  

Nah sekarang masalah teknis, setahu saya editor buku ini ada 2 orang, tapi mengapa masih ada beberapa typo yang kelolosan (saya tidak hitung ada berapa tapi salah satunya di sinopsis belakang buku di mana kata pangeran ditulis pengeran). Bukan hanya typo, tapi juga beberapa kata yang penerapannya salah dan juga tatanan kalimat yang semraut atau kurang lengkap, misal hal 14 : Dia mentertawakan ekspresi gusarku saat aku menyambangi sosok mungilnya sudah ambil tempat di boncengan sepedaku.  --> Bagaimana kalau seperti ini : Dia menertawakan ekspresi gusarku saat aku menyambangi sosok mungilnya yang sudah mengambil tempat di boncengan sepedaku. 


Lalu halaman 165: Aku mengambil remote dan langsung mematikan TV tanpa menekan tombol 'pause', membiarkan cakram DVD terus berputar tanpa menampilkan gambarnya. Keheningan langsung mencekam suasana bersama kegelapan karena sumber cahaya lenyap-maksudnya agar efek bioskop muncul. Jongwan berinisiatif menekan sakelar lampu sehingga cahaya memperjelas wajah marahku. 


Entah mengapa saya harus mengulangi paragraf tersebut berkali-kali untuk menangkap maksudnya karena saya sempat mengira "Bagaimana mungkin sumber cahaya satu-satunya (TV) sudah dimatikan tapi masih ada cahaya lain?" 


Mungkin lebih enak bila seperti ini : Aku langsung mengambil remote dan mematikan TV tanpa turut menekan tombol pause pada DVD player, membiarkan cakram DVD tersebut tetap berputar tanpa menampilkan gambar dari TV. Keheningan dan kegelapan langsung muncul seketika, karena saat menonton film, kami selalu mematikan semua lampu untuk menampilkan efek bioskop. Namun Jongwan tidak membiarkan kegelapan itu berlama-lama menyelimutiku karena dengan seketika ia langung menyalakan sakelar lampu dan cahaya lampu memperjelas amarah pada wajahku. --> ini sih cuma menurut saya saja yah, karena untuk saya pribadi terdengar lebih luwes saat dibacanya.  


Sejujurnya saya ini tipe yang tidak terlalu ambil pusing mengenai genre, karena genre itu cuma label. Begitu pun dengan tema. Karena sekarang ini sudah sulit sekali mencari tema yang original. Bagi saya asalkan suatu buku itu memiliki gaya penulisan yang enak dibaca, memiliki plot yang baik, pengembangan karakter yang baik, maka bagi saya itu saja sudah cukup bagus. 


Sorry for the long review just my personal opinion, thanks to anyone who read it. 

Rabu, 24 Juli 2013

NOBODY'S BOY

✮✮✮✮✮
Judul Buku : Nobody's Boy (Sebatang Kara)
Pengarang : Hector Malot
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tantri Lesmana
Jumlah Halaman : 378 Halaman
Segmen : Anak-anak, Remaja dan Semua Umur


Teman-teman, ijinkan saya untuk bernyanyi sebentar :

Selamat pagi gunungku, selamat pagi pohonku, selamat pagi teman-teman semua. Aku kan pergi jauh demi cita-citaku. Remy mohon doa restu darimu. Jangan bersedih teman-temanku. Hidup ini adalah perjuangan. Marilah kita mulai melangkah menuju cita-cita bahagia. Selamat berpisah semuanya. Aku kan pergi untuk mengembara. Jangan sedih karena kepergianku. Kelak pasti kita akan bertemu. 

Jauh sebelum 3D populer di bioskop, saya sudah menonton satu anime 3D setiap minggu pagi di RCTI dengan kacamata kertas 3D (yah, ketahuan deh kalau saya udah abege tua). Kebetulan bulan Juli ini, BBI ada acara baca bareng buku anak atau buku yang bertema anak-anak. Kali ini saya pilih buku yang sudah lama bertengger di list timbunan saya, yaitu buku klasik, yang karena klasik sering saya tunda bacanya, karena kadang kalimat dalam buku klasik suka berpanjang ria dan berbau puitis (Dracula, Frankenstein) yang kadang bikin memengaruhi mood membaca saya. 

Kalian yang abege tua  pernah menonton serial Petualangan Remi, pasti mengenal lagu yang saya yang saya tulis di paragraf atas.  Lirik lagu tersebut cukup mewakili isi buku ini terutama di kalimat hidup adalah perjuangan. 

Karena Nobody's Boy menceritakan mengenai perjuangan seorang bocah kecil bernama Remi. Sejak umur 8 tahun, Remi sudah dipisahkan dari ibu angkat yang sangat disayanginya dan menyayanginya untuk dijual kepada seorang seniman jalanan. Selama bersama  sang seniman jalanan itulah Remi memelajari berbagai macam hal yang membuat karakternya ditempa dalam menghadapi kerasnya perjuangan untuk bertahan hidup, seperti penolakan, kelaparan, kedinginan dan kehilangan. Namun sepanjang perjalanannya Remi tidak melulu merasa sendirian. Selain sang seniman jalanan, Remi juga bertemu banyak orang-orang baru yang menolongnya dan menjadi teman-teman yang akan selalu menerima kehadiran dirinya, termasuk berbagai macam peristiwa yang membimbingnya untuk bertemu dengan orang tua kandungnya. 

Kesan saya :

Dari segi judul, Nobody's Boy alias sebatang kara, sempat membuat saya mengira buku ini bakal sedih, mengingat dulu versi animenya juga banyak adegan sedihnya (saya tidak menonton full setiap episodenya). Tapi walaupun Remi banyak mengalami hal pahit, banyak juga hal-hal manis yang terjadi padanya, dan beruntungnya Remi walaupun orang-orang tersebut secara garis darah bukan keluarga namun mereka sangat setia dan tulus. Jadi berimbanglah kisah Remi, di mana habis gelap terbitlah terang. Walaupun Remi berpisah dengan banyak orang yang disayanginya namun Remi juga bertemu dengan banyak orang yang akan menyayanginya. So it's not sad at all. 

Terus ini kan klasik, bakal ngebosenin gak sih karena bakal banyak dialog super panjang? Jawabnya tidak.  Tidak ada dialog panjang, kalau pun ada, isi dialognya sangat padat dan menjelaskan banyak hal, bukan sekedar dialog yang dipanjang-panjangkan dengan kalimat penuh ornamen. Malah menurut saya plot Nobody's Boy ini termasuk cepat, dari satu adegan langsung melompat ke adegan lain. Selain itu Remi kan seorang pengembara jadi settingnya juga berubah-ubah sesuai kota di mana Remi berada, ngga melulu di satu tempat, pokoknya petualangan banget deh, karena tiap kota pasti beda. 


Negara Jepang sangat suka mengangkat kisah-kisah dari novel klasik dan mengadaptasinya ke anime. Terutama kalau tokohnya anak-anak, yatim piatu dan miskin. Sebut saja A Little PrincessAnne of Green Gables, Little Women (bukan yatim-piatu tapi miskin), Secret Garden, PollyannaDaddy Long-Legs dan tentu saja Nobody's Boy ini. Karena semua kisah anak-anak tersebut mengajarkan tentang perjuangan hidup, kerja keras, ketekunan, harapan, persahabatan, kebaikan, pantang menyerah dan keyakinan. Semua kata-kata moral yang penting sekali untuk diajarkan dan diingatkan terus kepada anak-anak. 

Sejujurnya saya selalu merasa kesulitan mereview suatu cerita yang saya kasih 5 bintang. Why? Karena sepanjang membacanya saya begitu menikmatinya sehingga tidak merasakan ada celah untuk mengkritik. Saya begitu menikmati bukunya dan masuk ke dalam ceritanya, bagian ending pun cukup memuaskan saya sehingga saat saya menutup buku tersebut, saya merasakan perasaan hangat dan banyak pesan moral dari buku yang saya serap. Definitely the book that I will give to my future children someday.

Notable quote :

"Sikap kejam tidak akan membawa banyak hasil tapi kau bisa mendapatkan banyak hasil, meski tidak sempurna, dengan menunjukkan kelembutan. Karena aku tidak pernah kejam pada binatang-binatangku, mereka bisa menjadi seperti ini. Kalau aku memukuli mereka, mereka akan menjadi mahluk-mahluk yang ketakutan. Rasa takut membuat kecerdasan jadi lumpuh."  ~Signor Vitalis hal. 62

"Hanya dengan belajar menghadapi kesulitan-kesulitan hidup karakter orang akan terbentuk." ~Signor Vitalis hal. 134. 

Eniwei busway, buat para abege tua yang kangen dengerin lagunya, ada di youtube kok (saya berterimakasih pada siapapun orang yang menguploadnya)




POLLYANNA (POLLYANNA #1)

✭✭✭✭
Judul Buku : Pollyanna
Pengarang : Eleanor H. Porter
Penerbit : Orange Books
Penerjemah : Rini Nurul Badariah
Jumlah Halaman : 300 Halaman
Segmen : Anak-anak, Semua Umur

Kehidupan Miss Polly Harrington yang teratur dan tenang seketika berubah saat ia menerima surat yang menyatakan bahwa keponakannya yaitu Pollyanna yang baru berumur 11 tahun akan tinggal bersamanya karena sang ayah baru saja wafat dan Miss Polly Harrington adalah satu-satunya kerabat yang dimiliki oleh gadis kecil tersebut. 

Suka atau tidak, Miss Polly tidak punya pilihan selain menerima dan merawat keponakannya tersebut. Pada awalnya, Miss Polly tidak terlalu suka pada keponakannya karena menganggap Pollyanna tidak memiliki etika dan tanggung jawab seperti yang ia harapkan, namun lambat laun kebaikan hati dan sikap ceria Pollyanna dapat melumerkan sikap kaku dan judes Miss Polly. 

Sikap ceria, baik hati dan suka menolong membuat Pollyanna juga disukai oleh setiap orang yang pernah mengenalnya. Selain itu Pollyanna juga mengajarkan mereka suatu permainan yang disebut permainan sukacita. Apa itu permainan sukacita 

"Memainkannya cukup dengan menemukan sesuatu yang bisa membuat kita senang dalam segala hal, tak peduli apa pun itu" ~hal 44 

"Tentang bersukacita dalam segala kondisi yang bisa membuat kita senang."

My Thought :

  1. Menginspirasi, cerita yang menyangkut tema positif thinking selalu memberi rasa hangat dan harapan saat membacanya, positif thinking disini adalah mengenai "permainan sukacita" yang selalu dimainkan Pollyanna saat keadaan sedang susah. Jujur saat baca ini, AC di kamar tiba2 bocor dan airnya mengenai salah satu buku novel saya yang masih baru, hampir seluruh kertas bagian bawah buku jadi lecek dan bikin buku bergelombang, mau beli lagi tapi sayang boros karena buku itu tidak rusak parah dan masih bisa dibaca cuma sebal rasanya lihat bagian bawah buku keriting akibat terendam air tapi karena baca buku ini, saya jadi berlapang dada dan menganggap buku yang terkena air tersebut istimewa dan lain sendiri daripada yang lain (yang bukunya bagus dan rapih) karena bagian bawahnya keriting
  2. Mengharukan, oke saya akui ini memang masalah selera, tapi dari dulu saya selalu merasa sedih dan bisa menangis sendiri apabila ada cerita yang menyangkut tema keluarga, kemiskinan, persahabatan dan ketabahan dalam menghadapi kesusahaan. Cerita asal mula kenapa bisa sampai ada "permainan sukacita" bikin saya terenyuh. 
  3. Selalu nikmati hidup, Pollyanna yang polos ingin hidup, maksud hidup di sini adalah melakukan hal-hal yang kita sukai. Dan ini mengingatkan saya sendiri, betapa hidup kadang seperti rutinitas belaka dimana kegiatan sehari-hari kita sudah dijadwalkan, bangun-bekerja-tidur dan tidak semua orang bahkan menyukai rutinitas mereka karena sebagian rutinitas itu dijalankan karena tidak ada pilihan lain tapi keterbatasan seharusnya tidak menghalangi kita untuk hidup (baca : melakukan hal yang kita sukai).
Akhir kata, seperti review Mia Queen,  cerita ini memang mengingatkan pada Anne of Green Gables & A Little Princess, yaitu tentang anak perempuan yatim piatu berusia 11 tahun yang ceria dan suka berimajinasi dan hal itu membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam hidup mereka. Mungkin karena inilah, cerita klasik anak tak pernah lekang dimakan zaman.  

Selasa, 23 Juli 2013

THE SECRET GARDEN

✭✭✭½
Judul Buku : The Secret Garden
Penulis : Frances Hodgson Burnett
Penerbit : Qanita
Penerjemah : Rien Chaerani
Jumlah Halaman : 456 Halaman
Segmen : Anak-anak, Orang Tua, Garden Lover

Mary Lennox bukanlah gadis yang menyenangkan. Walaupun sejak kecil, Mary sudah dimanja dengan berbagai jenis mainan bagus dan setiap kemauannya dituruti namun sifat Mary tidak menjadi lebih baik. Mary tumbuh menjadi anak berwatak buruk dan kasar. Ia suka menghina para pelayan pribuminya, sangat egois, bahkan guru privatnya pun tidak tahan berada di dekatnya. Kedua orang tua Mary tidak memedulikannya. Ayahnya selalu bekerja dan ibunya hanya mementingkan urusan pesta dan hura-hura. 

Suatu hari Mary mendapati bungalonya dalam keadaan sepi sebab semua orang meninggalkannya, termasuk pengasuh dan para pelayan pribumi lainnya. Mary sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, ia baru mengetahui bahwa kedua orang tuanya telah meninggal akibat kolera saat seorang perwira Inggris menemukan Mary sendirian saja di bungalonya di India. 

Mary lalu dikirim pulang ke Inggris, ke rumah pamannya di padang kerangas. Rumah tersebut sangat besar seperti kastil. Namun tidak banyak orang yang tinggal di rumah besar tersebut selain para pengurus seperti tukang kebun dan pengurus rumah tangga. Mary mengisi waktunya dengan menjelajah kastil dan berjalan-jalan di sekitar kastil. Lalu Mary bertemu dengan Dickon,  seorang anak yang tidak biasa karena ia mendengar Dickon bisa mengerti tentang binatang dan bisa menumbuhkan tanaman apapun. 

Selain itu Mary juga mendengar kalau di kastil tersebut ada sebuah taman rahasia yang sangat indah, namun sejak istri pamannya meninggal dunia, taman tersebut digembok dan selama bertahun-tahun tidak seorang pun pernah melihat taman itu lagi. Bersama-sama dengan Dickon, Mary berusaha menemukan taman tersebut. Selain taman rahasia tersebut ada lagi keanehan di rumah besar tersebut, yaitu Mary merasa setiap malam mendengar seseorang menangis. 

Kesan saya :

Sebenarnya ada enaknya juga bila suatu buku diadaptasi menjadi film dan kebetulan kita nonton filmnya dulu baru baca bukunya, terutama bila bukunya mempunyai penjelasan yang panjang & detil mengenai uraian-uraian lokasinya, pemandangannya, jadi sekiranya saya sudah dapat gambaran mengenai pendeskripsian panorama yang ada dalam buku ini. 

Secara pribadi saya banyak fast forward deskripsi pemandangan alam yang terasa nge-drag dan bertele-tele. Walaupun suka taman, tapi saya ngga sampai tergila-gila banget sama taman, dan point di buku ini sebenarnya sederhana (keyakinan dan pikiran positif), tapi penjelasan mengenai setting tempat yang rasanya hampir separuh buku membuat saya merasa bosan dan pengen cepat menyelesaikan buku ini segera. 

Walaupun ini buku anak-anak tapi cocok banget dibaca oleh para orang tua, karena mengajarkan :
  1. Anak-anak yang kurang perhatian dan dimanja jadinya akan berperangai buruk. 
  2. Biarkan anak-anak banyak bermain di luar dan menikmati alam, jangan takut kuman dan kotor, justru menghirup udara segar di luar ruangan membuat tubuh sehat dan kuat, sangat bagus untuk pertumbuhan anak-anak (maksudnya anak2 jangan dibiarkan kelamaan main games komputer dan nonton TV).
  3. Yang selalu ada dalam classic lit, adalah selalu berpikir positif bahwa kita pasti bisa (ini yang saya suka dari classic lit), dan pemikiran ini terus bertahan sampai jaman kontemporer sekarang. Saya ingat pernah kerja di bimbel dan ada pertaturan di mana kita tidak boleh membuat anak-anak tidak percaya diri dengan mengatakan kata "tidak" dan kata-kata negatif lainnya, semua ini ada pada bab "SIHIR" dalam buku ini. 

***
Seperti yg saya tulis diatas, saya tau cerita ini dari film, dan filmnya salah satu yang berkesan untuk saya pada saat itu. Saya nonton yang versi Hallmark (1987) di RCTI, filmnya bagus, tapi rada beda sama buku, terutama endingnya. Mungkin karena Hallmark, maka endingnya jadi romantis, dimana Colin  (kebetulan pemeran Colin dewasa bernama Colin juga, yaitu aktor Colin Firth) dan Mary berciuman & menikah di akhir film, saya lupa tapi sepertinya Mary & Colin bukan sepupu di film versi 1987, yang di versi 1993 (Warner Bross) lebih terasa “sihirnya” dan pemeran anak2nya juga cute, dan lebih mengikuti cerita aslinya. Tapi saya suka dengan kedua-duanya. Bagi yang merasa ingin melihat visualisasi cerita di buku, coba saja nonton filmnya di youtube, filmnya lengkap kok di youtube, mungkin yang suka cerita romantis, nonton versi 1987,  untuk yang suka cerita anak-anak ala Harry Potter bisa coba yang versi 1993 (tambah lagi ada Prof. McGonagall di versi 1993 :P )

Versi 1987

Versi 1993

Senin, 22 Juli 2013

A LITTLE PRINCESS

✭✭✭½
Judul : A Little Princess
Pengarang : Frances Hodgson Burnett
Penerbit : Atria
Penerjemah : Teguh Hari
Jumlah Halaman : 339 Halaman
Segmen : Anak-anak

Sara Crewe adalah putri semata wayang dari Kapten Crewe. Mereka berdua tinggal di India. Namun pekerjaan ayahnya tidak memungkinkan Sara untuk selalu bersama-sama dengan ayahnya, selain itu Sara  juga harus bersekolah. Hanya saja kondisi di India tidak baik untuk anak-anak dan ayah Sara ingin memberi Sara pendidikan terbaik juga dengan maksud agar Sara mempunyai teman-teman sebaya untuk bermain dengannya. Maka Sara pergi dari India dan datang ke London untuk bersekolah di tempat Nona Minchin, sebuah sekolah asrama putri pilihan. 

Untuk seorang anak kecil, Sara sangat dewasa dan cerdas. Sikap dan tutur katanya selalu sopan dan bersahaja layaknya seorang putri. Ayah Sara yang kaya sangat menyayangi Sara dan gemar mengirimkan hadiah-hadiah mahal untuk putrinya seperti gaun-gaun yang indah, boneka yang sangat cantik dan juga meminta agar Sara mendapat kamar dan fasilitas terbaik di sekolah. Sara yang cantik, pintar dan bersahaja segera menjadi populer di sekolah, walau ada juga beberapa temannya yang tidak menyukainya karena mereka iri padanya. 

Suatu hari datang kabar buruk, bahwa Kapten Crewe, ayah Sara sakit keras dan meninggal dunia, kekayaannya pun habis. Nasib Sara berubah 180 derajat. Tidak ada lagi fasilitas dan kamar mewah, selain itu itu nona Minchin juga menjadikan Sara seorang pekerja di asrama untuk membayar hutang-hutang ayahnya atas Sara.

Namun Sara ingin menunjukkan meskipun ia telah jatuh miskin dan dihina oleh sebagian besar teman-temannya, sikapnya tidak akan berubah. Ia tetap menjadi Sara yang sopan, bersahaja dan tidak sungkan membantu mereka yang membutuhkan pertolongannya. 

My thought :

A Little Princess adalah salah satu kisah klasik anak-anak yang sangat terkenal. Sebelum baca bukunya saya pernah menonton filmnya yang dibintangi artis cilik tempo doeloe, yaitu Shirley Temple. Selain itu banyak penulis-penulis kontemporer yang mendapatkan inspirasi nya dari novel klasik ini, salah satunya Meg Cabot yang menuangkan karyanya dalam novel Princess Diaries. 

Tapi yang paling menarik saat baca kisah klasik adalah pesan moral atau quote-quotenya. Moral dari cerita ini mengajarkan pada kita tentang pentingnya pengendalian diri dan selalu bersikap baik, sopan, terhormat dan tegar meski dalam kondisi sulit. 

Tokoh dalam cerita ini, Sara Crewe mengingatkan saya dengan Anne dari Green Gables, karena mereka berdua sangat suka berkhayal. Dan memang benar kalau berkhayal itu bisa membantu mengurangi derita kita saat sedang susah, hehehe kadang saya juga begitu. 

Yang saya ngga suka dari cerita ini mungkin tokoh Sara yang digambarkan terlalu "Princess wannabe" tapi bisa dimaklumin sih di era PD 1, seorang putri memang digambarkan sebagai "role model" yang sempurna, mungkin karena saat itu belum banyak tokoh2 rakyat biasa yang jadi panutan karena aktivitas sosial mereka di masyarakat.  

Notable quote :

"Sara bilang, menjadi seorang putri itu tidak ada hubungannya dengan penampilanmu atau apa yang kaumiliki, tetapi apa yang kaupikirkan dan apa yang kaulakukan." ~hal. 75

(intinya bukan apa yang terlihat dari luar tapi apa yang ada di dalam a.k.a inner beauty things)

"Kemalangan menguji kekuatan seseorang. Kemalanganku telah mengujimu dan kau memang terbukti anak yang baik." ~Sara, hal.140

Sabtu, 13 Juli 2013

SCENE ON THREE #1

Ini kedua kalinya saya ikutan meme, yang pertama Wishful Wednesdaynya Kak Astrid. Gara-gara habis mampir ke blognya Mbak Dewi, saya jadi tahu kalau salah seorang BBIers yaitu Bzee sedang mengadakan meme ini. Nama meme ini adalah Scene on Three, yaitu memilih sebuah adegan dari buku yang menjadi favorit kita. Biasanya kan cuma quote yang selalu diingat, nah kali ini Bzee punya ide untuk memorable scene
Inilah Scene on Three pertama saya :
Rue berguling menyamping, tubuhnya bergelung membungkus tombak. Kudorong tubuh anak lelaki itu menjauh dari Rue dan kukeluarkan belatiku untuk membebaskannya dari jaring. Sekali melihat lukanya, aku tahu luka itu jauh dari kemampuanku untuk bisa kuobati. Bahkan mungkin takkan bisa diobati oleh siapa pun juga. Mata tombaknya tertanam di ulu hati Rue. Aku berjongkok di hadapannya, memandang senjata yang menancap di tubuhnya tanpa sanggup berbuat apa-apa. Tidak ada gunanya mengucapkan kata-kata yang menenangkan, dengan mengatakan padanya bahwa dia akan baik-baik saja. Rue tidak bodoh. Tangannya terulur dan aku menggenggamnya seperti berpegangan pada tali penyelamat. Seakan akulah yang sekarat, bukannya Rue.  
“Kau meledakkan makanan mereka?” bisiknya.
“Semuanya sampai habis,” kataku 
 “Kau harus menang,” kata Rue
 “Aku akan menang. Sekarang aku akan menang demi kita berdua,” aku berjanji. Aku mendengar dentuman meriam dan mendongak. Pasti meriam untuk anak lelaki dari Distrik 1.
“Jangan pergi,” Rue mempererat genggamannya pada tanganku.
“Tidak akan. Aku tetap di sini,” kataku. Aku bergerak mendekatinya, menaruh kepalanya di pangkuanku. Dengan lembut aku membelai rambutnya yang tebal dan berwarna gelap.
“Bernyanyilah,” kata Rue, tapi aku nyaris tidak bisa menangkap ucapannya. 
Rasanya rata-rata pasti bisa tebak itu scene dari buku apa. The Hunger Games adalah salah satu buku yang cukup menguras emosi saya saat membacanya. Boleh dibilang pasca Harry Potter dan The Bartimaeus Trilogy, saya belum ketemu lagi buku YA yang bisa bikin saya betah dan rela begadang saat membacanya. Sewaktu awal-awal saya baca The Hunger Games, saya tidak tahu menahu masalah genre, saya beli buku ini karena ratingnya di gutrits tinggi dan untunglah The Hunger Games tidak mengecewakan harapan saya. Karena banyak adegan di buku ini yang membuat saya nyesek. Salah satunya yang ada dalam meme pertama saya ini. 

Karena The Hunger Games pula, genre dystopia jadi terkenal di kalangan para pencinta Young Adult yang tampaknya sudah mulai bosan dengan tren vampir yang sempat heboh gara-gara Twilight

Bagaimana dengan kalian, apa adegan favorit atau memorable yang akan selalu kalian ingat dalam buku?
Yuk ikutan Scene on Three, ini caranya :

  1. Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
  2. Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
  3. Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee
  4. Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
  5. Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).

Jumat, 12 Juli 2013

THE PAINTED VEIL

✭✭✭✭
Judul Buku : The Painted Veil (Stambul Cinta)
Pengarang : William Somerset Maugham
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tanti Lesmana
Jumlah Halaman : 299 Halaman
Segmen: Dewasa

Cantik, ceria, ramah dan populer, begitulah Kitty selama ini dikenal, namun saat usianya 25 tahun, dia panik mengetahui kalau dirinya masih belum menemukan calon suami yang dia inginkan, sedangkan adiknya yang jauh lebih muda darinya akan segera bertunangan dengan seseorang yang mempunyai gelar bangsawan. Jadi saat ada seorang ahli bakteri bernama Walter Fane yang tertarik dan berniat untuk menikahinya, tawaran tersebut langsung diterima Kitty. Setelah menikah mereka berdua pergi ke Hongkong, tempat Walter ditugaskan oleh Koloni Inggris. 

Namun Kitty tidak pernah mencintai Walter, pernikahannya dengan Walter terasa hambar. Ditambah lagi sifat suaminya yang kaku dan tertutup membuat Kitty kesepian. Pada suatu hari Kitty berkenalan dengan Charlie Townsend yang tampan, charming dan ramah.  

Wanita kesepian + pria mata keranjang = nafsu, maka itulah yang terjadi, Kitty dan Charlie menjalin affair sampai suatu hari Walter memergoki mereka berdua. 

Walter yang sakit hati memberikan 2 ultimatum pada Kitty, yaitu ikut dengannya ke Mei Tan Fu, sebuah wilayah di China yang sedang terjangkit wabah kolera hebat atau diceraikan dengan catatan bahwa Charlie juga harus menceraikan istrinya dan setelah itu Kitty dan Charlie harus menikah.  Awalnya Kitty memilih pilihan kedua, karena dia sangat mencintai Charlie, namun ternyata Charlie tidak peduli dan lebih memilih istrinya daripada Kitty. 

Tidak ada pilihan, maka Kitty ikut bersama Walter ke Mei Tan Fu dan menghadapi wabah kolera yang siap membunuhnya. 

Kesan saya :
(Note : review kali ini akan banyak saya bandingkan sama filmnya dan juga banyak gambar-gambar dari adegan film)

Pahit. Begitulah yang saya rasakan selesai membaca novel ini. Saya mengetahui cerita ini dari filmnya terlebih dahulu, dan dari sana saya baru tau kalau cerita tersebut diangkat dari buku. Sejujurnya saya lebih menyukai versi filmnya, karena di versi film selain pahit, namun ada juga kisah manisnya. 
is there anyone to make pre-wed photo like those?

Kalau cerita di filmnya tentang rekonsiliasi atau rujuk kembali, maka di bukunya lebih tentang perubahan karakter protagonis wanitanya, yaitu Kitty. 

Bagaimana Kitty dari wanita yang taunya hanya sekedar  bersenang-senang, berpikiran dangkal, berangan-angan bodoh dan pengkhayal muluk, perlahan-lahan berubah seiring dengan perjalanan hidup yang dilaluinya.


Kalau seorang lelaki tidak mempunyai apa yang dibutuhkan untuk membuat seorang perempuan mencintainya, maka itu adalah kesalahan si lelaki, bukan si perempuan.”

Bagi Kitty, suaminya Walter tidaklah mempunyai gairah dan pesona yang dapat membuat dirinya bergelora, suaminya pendiam, canggung, kikuk,  tidak pandai bergaul dan Kitty pun merasakan kehidupan pernikahannya membosankan. 

Oh well, di sini saya belajar arti gairah sesaat dan cinta. Padahal, dibalik semua karakter luarnya yang kurang menarik (atau julukan kontemporernya adalah kutu buku atau nerdy), Walter mempunyai semua sifat yang saya para kaum hawa  idamkan (ehem) sebagai suami, bagaimana tidak, bila :
  • Sangat memerhatikan kenyamanan istri
  • Istrinya ingin sesuatu atau butuh sesuatu, langsung segera dilaksanakan
  • Memberikan hadiah-hadian kecil 
  • Sangat memanjakan saat sedang sakit
  • Gentleman dan sopan (chivalry mode on)
  • Sentimentil, sensual dan bergelora disaat intim 
Tapi malangnya yang didapat sang suami malah pengkhianatan. Saya terenyuh waktu membaca dialog Walter tentang Kitty :


“Aku tidak punya ilusi apa pun tentang dirimu,” kata Walter. “Aku tahu kau bodoh, dangkal, dan berkepala kosong. Tapi aku mencintaimu. Aku tahu tujuan-tujuan dan cita-citamu vulgar dan norak. Tapi aku mencintaimu. Konyol kalau kupikir-pikir betapa kerasnya aku berusaha merasa terhibur dengan hal-hal yang kausukai, dan betapa inginnya aku menyembunyikan darimu bahwa aku tidaklah bebal, vulgar, suka bergosip, dan tolol. Aku tahu betapa takutnya kau pada kecerdasan, dan aku berusaha sebisa mungkin untuk membuatmu mengira bahwa aku sama tololnya seperti lelaki-lelaki yang kaukenal. Aku tahu kau mau menikah denganku hanya supaya tidak kehilangan muka. Tapi aku sangat mencintaimu, jadi aku tidak peduli. Kebanyakan orang, sejauh yang kulihat, kalau mereka mencintai seseorang dan cinta mereka  tidak berbalas, mereka akan merasa sangat sedih. Mereka menjadi marah dan getir. Aku tidak seperti itu. Aku tidak pernah mengharapkan kau mencintaiku, aku tidak melihat alasan apa pun yang membuatmu bisa mencintaiku, aku tidak pernah menganggap diriku sangat layak dicintai. Aku bersyukur sudah diperbolehkan mencintaimu, dan aku sangat bahagia kalau sesekali kupikir kau merasa senang padaku, atau kalau kulihat dimatamu ada sedikit saja binar-binar rasa sayang. Aku mencoba tidak membuatmu bosan dengan cintaku; aku tahu itu tidak boleh terjadi, dan aku selalu waspada memperhatikan kalau ada tanda-tanda kau mulai tidak sabar dengan kasih sayangku. Apa yang oleh sebagian besar suami dianggap sebagai hak mereka, rela kuterima sebagai sesuatu yang diberikan karena belas kasihan.”  ~Hal 82-83.


Walter yang malang, untuk seseorang yang sangat cerdas, dirinya ternyata bisa jatuh cinta pada seseorang yang salah, tapi penyesalan selalu datang terlambat. 


Source
Saya sempat baca review dari teman-teman lain di goodreads yang bingung sama jalan pikiran Walter. Saya tidak tau bagian mana yang bingung, tapi kalau bingung, mengapa Walter yang pintar bisa sampai jatuh cinta pada Kitty yang dangkal dan hanya melihat permukaan luar, jawabannya mungkin ada pada sepenggal bait dalam lagu Agnes Monica yang berbunyi,  ♪cinta ini kadang-kadang tak ada logika, ilusi sebuah hasrat dalam hati, dan hanya ingin dapat memiliki dirimu hanya untuk sesaatdan bait lagu tersebut juga berlaku untuk penyebab perselingkuhan Kitty dan Charlie.  

Tapi kalau maksud jalan pikiran Walter untuk mengajak istrinya ke daerah epidemik wabah Kolera, saya kira untuk untuk membalas dendam  atas perbuatan istrinya, tapi akhirnya justru kalah dan seperti yang Kitty bilang, suaminya meninggal karena patah hati, kolera hanyalah alat untuk itu. Kalau dari analisis personality sotoy saya, nih orang tipe Cancerian banget, moody, super sensitif, terlihat tertutup dan kaku di luar tapi lembut dan penyayang di dalam.  Biasanya saat Cancerian terluka, mereka akan masuk ke cangkang kepiting mereka dan membangun dinding beton karena mereka takut terluka lagi. 

Sama seperti kebanyakan literatur klasik, banyak quote-quote yang notable dan memorable, misal :
"Ada apakah dengan hati manusia, sehingga kau memandang rendah orang yang mencintaimu" ~hal 154
"Anakku, orang tidak bisa menemukan kedamaian dalam pekerjaan atau bersenang-senang, di dunia maupun di dalam biara. Kedamaian hanya bisa ditemukan di dalam jiwa." ~hal 170
"Ketenangan itu baru akan kau peroleh kalau kau sudah berhenti menghasratinya." ~ hal 216
Saya sarankan selain baca bukunya, tonton juga filmnya, mengingat bukunya hanya terasa bitter, untuk saya pribadi, saya lebih suka bitter sweet ending seperti filmnya (tambah lagi akting dan chemistry Edward Norton dan Naomi Watts juga bagus). Mungkin karena itulah bukunya, baik yang original maupun terjemahan dicetak ulang dengan cover filmnya.  


Senin, 08 Juli 2013

WHAT TO KEEP OR WHAT NOT TO KEEP

Sepertinya bulan Juli ini saya lagi rajin update blog (mudah-mudahan diikuti juga dengan pengurangan timbunan buku alias banyak baca). Saya menulis ini karena sedang memikirkan di mana tempat untuk menaruh timbunan buku-buku yang baru saya beli. Kebetulan BBIers di grup bajay jabodetabek suka  ngobrol ngalor ngidul, dan salah satunya Mbak Selviana Rahayu yang membahas bahwa walau suka beli buku, tapi bukan tipe pengoleksi buku, dan tiba-tiba saya jadi ingin membuat posting mengenai pembaca buku atau kolektor buku. Nah biasa sehabis dibaca buku-buku kan disimpan, nah pertanyaannya apakah semua buku yang kita beli akan disimpan selama-lamanya?

Mungkin kalau rumah besar dan punya rak buku yang memadai, dan kitanya juga berniat jadi kolektor buku maka buku-buku tersebut bisa kita simpan selama kita mau. Tapi bagaimana kalau ngga ada itu semua? ngga ada tempat buat menyimpan semua buku-buku kita. Karena bacaan jelas bertambah tapi tempat atau rak buku tetap segitu-gitu saja alias tidak bertambah luas, kecuali kalau kita merenovasi atau membeli rumah yang lebih besar, tapi ini persoalan lain dan lebih ke rencana jangka panjang yang melibatkan banyak orang, misal keluarga. 

Dulu saya termasuk posesif sama benda-benda milik saya, termasuk buku, dan saya sangat menjaga buku-buku saya (boleh ditanyakan sama yang pernah menang GA saya *kaya ada yang peduli aja*). Karena itu saya tidak suka kalau sampai melihat buku-buku saya lecek, kotor apalagi sampai hilang. Hingga suatu hari saya melihat tumpukan buku-buku saya (belum termasuk timbunan) dalam lemari dan sadar bahwa sudah tidak ada ruang lagi untuk buku-buku baru. Pada detik itu saya berpikir, di mana saya akan menyimpan buku-buku saya, sedangkan orang rumah sudah menjerit-jerit untuk tidak membeli buku-buku baru lagi sebelum buku-buku timbunan saya dibaca. 

Biasanya alasan saya tidak membaca buku timbunan karena belum ada waktu (iya klise, saya tau), namun saat melihat lemari buku yang penuh, saya sadar bahwa saya harus mencari tempat lain untuk menaruh buku-buku saya yang baru (sialnya, gudang juga full). Sambil berpikir, saya bermain internet dulu (seperti biasa untuk pengalih perhatian) dan blogwalking. Saat itu saya melihat di blog-blog itu ada suka ada giveaway buku-buku, dan dari situ saya berpikir, sepertinya seru juga, selain bisa mempromosikan blog, bisa buat kuis dan survey juga. Dan tiba-tiba saya sadar kalau banyak buku saya dalam lemari yang tidak bakal saya baca ulang. Seandainya buku-buku tersebut bisa hidup, mereka pun tidak akan senang bila hanya disimpan dalam lemari buku tanpa pernah lagi ada niatan dari pemiliknya untuk membaca mereka kembali, mereka (buku-buku itu) pasti lebih suka dibaca banyak orang. Dari sinilah terjadi peralihan, saya dari tidak rela menjadi kerelaan dan saat itulah saya memutuskan untuk mencoba mengadakan giveaaway pertama saya. 

Hanya saja untuk giveaway, pasti ada beban di ongkos kirim, karena itu saya juga tidak bisa sering-sering mengadakan giveaway. Akhirnya saya putuskan untuk membereskan buku-buku yang tidak akan saya baca lagi dan membaginya menjadi 3 kelompok. Yaitu buku-buku untuk giveaway perorangan, buku-buku untuk donasi dan buku-buku untuk dijual. Buku-buku untuk donasi saya khususkan pada buku-buku teenlit dan buku anak-anak, jadi buku-buku yang bisa dibaca semua orang, donasi maksud saya menyumbangkan kepada perpustakaan ataupun mereka yang punya program memberikan bacaan untuk anak-anak atau masyarakat, jadi maksud saya di sini, saya ingin buku-buku yang saya sumbang bisa dibaca oleh banyak orang, jadi tidak untuk perorangan. Sedangkan buku-buku untuk dijual adalah kebanyakan buku-buku dari timbunan yang rasanya saya tidak akan saya baca (terus buat apa dulu dibeli? yah katakan saja kalap pas ada diskonan atau lapar mata atau saya belum tau selera apa yang saya suka) jadi buku-bukunya masih disegel/laminating atau buku-buku lama yang serinya lengkap dan banyak dicari orang. Sedangkan untuk giveaway perorangan via blog, ini saya tentukan suka-suka saya :D

Tapi tentu saja, ada beberapa buku yang tetap akan menjadi favorit dan saya jaga dalam rak buku saya karena saya akan reread mereka :D

Sabtu, 06 Juli 2013

PETA YANG HILANG (ULYSSES MOORE #2

✭✭✭
Judul Buku : La Bottega delle Mappe Dimenticate (Peta Yang Hilang)
Pengarang : Pierdomenico Baccalario
Penerbit : Erlangga For Kids
Jumlah Halaman : 261 Halaman
Segmen : Anak-anak, Pra-remaja, Remaja

Setelah menemukan pintu waktu, petualangan Jason, Julia dan Rick kembali berlanjut. Ternyata pintu waktu itu membawa mereka bertiga ke dunia lain, yaitu dunia mesir kuno yang hanya ada berabad-abad yang lalu. Setelah terjadi kekacauan akibat ada salah satu bangunan yang runtuh, kelompok mereka terpisah di mana Julia kembali ke dunia-nya di Argo Manor, sementara Rick dan Jason tetap tinggal di dunia Mesir kuno. 

Untuk bisa kembali ke Argo manor, Jason & Rick harus mendapatkan peta Argo manor dan untuk itu mereka harus memecahkan sejumlah teka-teki yang semuanya terdapat dalam dunia Mesir kuno. Dalam petualangan kali ini, Jason dan Rick dibantu oleh seorang gadis Mesir bernama Maruk. Sedangkan dari Argo Manor, Julia berusaha mencari cara dan petunjuk untuk dapat bertemu kembali dengan saudara dan sahabatnya lagi. 

Tapi masalah mereka bukan hanya sekedar menemukan petunjuk untuk mencari peta yang hilang. Seorang wanita yaitu Oblivia Newton juga menginginkan peta tersebut. Jason, Rick dan Maruk harus cepat-cepat menemukan petunjuk dan memecahkan semua teka-teki sebelum Oblivia mendahului mereka. Dan berhasilkah Jason dan Rick pulang kembali ke rumah mereka?

Kesan saya :

Secara keseluruhan buku kedua lebih seru dari buku pertama, di sini Jason, Rick dan seorang gadis mesir harus memecahkan teka-teki dengan petunjuk-petunjuk yang banyak menggunakan mitologi Mesir kuno, hitung-hitung sebagai pembaca saya juga ikut belajar kebudayaan dan sejarah Mesir kuno yang terkenal dengan kemajuan ilmu pengetahuannya di abad lampau. 

Saya baru sadar pola karakter di buku sedikit mirip Harry Potter yaitu 3 anak-anak dengan 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Bahkan salah satu anak laki-lakinya juga berambut merah. 

PINTU WAKTU (ULYSSES MOORE #1)

✭✭✭
Judul: La Porta Del Tempo (Pintu Waktu)
Pengarang : Pierdomenico Baccalario
Penerbit : Erlangga For Kids
Jumlah Halaman : 222 Halaman
Segmen : Anak-anak, Pra-remaja, Remaja

Keluarga Covenant baru saja pindah ke kota kecil bernama Kilmore Cove dan membeli sebuah rumah bernama Argo Manor. Rumah itu unik dan elegan, terpisah dari bangunan2 lain di kota Kilmore Cove, berada di atas tebing yang tinggi dan bawahnya adalah lautan. Rumah itu dulu didiami oleh seorang tua yang tak pernah keluar rumah hampir sepanjang hidupnya, nama orang itu adalah Ulysses Moore. Keluarga Covenant memiliki sepasang anak kembar yaitu Jason dan Julia, Jason yang suka berkhayal dan berpetualang sangat tertarik dengan Argo Manor, menurutnya rumah itu menyembunyikan misteri dan kejutan yang tidak bisa dibayangkan.

Argo Manor sebuah mansion besar yang memiliki banyak ruangan-ruangan indah di dalamnya, ada rumah kaca, menara dan sepertinya setiap ruangan memiliki misterinya sendiri. Saat Jason, Julia dan tetangga mereka Rick memutuskan untuk menjelajah Argo Manor, mereka menemukan sebuah pintu misteruis yang berada di belakang lemari, seolah-olah lemari itu memang sengaja diletakkan disitu untuk menyembunyikan pintu tersebut. Pintu tersebut unik karena memiliki empat lubang kunci dan sekarang Jason dkk harus mencari akal untuk membuka kunci di pintu tersebut jika ingin mengetahui misteri apa yang berada dibalik pintu.

Kesan saya :
Setelah kebanyakan ditunda akhirnya bisa juga saya menyelesaikan buku ini. Bukunya sendiri termasuk tipis, yang bikin berat cuma sampul hardcover-nya doang. Untuk ukuran buku anak, novel ini termasuk bagus, tapi untuk ukuran universal, menurut saya agak sedikit membosankan.  Terlalu banyak petunjuk, mungkin kalau untuk games komputer akan menarik tapi kalau untuk novel jadi terasa slow

Alur cerita sendiri tidak lambat namun juga tidak cepat. Tidak ada plot yang mengejutkan. Buku ini fokus pada tema petualangan dan pemecahan teka-teki. Untuk pemecahan misteri cukup menarik, sebagai pembaca kita akan ikut dalam menerka-nerka setiap teka-teki dalam setiap bab-nya. Sayangnya ceritanya termasuk pendek. 

Notable quote :
Seorang pahlawan tidak memilih jalan hidupnya. Ia hanya menjalaninya sampai titik akhir.
 Cover : A+ (salah satu kekuatan buku ini adalah desain cover yang cantik, hardcover pula)

THE TIGER RISING

✮✮✮
Judul Buku : The Tiger Rising (Sang Harimau)
Pengarang : Kate DiCamillo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 146 Halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Segmen : Anak-anak

Jadi ceritanya :

Rob Horton, anak berusia 12 tahun yang selalu merasa kesepian semenjak sang ibu meninggal dunia akibat sakit keras. Ayahnya pun selalu bersikap dingin dan mendidiknya dengan keras. Keadaaan tersebut diperparah dengan perlakuan bullying yang diterima Rob di sekolah, teman-temannya selalu memukulinya dan orang-orang dewasa juga tidak menyukai Rob.  Dan Rob hanya diam saja tanpa membela diri. 

Karena itu Rob sangat senang saat gurunya memintanya untuk tidak bersekolah dahulu untuk sementara akibat luka di kaki Rob yang tak kunjung sembuh. Namun selain tidak bersekolah, ada hal lain yang membuat Rob bersemangat, yaitu seekor harimau yang ditemuinya di dalam hutan. Harimau tersebut berada dalam kandang dan bagi Rob,  harimau tersebut adalah mahluk tercantik yang pernah ia lihat. 

Bagi Rob, si harimau yang terkurung dalam kandang tersebut sama seperti kesedihannya yang selama ini disimpannya rapat-rapat dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

Kesan saya :

Moral yang saya tangkap dari cerita ini adalah :
  1. Jangan simpan emosi terlalu lama karena akan berpengaruh pada tubuh dan kesehatan
  2. Mengekspresikan perasaan lebih baik daripada terus dipendam
  3. Kau tidak bisa memulai hidup baru bila kau belum bisa move on
Bukunya tipis, hanya 146 halaman dan tulisannya pun besar dengan spasi yang renggang. Saya rasa cukup baca 1,5 - 2 jam akan selesai. Saya tidak bisa bilang saya suka dengan buku ini. Karena walaupun buku anak-anak dengan penuturan cerita yang sederhana dan kisah yang ringan namun buku ini terasa kelam, yaitu tentang kegetiran hidup anak-anak akibat ditinggal orang tua dan percerian orang tua. 

Untuk karakter sendiri, tidak banyak yang menyenangkan. Rob terlihat lemah dikarenakan cenderung pasif dan pengalah karena ia tidak pernah melawan balik saat dibully. Sistine berkepribadian meledak-ledak, judes dan pemaksa walau kepribadiannya lebih menarik tapi tidak menyenangkan. Tokoh-tokoh lain pun sama yaitu cenderung bersikap pesimis dan sinis akibat kegetiran hidup yang mereka rasakan. 

Yah,  karena itulah saya kurang suka buku ini, terlalu banyak perasaan kelam, getir dan frustasi dari para tokohnya dan selesai baca saya tidak mau berlama-lama membawa efek perasaan negatif akibat kegetiran hidup, sudah cukup banyak kegetiran hidup dalam dunia nyata. We need hope. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...